Bagian 22

362 21 1
                                    

Author P.o.V

Keadaan rumah sudah kembali normal. Wingky sudah pulang begitu juga dengan Yudi dan Asri. Mereka telah kembali dari Bali kemarin malam dengan membawa kabar bahagia. Yudi mengalami peningkatan jabatan berkat keberhasilannya melakukan sebuah proyek besar di perusahaannya. Hal ini tentunya mengundang kebahagiaan semuanya. Ditambah lagi dengan kabar dari Wingky bahwa pekerjaannya pun telah selesai dengan hasil yang memuaskan. Pagi ini mereka kembali berkumpul di meja makan. Yudi duduk di bagian tengah seperti biasa. Mereka sedang menikmati hidangan bi Imah yang juga telah sembuh. Pagi ini semuanya terlihat senang. Apalai dengan Arno yang sudah kembali mendapatkan cintanya.

Semalam ia mendapat kejutan dari Wingky. Wingky banyak membawakan oleh-oleh untuknya. Semalam juga mereka menghabisan waktu bersama di kamar. Bercanda dan saling melepas rindu satu sama lain.

"Gimana kalau kita buat syukuran yah?" Cetus Asri pada suaminya.

"Nah bisa juga tuh mah, sebagai keberhasilan Wingky dan kenaikan jabatan ayah. Gimana Ky? Kamu setuju gak?"

"Boleh A, saya setuju. Kebetulan saya ada rezeki jadi bisa kita adakan syukurannya."

"Sekalian juga Arno, telopon kakakmu dan suruh mereka berdua kesini." Asri berujar pada Arno.

Arno merasa kegirangan, ia sudah lama tidak bertemu dengan ibu dan kakaknya.

"Iya tante, nanti Arno coba telfon teh Lia. Siapa tau teh Lia bisa tingal disini untuk beberapa hari sama ibu."

"Nah udah kalau gitu, Ghif nanti sore anter mama ke tempat ketering ya? Mama mau pesen ketering, supaya gak capek."

"Bagian akomodasi aja larinya ke Ghifari."

"Ya elah Ghif, anak cowok loh kamu itu. Harus kerja lah." Ledek Wingky.

"Iya om iyaa..."

Semua orang tertawa gembira.

Perbincangan pagi itu ternyata benar-benar terlaksana. Satu minggu setelah perbincangan di meja makan itu acara di gelar. Ibu dan kakak Arno datang dua hari sebelum acara dimulai. Pertemuan mereka begitu haru mengingat Arno belum pulang dan menemui ibu dan kakaknya. Ibunya membawa banyak sekali makanan dan lainnya. Terutama makanan pesanan kesukaan Arno. Itu adalah kali pertama Wingky bertemu dengan ibunya Arno juga. Ibu Arno menyambut baik Wingky. Ghifari tak mau kalah, ia juga memperkenalkan dirinya pada ibu Arno yang disambut dengan amat sangat baik.

Acara digelar secara sederhana namun penuh makna. Ibu-ibu sekitar komplek berdatangan untuk menghadiri acara syukuran. Ghifari juga tak lupa mengundang anak-anak yatim untuk ikut andil dalam acara ini. Hari itu menjadi hari tersibuk di rumahnya. Namun mereka senang dengan acara ini yang terlaksana secara meriah.

Arno P.o.V

Aku menghela nafas ketika semua tamu undangan telah pulang satu persatu. Tubuhku terkulai lemas di sofa. Ghifari menghampiriku sambil melemparkan air mineral dalam kemasan gelas dan kutangkap lalu kuhabiskan dengan sekejap. Acara syukurannya sudah selesai. Tamu-tamu sudah pulang satu persatu. Hanya tinggal teman-teman bang Wingky dan Om Yudi saja yang masih ada di rumah. Bercengkrama membicarakan hal yang tak kumengerti di taman belakang rumah.

Teh Lia berjalan menghampiriku dan duduk di hadapan aku dengan Ghifari. Ia menyantap sebuah jeruk yang di ambil dari lemari pendingain. Aku sungguh merindukan kakaku ini. Aku pindah tempat duduk dan memeluk kakaku.

"Aiihh.. manja banget si lo No." Ledek Ghifari kepadaku sambil tertawa.

"Arno emang kaya gini Ghif kalau di rumah. Bayi gede." Teh Lia menjitak kepalaku dan aku meringis, berpura-pura kesakitan.

Bunga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang