Halo!
Galih hadir lagi di hari seninnya kalian nih. Tadinya mau galih posting hari minggu kemarin. Tapi karena Galih banyak kesibukan jadinya lupa hehehe..
Oh iya, kayanya untuk kedepannya postingan Galih akan dijadwalkan. Enaknya diposting seminggu sekali atau dua kali? terus hari apa? komentar di bawah ya nanti.
Happy reading!
.
.
One month later
Ok begini, apa yang akan kalian lakukan apabila semua hal yang kalian lakukan dipantau selama dua puluh empat jam? I mean like everywhere you go, someone will be watching what are you doing? Akankah kalian merasa risih atau malah biasa saja dan merasa senang sepertiku?
Ya, sudah satu bulan ini aku selalu diawasi oleh dua pria yang kuanggap sudah seperti kakakku sendiri. Setiap menitnya ponselku berbunyi, dan kedua nama yang sama selalu muncul di bar pemberitahuan ponselku.
Semenjak kejadian satu bulan yang lalu, Ghifari dan Bang Wingky menjadi penjagaku. Kemanapun aku pergi mereka pasti akan tahu. Bahkan ketika aku pernah memutuskan bermain bersama teman-teman sekelasku tanpa meminta izin, mereka tahu. Apalagi Bang Wingky, dia sangat khawatir. Kecemasannya selalu meningkat dua kali lipat apabila ada kaitannya denganku.
Tapi aku merasa senang. Seperti ada sebuah tumpuan. Mereka telah membuatku merasa bahwa kehidupan dan keselamatanku ternyata berarti. Ketika teman-temanku selalu protes dengan apa yang mereka lakukan, aku malah membantah mereka. Kukatakan bahwa aku menikmatinya dan takkan pernah ku biarkan siapapun menghentikannya.
Oh iya, aku jadi teringat. Kejadian buruk yang menimpaku bulan kemarin juga membuat perubahan pada Agam. Yang pertama, sekarang dia jomblo dan pacarnya Vino selalu menjauh dariku. Mungkin dia takut dengan Ghifari atau mungkin juga Agam marah besar dan mengancamnya tentang suatu hal. Yang kedua, ia menjadi agak canggung denganku. Beberapa kali kami berpapasan di kampus, dan tak seperti saat pertama kali kami bertemu. Ia hanya memberikan senyum, kadang melambaikan tangan, atau pernah ia hanya melihatku sekilas dan segera pergi. Ada sedikit rasa kekecewaan atas sikapnya yang berubah seperti itu. Tapi ketika mengingat kejadian itu lagi, aku menjadi tak perduli.
Ponselku kembali berdering. Nama Bang Wingky tertera di sana. Kuangkat dengan senang. Ia menyapaku seperti biasa. Dengan suara beratnya dan bisa kubayangkan ia sedang tersenyum. Menampilkan lesung pipinya.
"Abang dimana?"
"Ini di belakang kamu."
Aku berputar dengan ponsel yang masih menempel di telinga. Ia lambaikan tangan. Bajunya terlihat sangat berantakan. Ia pasti sudah kelelahan dengan pekerjaannya di kantor hari ini. Aku menghampiri dengan langkah yang sengaja ku lamakan, aku ignin bercanda dengannya dan dia terpancing untuk berlari menghampiriku. Seperti biasa ia mengacak rambutku lalu merangkul.
"Kamu tuh ya, suka banget bikin abang gemes. Mulai nakal kamu."
"Hahaha.. ko dibilang nakal sih. Arno kan lemes abis kuliah. Jadi jalannya pelan-pelan."
"Ah kamu alay, abang aja yang kerja dan urusin berkas lima tumpukan masih kuat lari."
"Ya itukan abang, yang sering gym dan lari pagi. Arno kan enggak."
"Ya makanya ikut gym. Ayo abang jadi personal trainer kamu deh?"
Kebiasaan, dia memang sering menyuruhku untuk pergi ke pusat kebugaran dengannya. Katanya sih supaya aku terlihat lebih kuat. Namun jawabanku akan selalu sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Cinta
Romance"Cintaku tidak musnah oleh waktu hingga maut menjemputku" Arno, seorang pria dengan penuh keluguan. Harus berpisah dengan keluarganya demi mengenyam pendidikan di kota parahiangan. Kehidupannya yang semula biasa saja, berubah menjadi penuh konflik...