Bagian 6

603 40 21
                                        

Seperti biasa aku bangun pagi-pagi. Mandi dan juga bersiap-siap menuju kampus. Jadwal kuliah pertamaku hari ini dimulai pukul tujuh. Aku sudah tak sabar ingin segera masuk kedalam kelas dan bertemu dengan dosen beserta teman-teman sekelasku.

Ku kenakan baju yang paling bagus untuk kupakai hari ini. Setelah selesai dandan aku duduk di tepian kasur. Mengambil ponselku yang baru kubeli kemarin. Aku mengirimkan sebuah pesan pada mba Lia. Memintanya untuk bilang pada ibu bahwa hari ini adalah hari pertamaku kuliah. Aku ingin hari ini lancar dan tak ada kendala apapun.

Tak berapa lama aku mendapat balasan dari mba lia. Ia mengucapkan syukur dan ibu bilang kepadaku lewat pesan itu untuk berhati-hati. Aku membalasnya segera, menceritakan semuanya.

Ketika sudah siap semuanya, aku turun ke bawah sambil menjinjing tas punggung. Di lantai dasar sudah ada om Yudi yang sedang meminum kopi sambil membaca koran. Tante Asri masih berada di dalam dapur bersama Bi Imah. Aku duduk di sisi kiri om Yudi. Ketika ia menyadari aku berada di dekatnya, Om Yudi menurunkan korannya dan tersenyum kepadaku. Menyapaku lalu berbicara mengenai ponsel baru yang ia belikan kemarin. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih kepadanya. Selanjutnya om Yudi memberikan wejangan kepadaku, Bagaimana aku harus bersikap di kampus, ia jadi seperti ayahku sendiri. Om Yudi juga sedikit menceritakan kisah tentang dirinya dan ayah ketika muda dulu. Mereka berdua ternyata dulu adalah teman semasa kecil hingga remaja. Mereka terpisah ketika Om Yudi dan keluarganya memutuskan untuk tinggal di bandung.

Aku senang mendengar ceritaya, rasanya seperti membawa ayah hidup kembali. Tak berapa lama dari itu, tante Asri datang dengan menu sarapannya. Ia duduk di hadapanku. Tante Asri menyuruh bi Imah untuk memanggil Ghifari agar segera bergabung bersama kami. Setelah dipanggil oleh bi Imah, Ghifari turun dari kamarnya menuju meja makan. Masih mengenakan kaus tanpa lengan dan celana pendek. Rambutnya basah, sepertinya ia baru saja selesai mandi.

"Kamu kuliah pagi hari ini?" tanya tante Asri.

"Iya tante, hari ini kuliah sampai jam sepuluh"

"Kamu Ghif?"

"Jadwal kuliah Ghifari semester ini cuma sampe kamis. Jadi hari jumat libur Bun" Jawab Ghifari sambil mengambil roti gandum.

"Terus hari ini kamu mau kemana?"

"Nanti siang, jam satu Ghifari mau pergi camping sama temen-temen ya Bun. Harusnya camping ini tuh kemaren. Cuma kan Ghifari ada acara ospek, jadi ya acaranya dipindahin ke hari jumat ini. Boleh ya bun"

"Nah, kamu bisa ajak Arno tuh. Arno juga kuliah hari ini jam sepuluh kan. Soalnya ayah sama bunda mau pergi ke luar kota nanti malem. Baru pulang hari minggu."

Aku tersedak ketika mendengar itu, segera ku ambil minum untuk melegakan tenggorokanku.

"Aduh tante, Arno malu kalau harus ikut sama kak Ghifari. Arno di rumah aja"

"Tuh, Bunda denger sendiri kan kalau dia gak mau. Udah ah bun jangan dipaksa. Lagian ini juga acaranya acara Ghifari sama temen-temen kuliah Ghifari. Nanti dia malah gak ada kerjaan lagi disana."

"Ya gak apa-apa lah, Arno kan anaknya baik. Pasti bisa temenan sama temen-temen kamu juga. Ya? Soalnya kasian kalau nak Arno sendirian di rumah."

Tante Arni terus saja mendesak. Aku tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Begitu juga dengan Ghifari. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut dan keputusanku ini adalah keputusan yang tidak diinginkan Ghifari sama sekali. Entahlah akan seperti apa jadinya nanti, yang pasti aku harus siap-siap dengan semua yang akan terjadi.

Singkat cerita, aku telah kembali ke rumah. Kuliahku hari ini hanya membahas mengenai silabus perkuliahan saja. Seperti materi yang akan disampaikan selama satu semester dan juga peraturan yang harus dipatuhi di kelas. Ketika aku tiba di rumah, keadaan sedang sepi. Tante Asri sedang pergi keluar untuk mempersiapkan kepergiannya nant sore ke Surabaya. Di rumah hanya ada aku, Bi Imah, dan Ghifari yang diam saja di kamar.

Bunga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang