Bagian 9

467 32 5
                                    

Author P.O.V

Ghifari dipeluknya erat. Arno menangis sesenggukan sambil berkali-kali mengucapkan terima kasih. Ghifari berusaha menenangkannya, ia mengusap rambutnya. Membalas dekapannya dengan erat sambil terus berkata 'Gue ada disini. Jangan takut lagi'.

Setelah Arno merasa tenang, Ghifari mengajaknya duduk. Ghifari mengambil dua helai daun untuk dijadikan alas duduk untuknya dan juga Arno. Dengan masih sesenggukan, ia menceritakan semuanya.

Saat melakukan penjelajahan tadi, ia terpisah bersama yang lainnya karena melihat seekor anak rusa yang berkeliaran. Tertarik dengan anak rusa itu, Arno mengikutinya dan tanpa sadar ia telah terpisah dengan yang lainnya. Ketika hendak kembali dan bergabung, ia malah tersesat. Ia malah masuk ke dalam hutan yang semakin dalam. Satu-satunya yang ia ingat adalah bahwa perkemahannya tu dekat dengan sungai. Dengan segera ia mencari sungai, tapi sungai yang ia temukan ternyata sungai yang jauh dari perkemahannya.

"Kak Ghifari ko bisa sampe kesini?"

"Gak tau, tadi gue sebenernya mau jalan-jalan aja si. Terus persediaan air gue abis dan ya gue nyari sungai buat ambil air. Gak taunya malah ketemu sama lo disini. Lagian si lo jadi anak so tau banget. Baru pertama kali juga kesini, udah berani pergi sendirian." jelas Ghifari, ia berbohong.

"Ah, tapi aku bersyukur sama semua ini. Ternyata tuhan masih mau nyelametin Arno"

"Ya udah. Karena sekarang udah menjelang malem dan sebentar lagi gelap, gimana kalau lo nyari kayu bakar atau ranting-ranting kering supaya ada sumber cahaya. Nanti kita buat api unggun kecil. Selagi lo cari ranting sama kayu bakar kering, gue mau bangun tenda alam. Buat tidur kita malem ini"

"Emang kita gak akan balik ke tenda sekarang?"

"Udah mau gelap no, gue gak mau ambil resiko dimakan binatang buas. Mending kita tidur dulu aja disini. Lo cari kayunya sekarang, tapi jangan jauh-jauh ya. Nanti ilang lagi"

"Iya kak"

Setelah Arno bangkit dari duduknya dan mencari ranting beserta kayu kering untuk dijadikan api unggun, Ghifari malah tersenyum. Di dalam hatinya juga ia merasa senang karena bisa menemukan Arno dengan cepat tanpa harus melakukan penjelajahan berhari-hari. Ia juga mulai bangkit dari duduknya dan bersiap-siap membangun tenda hutan yang terbuat dari kayu sebagai tihang dan juga dedaunan kering sebagai atapnya.

Untung saja tadi sebelum pergi mencari Arno, ia membawa ransel dengan peralatan yang lengkap. Semuanya ada, bahkan sampai makanan kaleng pun ia bawa untuk makan malamnya nanti. Untuk itu, tak butuh waktu lama baginya membuat tempat peristirahatan. Ghifari memang memiliki kemampuan bertahan hidup di hutan seperti ini karena sejak SMA dia sering pergi berkemah atau naik gunung. Ia menyukai kegiatan outdoor  seperti ini yang menantang adrenaline

Ketika Arno sudah kembali dari mencari kayu dan ranting-ranting kering, tenda alam yang dibuat Ghifari sudah jadi. Arno bertepuk tangan layaknya anak kecil sebagai bentuk apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh Ghifari. Ghifari ikut tertawa kecil melihat tingkahnya. Setelah itu mereka berdua mengumpulkan kayu dan ranting yang sudah dibawa Arno jauh dari tanah basah. Ketika api unggun sudah menyala, mereka duduk berdua berdekatan dengan api untuk menghangatkan diri.

"Kakak kayanya udah biasa ya kaya gini"

"Dulu waktu SMA gue anak pecinta alam. Jadi setiap dua minggu sekali pasti naik gunung atau jalan-jalan dan kemah di hutan kaya gini. Sebagai bentuk refreshing. Lo pernah beginian juga gak waktu SMA?"

"Arno gak aktif di kegiatan kaya gini sih kak. Dulu waktu Arno SMA kebanyakannya nulis di perpustakaan atau enggak di lorong sekolah"

"Wait, jadi lo penulis ya?"

Bunga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang