Bagian 18

454 32 10
                                        

Halo! selamat pagi.

11 Agustus 2018! hari ulang tahun Galih ini hehehe..

Karena Galih sedang berulang tahun hari ini, jadi Galih update. Jadi selamat menikmati ceritanya ya.

.

.

.

Menjalani kehidupan bersama dengan orang yang kita cintai ternyata lebih menyenangkan. Ini adalah kali pertama aku merasakan bahagianya memiliki kekasih yang menyayangi dan melindungi. Bang Wingky seolah-olah menjadi hal yang terpenting bagiku. Ia segalanya, hidupku dan kesenanganku bergantung kepadanya.

Tiga bulan sudah kulalui bersama dengannya. Semakin lama usia hubungan ini, semakin bertambah erat kasih sayangku kepadanya. Kini aku sudah mengetahui bagaimana ia yang sebenarnya. Dinding penghalang yang ada di antara kami berdua dirubuhkan oleh rasa saling percaya.

Aku dan dirinya berhasil menyembunyikan hubungan kami rapat-rapat. Orang-orang rumah tak ada yangmenyangka sama sekali bahwa kami tengah menjalin kasih. Bang Wingky memang pintar bersandiwara. Tak ada kecurigaan yang timbul bahkan dari Ghifari sekalipun. Itulah sebabnya kami merasa bebas di rumah. Bang Wingky kadang-kadang menginap di kamarku dengan alasan meminjam laptop untuk meneruskan pekerjaannya. Atau terkadang aku yang menginap di kamarnya dengan alasan meminta bantuan mengerjakan tugas kampus yang menumpuk. Semuanya dilakukan secara berhati-hati agar orang rumah tidak memiliki kecurigaan terhadap kami.

Kebiasaan bang Wingky yang ku sukai adalah ia sering memberikan kejutan kepadaku. Kalian tahu, sekarang ini kamarku sudah sesak oleh barang-barang pemberian darinya. Lemariku penuh dengan baju yang ia belikan. Rak-rak buku juga sudah sangat penuh, bahkan sekarang melebihi buku koleksi milik Ghifari. Senang memang, tapi aku selalu merasa ini begitu berlebihan. Aku hanya takut disebut orang yang memoroti kekayaan orang lain. Sudah kubilang beberapa kali padanya tapi ia terus saja memaksa.

Seperti hari kamis kemarin, pagi hari aku berbicara padanya ingin merencanakan liburan ke Yogyakarta. Sore harinya ia menunjukkan dua buah tiket pesawat kepadaku dengan penerbangan dari Bandung ke Yogyakarta.

Dengan senyum bodohnya ia bilang bahwa hari jumat pagi kami berdua akan berlibur ke Yogyakarta hingga hari minggu. Ia sudah menyediakan segalanya dibantu oleh salah seorang temannya yang tinggal di sana. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Ingin rasanya aku menolak, tapi rasanya tak sopan. Akhirnya malam itu aku membereskan semua hal yang akan kubawa.

Hari ini, jumat pagi aku dan dirinya sudah tiba di Yogyakarta. Hatiku girang, ini kali pertamaku menginjak tanah para bangsawan. Ternyata kegiranganku juga disadari oleh Wingky.Turun dari pesawat ia sudah langsung menggandengku erat. Katanya tak ingin aku diculik oleh orang lain. Ada-ada saja kan.

Di luar bandara, ada satu mobil antik yang menunggu kami. Wingky bilang ini adalah fasilitas hotel. Ia yang meminta pihak hotel untuk menjemput kami ke bandara. Aku tercengang melihatnya. Mobil ini sangat antik. Seperti yang ada di film-film eropa zaman dahulu.

"Bang, kita mau ke hotel mana sih?"

"Liat aja nanti, kamu pasti suka."

"Iya mas, yang pasti hotelnya bagus sekali untuk dipakai bersantai di Yogyakarta." Kata si supir sambil tersenyum-senyum menatapku dari kaca sepion depan.

Di perjalanan, aku banyak diam. Wingky sibuk dengan gawainya. Mengurusi pekerjaan yang tertunda. Sesekali ia melirik ke arahku dan tersenyum. Lalu mengusap puncak kepala dengan lembut. Singkat cerita kami tiba di hotel. Lagi-lagi aku tercengang melihatnya. Hotel ini sungguhlah mewah. Seluruh ornamen nya bergaya eropa.

Bunga CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang