Senyuman yg katanya senyuman mega watt, ahh biasa aja Dim, gak bikin akoh nyetrum kejet2 😅😂😂
Malah liat pizza di belakang dirimu yg bikin akoh kejet2 kelaperan 😂😂😂Dimas POV
Tanpa berkata apa-apa aku hanya membalas mengangguk pelan ketika Fee turun dari mobilku.
Wajahnya terlihat kesal karena sepanjang perjalanan menuju rumahnya aku hanya mengajak ngobrol Jeni tanpa melibatkan dia di dalam obrolan kami.
Aku kembali melajukan mobilku menuju rumah Jeni.
"Hehehe mas, masih aja jadi player ya mas, gak bosen?"
Pertanyaannya membuatku menoleh ke arahnya.
"Mungkin bosen suatu hari nanti, kalo sekarang masih nikmati hidup" Jawabku diplomatis.
"Dia itu korban yang ke berapa mas?" Tanyanya lagi.
Aku hanya tersenyum menanggapi perkataannya.
Seorang player tidak akan menghitung jumlah perempuan yang singgah di kehidupannya atau pun menjadi korban keplayerannya.
Tidak-tidak, kalian jangan berpikir yang aneh-aneh ya, aku harus menjelaskan sekali lagi soal arti playerku ini.
Aku sangatlah menghormati kaum perempuan, mengagumi mereka. Tapi tidak untuk dipermainkan.
Cara berpacaran ku pun terbilang aman, aku memegang prinsip no sex before married.
Jadi perbedaan player antara aku dan daddy sangatlah jelas. Jangan sampai aku mengikuti jejak daddy yang lalu melarikan diri dari tanggung jawabnya.
Jangan sampai ada korban dariku.
Pesan mommy selalu ku ingat.
"Sampe kapan mas? Umur mas udah cukup buat nikah lho, memangnya bunda Dav gak minta mas buat nikah?" Tanyanya.
Aku terkekeh.
Hubungan kami memang tidak ada hubungan darah sama sekali, tetapi karena kedekatan orang tua kami, membuat Jeni memanggil mom dengan sebutan bunda, dan memanggil dad dengan sebutan ayah.
"I'm still young, mom gak berisik nyuruh gue cepat-cepat nikah, tapi dad... He keep asking me to" Aku mendengus.
Mantan player itu kerap kali memintaku untuk cepat menikah, dad bilang, umurnya sudah semakin tua untuk melihat apakah gen playernya itu bisa menurun sampai ke cucunya juga atau tidak.
Kudengar Jeni terkikik.
"Bagaimana kabar ayah Bill?" Tanyanya.
Aku melirik sekilas ke arahnya.
"He's fine, tapi mommy sedikit uring-uringan belakangan ini karena mengkhawatirkan sesuatu yang kemungkinan kecil tidak akan pernah terjadi" Jawabku sambil tersenyum.
Jeni memutar tubuhnya menghadap diriku.
"Uring-uringan kenapa mas?" Tanyanya bingung.
Aku mengusap rahangku.
"Pesona dad itu masih terpancar walaupun umurnya sudah menginjak pertengahan abad, mom semakin overprotective, takut dad terjerat racun pelakor yang sekarang lagi ngehits hahahaha" Aku tergelak.
"Ya ampunnn beneran mas? Hihihihi bunda Dav kenapa bisa sampe mikir kaya gitu sih? Ayah Bill kan sayang bunda Dav banget"
Aku mengedikkan bahuku.
"I dunno" Jawabku.
Hening sejenak.
Tanganku menyalakan iPod touch suara musik 'somewhere' mengalun. Lagu kebangsaan ketika aku masih sering datang ke klub malam bersama teman-teman kuliahku dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 23/3/18 - 12/5/18