Dedek Dimassss, eta klo make baju ya mbok jgn robek sana robek sini ck ck ck, klo masup angin kan berabe, situ demen di kerokin ga? Macam om Emir silekmu yg suka di bekam 😅😄😄
Dimas POV
"Terima kasih" Ucapnya pelan.
Aku tersenyum setelah menggeser tempat duduk untuk mempersilahkan perempuan yang tampak cantik malam ini duduk dengan gerakan anggun.
Wajahnya berbinar sedari tadi.
"Looks so happy" Kataku begitu duduk di depannya.
Perempuan itu tersenyum.
"Bagaimana gak bahagia, akhirnya bisa pergi makan malam sama kamu setelah sekian lama harus rela antri nunggu giliran"
Aku tahu perkataannya terlalu berlebihan.
Aku terkekeh.
Seperti yang aku bilang tidak perlu menunggu lama untukku agar bisa jalan bersama perempuan lagi.
Dinda, perempuan ini, 3 hari yang lalu tiba-tiba muncul di kantor ku siang hari untuk mengajakku makan.
Oh iya, sebelum aku lupa, aku mau ngasih tahu sesuatu, salah satu ciri-ciri player santun itu, harus mengingat nama-nama perempuan yang sedang dekat dengan kita.
Sebutan babe, sayang, honey, darling, bae, etc, etc seperti yang di anut para player yang lain tidak ada di dalam kamusku.
Para player mainstream itu memanggil perempuan dengan sebutan-sebutan di atas karena tidak mampu mengingat nama-nama perempuan yang akan mereka kadali dan karena takut salah menyebutkan nama mereka.
Jadi lebih baik cari aman, sebutan atau panggilan sayang yang dipikir para perempuan adalah istimewa, ternyata..... Kalian bisa tebak sendiri.
Menurut para player, buat apa capek-capek mengingat nama perempuan yang hanya bertahan beberapa hari di ranjang lalu berganti dengan perempuan lain.
Memori otak bakalan cepat penuh kalau harus mengingat nama-nama perempuan?
Lain dengan ku, si player santun ini.
Jadi sedikit demi sedikit kalian akan mengerti konsep dari player santun yang mommy maksud.
Aku dan Dinda bertemu di sebuah klub beberapa tahun yang lalu, dari sekedar berbicang-bincang akhirnya kami saling bertukar nomor telepon, lalu kami lost contact, dan akhirnya Dinda kembali muncul setelah sekian lama kami tidak bertemu.
"Langsung pesan makanan?" Tanyaku.
"Boleh, kamu udah lapar ya?" Dinda balik bertanya.
"Aku memang selalu kelaparan, kalau kebanyakan orang-orang miara cacing di perutnya, kalau aku miara gembel hehehe"
Dinda terkikik dengan gaya kemayu, menutup mulutnya sambil mengerling ke arahku.
"Ahh, kamu bisa aja Dim" Tangannya menepuk punggung tanganku yang terulur di atas meja.
"Ahh anyway you so stunning tonight Dinda" Lanjutku sambil mengedipkan sebelah mataku.
Dinda menunduk dengan wajah memerah.
"Harus tampil istimewa di malam istimewa" Jawabnya sambil kembali tersenyum.
Aku membalas senyumannya.
See, perlakuan lah para perempuan sebaik-baiknya, pujilah mereka dengan segala kemampuan yang ada.
"Bagaimana kerjaan hari ini? Lancar?" Tanyaku memulai berbasa-basi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 23/3/18 - 12/5/18