bagian 4: frustasi

3.2K 195 11
                                    

Dihadapannya berdiri seorang nenek nenek sebaya dengan kaede, berpakaian putri Bangsawan dan bertubuh tambun. Ia langsung memeluk tubuh miroku dengan sangat erat hingga miroku kesulitan bernafas.
Sementara itu, diistana barat, ratusan youkai dari wanita maupun pria langsung keluar dari aula saat melihat sesshomaru datang. Mereka langsung mengkerumuninya. " kya.. sesshomaru!!" Teriak para wanita. " wanita, sedang apa kalian disini?" Tanya sesshomaru datar. " bukankah anda yang mengundang kami semua, tuan?" Tanya siluman babi. Sesshomaru menaikkan alisnya. Seingatnya ia tidak mengundang siapapun hari ini.  Sesshomaru melirik sang ibu yang berdiri di samping ayahnya. Mereka cekikikan. " anak bodoh.. kali ini bukan ibu." Sahut sang ibu membela dirinya." Lalu? Siapa?" Tanya sesshomaru bertanya. " ini ulah rin. Dia menggunkan kop surat istana barat dan stempel namamu. Ia yang menulis dan mengirimnya." Cerita inutaisho mencoba menahan tawa. Sesshomaru menatap rin. Rin sembunyi di balik kimono sang nenek. " jangan marahi dia. Tapi, salahkan dirimu yang tidak memberinya mama." Bela inukimi. Sesshomaru menghela nafas pelan. " rin." Panggil sesshomaru. " y... ya, tuan." Seru rin pelan. " lain kali, jangan masuk kekantorku lagi dan ini yang terakhir." Perintah sesshomaru. " ya, tuan." Seru rin.
Sementara itu, miroku habis dicium, dipeluk dan grepe grepe oleh siluman itu. " bukankah katanya kau adalah siluman yang sangat cantik? Kenapa yang keluar malah nenek nenek?" Tanya miroku. " itukan saat aku masih muda." Seru siluman itu. Ia lalu mengelus eluskan wajahnya di wajah miroku.
" tidak percuma aku menunggu begitu lama.  Jika yang menungguku adalah pendeta seksi seperti ini, aku rela." Seru siluman itu riang. " ayo, sayang. Kita lakukan ritual malam pernikahan." Ajak siluman itu. " tu... tunggu dulu. A... aku sudah tidak perjaka lagi." Seru miroku. Siluman itu menatap miroku. " y.. ya. Aku sudah tidak perjaka lagi. Maafkan aku." Seru miroku. Siluman itu menatap miroku. " aku memang mencari yang perjaka, tapi, jika pendeta seseksi kau yang menunggguku, aku rela mengubah syaratku." Seru siluman itu. Ia menggendong miroku dengan gaya bridal. Inuyasha tertawa terbahak bahak. Siluman itu melihat kearah inuyasha. Siluman itu berjalan kearah inuyasha. Berdiri didepan inuyasha. Inuyasha diam.
" kawaii!!" Seru siluman itu. " wah, aku sungguh beruntung, mendapatkan dua pria sekaigus sebagai suami." Pekik siluman itu riang. Wajah miroku dan inuyasha menghoror saat mendengar kata " suami.".
" adakah lagi pria yang lain?" Seru siluman itu sambil melirik lirik. Ia melirik kagome, terus sango dan shippo terakhir. Shippo keringat dingin ketika dilihat oleh siluman itu. Siluman itu lalu pergi. " hei! Apa maksudmu!?" Bentak shippo.
" nah, ayo berangkat." Ajak siluman itu sambil mengandeng tangan inuyasha dan miroku. " a.. aku sudah menikah." Seru inuyasha. " Aku juga." Seru miroku. " iya.. iya.. aku mau kok jadi istri kedua." Seru siluman itu. " tu... tunggu dulu.." seru miroku. " daripada kau bersama kami, aku akan membawakanmu seorang pendamping pria yang cocok untukmu." Usul miroku. Siluman itu menatap miroku. " aku memiliki teman yang belum menikah. Dia samgat tampan dan kuat. Sesuai dengan kriteriamu." Sambungnya.
" benarkah?" Tanya siluman itu. Miroku mengangguk. " biar aku dan temanku membawanya untukmu. Kau disinilah dan pakailah gsun pengantin sambil menunggu."  Seru miroku. Siluman itu langsung blush ketika mendengar kata " baju pengantin". " mi... miroku.. si.. siapa maksudmu?" Tanya inuyasha.
Miroku menatap inuyasha. Tanpa berkata kata, sepertinya pikiran mereka sudah " klik". " ta... tapi.." seru inuyasha ragu ragu. " suamiku yang tampan.." goda siluman sambil memeluk erat inuyasha. Inuyasha langsung kabur kearah miroku. " ayo.. lebih cepat lebih baik." Seru inuysha. Inuyasha lalu melirik sango. " sango aku pinjam kirara." Pintanya. " ba.. baik." Seru sango. Kirara meloncat dari bahu sango dan berubab wujud. Miroku dan inuyasha menaiki kirara. Tidak lupa, miroku mengambil goni.
" kalian riaslah siluman itu secantik mungkin dan pakaikan gaun pengantin untukknya. Kita akan mengadakan pesta pernikahan kecil kecilan untukknya." Perintah miroku.
" ba.. baik.."
Para wanita menatap heran. " mau apa mereka sebenarnya?"

Pada Suatu Hari Di Zaman FeudalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang