Lea duduk diantara 4 teman perempuan sekelasnya yang sedang bergosip ria, membicarakan macam-macam hal selagi jam kosong karena guru tengah rapat. Audree duduk dibangku mereka dan Lea sedang malas menjelajahi alam mimpi bersamanya.
Sebenarnya Lea tidak benar-benar ikut bergosip, hanya mendengar berita yang memang sedang panas-panasnya disekolah mereka dari bibir teman-temannya itu. Hingga Kayla bertanya sesuatu yang menyangkut dirinya.
"Lea, gimana sih rasanya jadi pacar Arkan?"
Lea tertawa miris mendengarnya, "Jujur, enggak enak."
"Enggak enaknya kenapa?" Tanya Aurel penasaran.
"Padahalkan Arkan tu nyaris sempurna, Le. Kudu-nya lo bersyukur. Kalo gue jadi lo, udah gue tempelin Arkan kemana-mana biar enggak ada yang ngambil," timpal Karen yang langsung dihadiahi jitakan oleh Echa.
"Nah," Lea menjentikkan jarinya, "Disitu masalahnya."
Keempat temannya itu memasang raut bingung, tidak mengerti maksud perkataan Lea. Bukankah mereka benar? Memiliki pacar sesempurna Arkan itu patut disyukuri.
"Masalah apa?" Tanya Echa beberapa saat kemudian.
"Dia tu terlalu perfect dan gue ngerasa enggak bisa nyandingin kesempurnaannya dia. Dia udah kayak pangeran. Gue mah apa atuh, cuma cewek biasa doang," keluh Lea dengan wajah cemberut. Mengingat hal ini membuat ia lagi-lagi merasa tidak pantas menjadi pacar Arkan.
Echa berdecak, "Kalau kata gue, gimanapun caranya lo harus usahain, Le."
"Kenapa harus?" Sahut Kayla bingung.
"Ya, karena semua orang pasti mikir kenapa harus lo yangㅡsorry biasa aja ini harus jadi pacar Arkan. Dulukan selera-seleranya Arkan tuh tinggi banget. Contoh, Belva."
Lea memutar matanya ketika Echa menyebut nama itu. Ia sudah cukup merasa tersindir karena ucapan teman-temannya itu, tetapi mendengar nama Belva lagi malah membuatnya semakin sebal.
"Hell, Belva itu anak orang kaya, cantik, tinggi, pinter, selebgram, siapa yang enggak bingung kalau Arkan yang sebelumnya pacaran sama cewek sekelasan Belva tiba-tiba jadian sama lo, Le?"
"Iya bener sih kata Echa," kali ini, Karen menyahut dan seluruh mata menatapnya, "Gue satu SMP sama Arkan dan lo tau Bae Suzy? Si selebgram blasteran Korea-Indo itu?"
Semuanya mengangguk, termasuk Lea.
"Bae Suzy yang juga mantannya Arkan kan?!" Ujar Aurel heboh.
Karen langsung mengangguk cepat, "Iya. Siapa sih yang enggak kenal Suzy? Dia itu cewek paling dikagum-kagumin sama semua cowok, dan Arkan dengan gampangnya mutusin dia waktu mereka harus pisah karena beda sekolah."
Mantan-mantannya Arkan enggak ada yang biasa-biasa aja apa gimana ya?, batin Lea dalam hati. Jelas ia tau mantan Arkan yang itu. Bahkan kata 'sempurna' itu sudah sangat menjelaskan bagaimana sosok Bae Suzy.
"Nih Lea," Echa menggenggam tangan Lea seolah memberinya kekuatan, "Lo harus bisa jadi kaya mereka, Le. Lo temen gue, kadang gue kesel sama orang yang ngerendahin lo. Mereka nganggep lo kayak enggak pantes buat Arkan, tapi sebenernya lo itu pantes banget."
Lea tersenyum, seketika hatinya menghangat karena masih ada yang peduli padanya selain Audree.
"Saran gue, coba lo ubah dikit penampilan lo, dari biasa aja jadi lebih feminim gitu. Terus ubah juga sifat lo yang suka cari masalah itu jadi lebih kalem," saran Karen dan diangguki oleh yang lain.
"Lo bakal ikut famous kayak Arkan dan udah pasti dituntut banyak orang buat jadi cewek yang cocok bersanding sama dia. Gimanapun caranya, lo harus bisa menyesuaikan diri kalo lo enggak mau diejek para fans-nya Arkan," sahut Aurel.
"Gue usahain kok, thanks ya masukannya."
Bohong, gue enggak pernah dan enggak bisa ngikutin yang orang lain mau. Karena gimanapun, ini gue.
Dan urusan apa Arkan bakal suka atau enggak sama gue yang kayak gini, itu urusannya dia. Toh, kalo dia emang mau sama gue, dia harus nerima gue apa adanya.
Bener kan gue?
/Dab/
•••
Alis Arkan mengerut, kemudian menatap Lea yang duduk dikursi penumpang sampingnya sekilas sebelum kembali fokus menyetir.
"Lea, kenapa sih diem aja? Ada masalah?" Tanyanya heran. Tidak biasanya Lea hanya diam ketika bersama dengannya.
"Eh? Enggak papa kok, cuma lagi kepikiran tugas aja. Lagi banyak," Lea memaksa untuk tersenyum agar lelaki itu tak curiga padanya.
"Kalau gitu, mau aku bantu enggak? Siapa tauㅡ"
"Engㅡenggak usah, nanti aku kerjain sama Audree aja."
"Oh, ya sudah."
Keadaan menjadi hening saat Arkan memilih menutup percakapan mereka karena merasa Lea sedang berbohong padanya. Daripada Lea semakin berbohong dan ia tidak suka itu, lelaki itu memilih untuk diam saja.
Sementara Lea masih memikirkan perkataan teman-temannya yang seolah memberitahu posisinya sebenarnya. Meskipun Lea terus menyemangati dirinya untuk tetap menjadi ia yang sebenarnya tanpa perlu merubah diri, nyatanya gadis itu tetap saja memikirkan bagaimana sulitnya ia jika orang lain merendahkannya. Lea mungkin saja merendahkan balik, tapi mungkin ejekan itu akan membekas dihatinya.
Dan Lea bukan type orang yang suka direndahkan.
"Lea."
Lea menoleh gugup ketika Arkan menyadari ia melamun.
"Kamu beneranㅡ"
"Arkan, how to be a perfect woman for you?"
Arkan tercekat, tidak ingin dan tidak mampu menjawabnya.
•••
Choi Sulli as Aurel
T-ara's Park Jiyeon as Echa
Apink's Son Naeun as Karen
Twice's Im Nayeon as Kayla
Bae Suzy as Herself•••
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect [✓]
Short Storyhanya penggalan cerita usaha Lea menjadi gadis yang sempurna untuk berdamping dengan Arkan.