28

1.6K 208 36
                                    

"Stress gue kayak gini, serius stress," gumam Lea, mencoret bukunya sampai membuat kertas itu robek karena ia menggores pulpennya dengan kasar, sarat akan emosi.

Audree menoleh ketika mendengar suara robekan kertas dari Lea, dan sahabatnya itu terlihat sedang memegang kepalanya dengan kedua tangan. Sepertinya Lea tidak fokus mendengar materi dari guru didepan karena suatu masalah.

"Sssstttt."

Kepala Lea memutar saat Audree memanggilnya. Ia memandang Audree dengan pandangan bertanya.

"Lo kenapa?" Tanya Audree sambil berbisik.

"Enggak," jawab Lea singkat.

"Bohong lo," hardik Audree, melirik guru didepan dengan ekor matanya sebelum mendekatkan dirinya pada Lea, "Kenapa sih? Sok nutup-nutupin nih dari gue."

Audree membulatkan mata ketika Lea menarik tangannya, menyuruhnya untuk berdiri dan beberapa murid menatap mereka.

"Bu, saya ijin ke toilet ditemenin sama Audree."

Audree tau Lea itu memang suka mengekang peraturan dan meledek guru, tapi Audree tidak tau kalau Lea berani sekali untuk meminta ijin tanpa melihat guru yang mengajar bahkan tidak menunggu jawaban guru tersebut dan pergi keluar kelas begitu saja. Hell, sahabatnya ini benar-benar pemberontak sejati.

"Lo gila, Le? Berani bangetㅡkok ke kantin sih anjir?"

"Berisik banget sih lo," Lea tanpa berdosanya duduk disalah satu bangku kantin. Melihat raut datar sahabatnya, mau tidak mau Audree harus mengikuti saja kalau tidak mau Lea mengamuk padanya.

Lea menghela nafasnya, memejamkan matanya beberapa saat sebelum bertanya, "Apa gue bener-bener enggak cocok buat Arkan?"

"Kok lo bilang gitu?"

"Awalnya gue sadar sendiri kalo gue enggak cocok buat dia dan gue udah mulai kebal sama semua orang di sekolah yang ngatain gue kayak gitu."

Audree memandang Lea, berusaha menjadi pendengar yang baik untuk Lea.

"Tapi kemaren gue ke mall, ada cewek cantikㅡmual gue bilang gini tapi hatinya busuk banget," Lea mengepalkan tangannya, memperlihatkan kekesalannya pada Audree, "Dia seenak jidat bilang gue jelek, boncel, terus enggak cocok sama Arkan yang perfect gitu!"

"Terus?"

"Gue enggak terima!"

Audree terdiam.

"Gue bakal bikin semua orang yang bilang gue enggak cocok sama Arkan nutup mulut."

"Lea, jangan macem-macem."

"Gue harus berubah, Dree," Lea tersenyum yang justru terlihat sedikit berbeda menurut Audree.

"Iya, gue harus."

Audree meneguk liurnya, semua kata-kata yang tadinya akan ia ucapkan untuk Lea tercekat begitu saja. Senyum Lea seolah memberitahu peringatan bahwaㅡ

ㅡini bukan pertanda baik.

•••

Lea ❤

Hari ini kamu pulang duluan aja.
Aku balik bareng Audree
Katanya dia kangen aku wkwkwk
Kamu jgn ikut kangen aku
Karena kalo km kangen nanti aku jg kangen gimana? Hehehe
Hati hati yaaa dijalannya sayaaannngggg❤

Arkan mengulum senyum ketika membaca pesan yang Lea kirim untuknya, melupakan kekesalannya sesaat karena gagal membawa Lea ke cafe langganannya sekalian mengenalkan gadis itu pada teman-temannya. Arkan membalas pesan tersebut dengan cekatan lalu meletakkan ponselnya dan mulai menghidupkan mesin mobilnya.

Dalam 20 menit, mobil tersebut berhenti tepat didepan sebuah bangunan tidak terlalu besar yang menjadi tempat tongkrongan anak muda. Pemiliknya keluar dan kaki panjangnya melangkah menuju ke dalam cafe. Baru saja datang, teman-temannya sudah menyambutnya.

"Weits, pangeran kita datang," Riko merangkul Arkan dan mengajaknya untuk duduk disamping lelaki tan tersebut. Kelvin juga terlihat disana sedang meminum soda kalengan.

Arkan terkekeh kecil sebelum mendudukkan diri disamping sahabatnya itu, "Kapan nyampe lo?" Tanyanya pada seorang lelaki berwajah kebarat-baratan bernama Alex diseberangnya.

"Baru semalem sebenernya, tapi itu dua curut udah maksa gue buat ngumpul disini," jawab Alex bermaksud menyindir Kelvin dan Riko.

"Lo juga yang mau," sahut Kelvin tak terima.

"Si Derly nyusul bentaran," ujar Riko sebelum meraih kentang goreng dan memakannya.

"Yaudah gih Kan, lo pesen, gue yang traktir," Alex berucap pada Arkan.

"Nah gini dong jadi teman, modal!"

Kelvin dan Riko yang lagi-lagi merasa disindir hanya saling melempar pandang kesal. Sementara Alex hanya terkekeh geli.

Arkan meraih buku menu, hendak memilih makanan sebelum seorang gadis muncul dihadapannya dan seluruh atensinya langsung terarah pada gadis tersebut. Gerakannya juga berhenti, terfokus pada rasa terkejutnya.

"Eh, ada Arkan juga?" Gadis tersebut duduk disamping Kelvin dengan tampang polosnya.

"Audree?" Arkan menggumamkan nama tersebut lengkap dengan raut wajah datarnya.

"Iya, gue ngajak Audree kesini karena katanya lo mau ngajak Lea."

Jawaban Kelvin tadi seolah menampar Arkan. Tunggu, tadi Lea bilang ia akan pulang dengan Audree maka dari itu gadis itu menolak ajakan pulangnya. Tapi, Audree jelas berada disana yang entah bagaimana caranya bisa diajak oleh Kelvin.

Itu berartiㅡjangan bilang Lea bohong lagi sama gue?

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setuju Audree sama siapa? Riko atau Kelvin nih? 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setuju Audree sama siapa? Riko atau Kelvin nih? 😂

perfect [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang