55

1.5K 183 22
                                    

"Aku diet enggak ya?"

Arkan menoleh, menatap gadis yang tengah merangkul lengannya manja tersebut.

Lea menyadari bahwa ia sedang diperhatikan oleh lelaki yang berdiri disampingnya ini, jadi ia membalas tatapan Arkan dengan wajah tak bersalah. Dan ia tidak bodoh untuk menyadari bahwa Arkan tidak suka dengan apa yang ia utarakan tadi.

"Hm maksud aku," Lea sedikit gugup, "Yey! UN-nya udah kelar, hehe," gadis itu menyengir yang menampilkan deretan gigi putih rapinya.

Keduanya sedang berjalan disekitar koridor menuju parkiran untuk pulang dan bersenang-senang. Toh, hari ini adalah hari terakhir ujian nasional dan otomatis, beban keduanya disekolah sudah selesai semua. Tinggal menunggu pengumuman kelulusan sembari mempersiapkan diri untuk masuk ke bangku kuliah.

Arkan terkekeh pelan dan mengacak rambut Lea tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tak menyadari bahwa gadis disampingnya mendengus karena kesal Arkan selalu tidak suka saat ia membahas tentang fisiknya.

Memangnya Arkan tidak mau begitu punya pacar yang punya body goals?

"Arkan!"

Keduanya berhenti melangkah dan berbalik saat ada seorang gadis menyebut nama Arkan dengan lantang. Lea mendesis dengan mata menyipit ketika mendapati gadis berambut pirang dan dua temannya dibelakang yang waktu itu menjelek-jelekkannya di toilet-lah yang memanggil Arkan.

"Iya, kenapa?"

Lea melirik Arkan kesal ketika mendengar respon 'sok manis' lelaki tersebut, "Mau apa lo betiga?" Ketusnya  sembari mengangkat kepala angkuh.

"Bukan urusan sama lo ya," jawab gadis berambut pirang tersebut dengan wajah sombongnya. Dan yang membuat Lea geli setengah mati ketika gadis tersebut menatap Arkan dengan senyum lebar yang sok imut sekali.

Arkan melirik Lea yang membuang wajah dan kini melipat kedua tangannya didepan dada, lalu menaikkan alisnya dan menatap kembali ketiga gadis dihadapannya, "Ada perlu apa sama gue?"

"Hm, gue cuma mau minta foto doang kok sama lo. Barangkali ini terakhir kalinya kita ketemu."

"Oh bolㅡ"

Lea reflek menoleh dan memasang wajah marahnya, "Heh! Apa-apaan lo minta foto bareng pacar gue!"

"Loh, kok situ yang sewot? Arkan-nya aja mau kok," balas gadis itu yang membuat Lea semakin kesal dibuatnya.

"Bacot lo! Arkan siapa gue? Pacar gue kan? Ya wajarlah gue sewot."

"Pacar doang kan? Masih bisa ditikung."

Lea melebarkan matanya marah, "Eh jaga ya mulut lo cabe-cabean!"

"Hust," Arkan menengahi dengan cara merangkul Lea, "Udah udah. Dia kan cuma minta foto doang, enggak apa-apa kali."

"Enggak boleh!"

"Lea."

"Terserah!"

Lea menghempas tangan Arkan dari pundaknya dan berbalik lalu berjalan kearah mobil Arkan. Kentara sekali jika ia sedang marah besar saat ini. Siapa yang suka kalau pacarmu menerima saja ketika diajak berfoto dengan gadis yang pernah mem-bully-mu? Bahkan orang gila saja marah kalau diperlakukan seperti itu.

Arkan menggigit bibir bawahnya dan menatap kepergian Lea sampai gadis itu masuk kedalam mobilnya lalu kembali menatap gadis dihadapannya yang tengah menatap ia penuh harap, "Errr, gue enggak bisa soalnya Lea enggak suka. Sorry ya, sorry banget."

"Eh Arkan tapiㅡ"

"Sorry, sorry banget," Arkan memilih untuk berbalik dan menyusul Lea. Mengabaikan panggilan gadis dibelakangnya tanpa sedikitpun menoleh. Sebenarnya ia merasa tidak enak, tapi kalau Lea sudah marah bisa-bisa ia didiami lagi dalam jangka waktu yang cukup lama seperti waktu itu.

•••

Arkan perlahan membuka mata ketika sinar matahari menerpa wajahnya. Alisnya mengerut ketika merasakan helaan nafas halus terasa sangat dekat dan saat matanya benar-benar membuka wajah polos Lea yang tertidur langsung menyambutnya.

Arkan melebarkan senyum lembutnya lalu bergerak untuk memperbaiki selimut yang mereka gunakan dan mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil gadis tersebut. Diselipkannya rambut Lea yang menutupi wajah cantiknya ditelinga sebelum mencium keningnya sebentar.

Omong-omong mereka sedang berada dikamar Arkan. Semalam mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama sampai larut sekali. Hal itu juga karena Lea yang sempat marah pada Arkan perihal gadis centil kemarin dan sebagai permintaan maaf, Lea meminta Arkan mengikuti kemanapun ia mau.

Dan berakhir dikamar Arkan pagi ini. Ia terlalu lelah untuk menyetir kearah rumah Lea yang memang berjarak lebih jauh dari tempat yang mereka kunjungi sebelumnya. Karena rumah Arkan lebih dekat dan Lea sudah tertidur lebih dulu di mobil, jadi Arkan membawa gadis tersebut tidur dirumahnya, lebih tepatnya dikamarnya.

Hanya tidur, tidak lebih.

Arkan kembali mengeratkan pelukannya ketika Lea akan berguling kearah samping sana, seperti tidak rela sekali gadis tersebut lepas dari pelukannya.

Ia tersenyum tipis begitu mengingat bagaimana nyenyaknya tidurnya semalam dan bagaimana hangatnya tubuh Lea dalam pelukannya. Rasanya tadi malam adalah tidurnya yang paling nyenyak selama tujuh belas tahun hidupnya.

"Pagi satu-satunya perempuan yang aku punya didunia ini," gumam Arkan pelan sekali agar tak membangunkan Lea, "Masih dengan rasa yang sama untuk gadis yang sama."

Tapi diluar dugaan, Lea malah merasa terganggu dan terbangun. Ia mengerjapkan pelan-pelan matanya untuk menormalkan penglihatannya.

"Arkan?" Gumam Lea dengan suara seraknya.

"Hai," sapa Arkan dengan senyum tipisnya.

Lea terdiam, mencerna baik-baik mengapa Arkan bisa berada disampingnya. Ia menelisik ruangan tempat mereka berada dan menyadari bahwa ini adalah kamar lelaki tersebut. Diruangan yang sama, diranjang yang sama, dan... Diselimut yang sama?!

Astaga, akal baik Lea menjadi hilang dalam sesaat.

"Kenapa?" Tanya Arkan pura-pura tak menyadari reaksi Lea yang terkejut.

"Ini... Kenapa..."

"Hm?"

"Arkan jelasin. Aku enggak bisa mikir sehat ini," kata gadis itu lemah, ia benar-benar tidak bisa berpikir saat ini.

Arkan terkekeh lalu meraih pinggang Lea agar lebih dekat dengannya, "Kamu masih pakai baju lengkap kok."

Lea langsung bergerak menyingkap selimutnya dan sedikit bernafas lega melihat tubuh mereka masih terbalut pakaian. Tapi...

"Seragam aku... Kamu yang ganti?!"

•••

Aku gila sendiri ngetiknya 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku gila sendiri ngetiknya 😂

perfect [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang