[4]•Peduli?•

8K 396 10
                                    

"Kalian kenapa koq bisa berantem?," geram pak Narso sembari menatap bergantian zikri dan marchel.

"Ini semua karena dia pak," tunjuk marchel kearah zikri. Zikri menatap marchel dengan tatapan mematikan.

"Apakah itu benar zikri?," tanya pak Narso memastikan.

"Semua itu salah," ujar seseorang yang tiba-tiba berdiri dibelakang zikri.

"Kamu?,"

"Iya pak saya, saya lah yang mengakibatkan semua ini," ujar zaira kepada pak Narso sopan.

"Maksudnya?saya tidak mengerti." pak narso menautkan kedua alisnya.

"Jadi gini pak,lelaki itu menggoda saya dan saya tak terima dan itu malah membuat lelaki itu semakin mendekati saya dan pada akhirnya siZikir datang dengan mengahajar lelaki itu," ujar zaira. Sorot mata tajamnya menuju kearah marchel.

Pak narso langsung emosi mendengar marchel yang ternyata melakukan itu semua, dan pak narso semakin kesal karena marchel malah menuduh zikri.

"Marchel!kamu berdiri sana didepan tiang bendera sambil hormat, masa hukuman sampai jam pulang sekolah berbunyi kamu boleh meninggalkan hukumanmu," ucap pak narso dengan berjalan meninggalkan tiga orang itu.

"Dasar alay!caper!cewek penggoda!," sumpah serapah marchel diterima jelas ditelinga zaira. Zaira merasa panas dengan mendengar perkataan itu muncul dari bibir marchel, kata marchel dia cewek penggoda? Sebenernya yang penggoda itu marchel atau dirinya.

"Sebenernya lo tuh yang menggoda," sinis zaira. Ia menatap tak suka marchel.

Zikri meninggalkan zaira dan marchel tanpa aba-aba ataupun pamit. Zikri mulai pengap dengan keadaan didalam ruangan itu. Zikri memakai sepatu vansnya lalu berjalan lurus menuju kelasnya namun tangannya dicekal oleh zaira.

"Kenapa?," ucap zikri dengan memutar bola matanya malas.

"Makasi udah nolong gue," ucap zaira tulus dengan senyuman manis yang terukir di bibir zaira.

Zikri mengukir senyuman tipis dengan menatap manik coklat milik zaira,mereka saling menatap sampai terhanyut suasana.

"Eh,gue pergi dulu." zaira memutuskan kontak matanya lalu pergi meninggalkan zikri.

Zikri menganggukkan meng-iyakan. Zikri menatap punggung zaira nanar lalu bibir zikri mengukir senyuman.

Zaira saat ini berada toilet perempuan, wajahnya ia basuh dengan air lalu tersenyum sangat manis.

"Haduh!koq gini sih," ucap zaira dengan menakup wajahnya dengan tangan menghadap cermin.

"Koq gue jadi kepikiran zikir sih." zaira menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Ternyata selama zaira berbicara ada seseorang yang mendengarkannya, ia mengepalkan tangannya dan ingin sekali menampar wajah mulus zaira.

Dia adalah Luna , most wanted sekolah SMA Kencana dengan kecantikannya mampu membuat kaum adan tertarik kepadanya ia memang selalu dipuja oleh kaum adam namun ia menghiraukannya ia hanya menyukai zikri,namun ada zikri tidak pernah meliriknya sedikitpun. Bagi luna jika ada yang mendekati zikri sedikit pun akan berurusan dengannya dan mangsanya sekarang adalah zaira.

Zaira keluar dengan merapikan seragamnya yang sedikit kusut, ia berjalan sangat santai dan anggun namun ia tak pernah tebar pesona kepada kaum adam.

"Awas aja lo ra, tunggu tanggal mainnya" luna mengepalkan tangannya dengan menatap zaira yang baru saja keluar dari toilet.

Zaira bersenandung kecil. Ia terlalu asyik sampai ia tak mengetahui jika didepannya ada zikri dan al hasil mereka bertabrakan.

"Aww," ringis zaira dengan memegang sikutnya yang lecet akibat gesekan dari lantai.

Zikri berjongkok memandang zaira dengan tatapan datar, tangannya langsung memegang tangan zaira yang luka akibat tabrakan kecil baru saja. Zaira dibuat terengah oleh zikri ia tersenyum kearah zikri.

Luna menghentakan kakinya dengan keras,ia kesal dengan zaira.

"Awasaja lo!" umpat luna lalu pergi entah kemana.

"Lo gak papa?," tanya zikri kepada zaira yang sedang menatap zikri lekat.

"Eh,gak papa koq" zaira tersenyum manis kearah zikri.

"Gue akan bawa lo ke uks,"

"Eh," zaira menatap zikri tak percaya.

Zikri menautkan kedua alisnya pertanda kenapa.

"Yaudah sih," jawab zaira. Zikri langsung memegang tangan zaira untuk digandeng dan itu membuat pipi zaira merah merona.

'Ya allah,ini diperut gue koq kayak ada ribuan kupu-kupu ya?geli' batinzaira dengan terkekeh pelan.

Zaira ingin menyamakan langkah kakinya dengan zikri namun nihil,langkah zikri lebih lebar dengan zaira dan akhirnya zaira berhenti dan membuat zikri ikut berhenti. Zikri berbalik kebelakang dengan menautkan sebelah alisnya,

"Kenapa?," tanya zikri datar tanpa ekspresi.

"Lo tuh,kalo jalan itu jangan cepet-cepet capek tau nyamain langkah kaki lo," omel zaira. Zikri tak mengubris sedikit pun ia hanya mendengarkan saja.

"Oh," jawabnya hanya ber oh ria.

"Ish!," zaira menghentakan kakinya keras sampai menimbulkan suara.

Ingin sekali zikri menertawakan wajah zaira sekarang ini, ia menahan tawanya agar tidak meledak dengan tingkah laku zaira yang super duper sangat menggemaskan jika ia merajuk.

Zikri akhirnya maju lalu menggendong zaira ala bridal style nya. Zaira mau tak mau terpaksa mengalungkan tangannya keleher zikri agar tidak terjatuh.

"Ngapain sih lo gendong gue?," tanya zaira seraya menatap zikri lekat.

"Kan kata lo, lo itu susah nyamain kaki lo sama gue, jadi gue gendong aja kan sama." kata-kata zikri langsung membuat semburan merah muda memenuhi pipi zaira.

Zikri dan zaira mampu membuat beberapa pasang mata menatapnya. Ia menggendong zaira melewati kelas-kelas,siswi-siswi ada yang iri melihat zaira dan zikri ada yang menatap senang jika melihat zikri dan zaira bisa bermesraan.

Luna menatap zaira tak suka, ia semakin membenci zaira. "Gue akan bales lo," sinis luna.

Siswa siswi beberapa ada yang mengabadikannya dengan memotretnya. Namun zikri menghiraukannya, jangan tanyakan zaira sejarang bagaimana, karena sekarang zaira sudah 100% malu karena menjadi tontonan gratis bagi semua siswa SMA Kencana.

"Turunin!," pinta zaira. Zikri menghiraukannya dengan pura-pura tidak mendengarnya ia tetap menggendong zaira.

"Udah sampek zikir,jangan macem macem deh," ucap zaira yang meronta dari gendongan zikri.

Zikri menurunkan zaira ketika sampai di uks, ia langsung mendudukkan zaira kekursi dekat kotak p3k. Zikri mengambil obat merah beserta hansaplast.

Zikri mengoleskan ke siku zaira dengan penuh hati-hati, ia meniup-niup bagian siku zaira yang luka. Zaira hanya menatap diam zikri ia berasa ada berjuta-juta kupu-kupu yang berada diperutnya.

"Awww," ringis zaira, zikri tak sengaja menekan bagian yang luka.

"Maaf," datar dan dingin, namun ada sedikit ekspresi yang membuat zaira yakin bahwa zikri khwatir dengannya.

"Lain kali hati-hati," balasnya.

Setelah zikri memasangkan hansaplast kepada zaira, zikri langsung melesat pergi meninggalkan zaira tanpa pamit.

"Thanks," ucap zaira dengan tersenyum penuh arti.

"Semoga cepet sembuh," ucap zikri dengan setengah berlari menuju kearah kelasnya.

Next gak nih? Kalo next,mana suaranya?

Vote sama comentnya jangan lupa😍

Zaira ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang