'Sejahat itu kah mereka sampai membuat gue sebagai taruhannya?' batin zaira.
Zaira yang sedang menatap percek-cokan antara zikri dan alfan hanya diam dan tidak berani berkutik sekalipun.
Sejak zikri meninggalkan alfan,zaira mulai berlari dan tak terasa cairan bening itu lolos dari mata indah milik zaira. Ia tersungkur ditanah,ia mendongak dan tatapannya terkunci oleh mata tajam coklat milik zikri.
Zikri mengulurkan tangannya,namun uluran itu ditepis kasar oleh zaira. Ia mentap zaira dengan tatapan heran dan bingung.
"Gak usah bantu gue!" sinis zaira. Ia langsung bangkit dari posisinya dan langsung berlari meninggalkan zikri.
'Kenapa sama dia?' batin zikri.
Zaira yang berlari dengan nafas yang ngos-ngosan. Ia sedari tadi berlari tanpa tujuan,dan sekarang ia sedang berada ditengah-tengah hutan. Ia lelah dan akhirnya ia terjatuh duduk dengan tetapn meneteskan air matanya.
"Lo jahad kri," ucap zaira dengan suara paraunya.
"Gue kira lo bakalan beda sama yang lain,tapi gue salah. Lo sama aja kayak cowok yang selalu mainin perasaan cewek." zaira memukul mukul dadanya yang terasa sesak.
"Gu benci lo ZIKRI AKBAR HAMIZAN!!!!" teriak zaira sekencang-kencangnya.
Pandangannya mulai mengabur dan hitam. Ia merasa nyeri menyerang kepalanya. Ia langsung tidak sadarkan diri dengan posisi terlentang. Air matanya terus mengalir.
Disaat matanya terpejam ia bergumam,"gue benci lo zikri."
Disisi lain lia bersama dinda sedang cemas memikirkan kemananya zaira. Lia sedari mondar-mandir dengan menggigit jari telunjuknya. Dinda juga seperti itu namun dinda tidak mondar-mandir seperti yang dilakukan lia.
"Li,gue khawatir sama zaira," ucap dinda. Lia berhenti mendengar ucapan dinda dan berfikir keras.
"Gue takut terjadi apa-apa sama zaira," ucapan lia mampu membuat zikri yang melewati lia berhenti tiba-tiba dan menoleh kearah lia.
"Aduhhh?moga aja zaira kagak kenapa-kenapa," ucap dinda. Mata dinda memicing ketika melihat zikri yang berdiri didepannya dengan tatapan datar.
"Zaira kenapa?" alis zikri terangkat satu.
"Zaira ngilang," sahut lia.
Deg
Tanpa aba-aba zikri langsung berlari meninggalkan lia dan dinda.
Lia menghentakkan kakinya kesal dan berkata,"yeee,tu anak kagak ada rasa berterimakasih banget."
Zikri berlari dengan cepat,dan beberapa pasang mata melihatnya nerasa heran. Alfan yang melihatnya pun heran namun ia tidak memperdulikannya.
Langkah kakinya berlari cepat menyusuri setiap pohon-pohon yang besar.
"Zaira" teriak zikri.
"Zaira!" teriak zikri sekali lagi. Namun nihil tidak ada jawaban dari zaira.
Zikri melangkah lebih dalam memasuki hutan dan berlari. Perasaannya tidak enak,ia khawatir kepada zaira.
'Semoga lo gak kenapa-kenapa' batin zikri.
Zaira yang terbaring lemah ditanah tetap dengan posisi yang terlentang dengan matanya yang enggan untuk terbuka.
👑👑👑
"Anak-anak,pukul 5 kita akan meinggalkan daerah ini dan dimohon untuk semuanya segera membersihkan barang-barangnya." lia yang mendengar itu dibuat semakin cemas dengan kehilangan zaira yanh tiba-tiba.
"Udah lah li,gue yakin pasti zaira bakaln kembali," ucap nadia dengan mengusap bahu lia lembut. Dinda yang ada didepan lia langsung memeluknya. Nadia juga memluknya dan akhirnya mereka berpelukan seperti teletubies.
"Lo kayak anak kecil aja pelukan kayak gitu" celetuk faris secara tiba-tiba.
"Yeee sirik aja dugong satu nih," sinis dinda dengan tatapan tajamnya.
"Lama-lama gue gemes deh sama lo" ucap faris membuat dinda melotot.
"Pengen nabok muka lo," imbuh zikri. Dinda semakin melototinya.
"Widihh!ngeri mbk liat matanya tuh yang mau copot" zikri terkekeh disaat mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Udah-udah,kalo berantem terus entar kalian saling suka lo," sahut lia dan menatap tatapan tajam dinda dan faris.
"Yeee,masak gue yang cantik gini suka sama dia yang jelek sih," ucap dinda langsung menohok hati faris.
"Emang gue mau sama lo?" sahut faris dengan bergidik ngeri.
Lia hanya terkekeh melihat kedua insan yang tak henti-hentinya berantem setiap bertemu.
"Entar pasti ada salah satu yang baper," sahut nadia dengan tersenyum jahil.
Dinda mengerucutkan bibirnya dan menghentak-hentakkan kakinya.
"Idihh!gue gak bakalan baper sama si dugong satu nih," sinis dinda.
"Pede banget lo!lagian siapa yang mau ngebaperin lo?" sahut faris.
Posisi faris dengan dinda kini saling membelakangi satu sama lain dengan tangan yang dilipat ke dada.
"Nad,kayaknya kita habis ini dapet pj nih," goda lia dengan menyenggol lengan nadia. Nadia terkekeh lalu membalas ucapan lia,"iya tuh li,pokoknya jatah kita gak boleh dikit." lia dan nadia tertawa.
"Tega bener ya lo berdua," ucap dinda.
"Ini semua gara-gara lo," ucap faris langsung menunjuk dinda. Dinda langsung menepis telunjuk faris dari wajahnya.
"Gue benci sama lo!" ucap faris dan dinda bersamaan tanpa dikomando.
"Eh cieeee,kompak banget neng,bang" goda lia dan nadia lalu mereka tertawa.
Faris dan dinda menghentakkan kakinya dan berkata,"diam!" lagi-lagi mereka mengucapkan kata yang sama tanpa aba-aba.
"Eh loo koq ngikutin gue sih?" ucap dinda dengan melotot kearah faris.
"lo tuh yang ngikutin gue,jelas-jelas gue yang duluan" balas faris tak terima. Disebelah faris dan dinda hanya terkekeh melihatnya.
Faris dan dinda berjalan berbeda arah,faris kekiri dan sedangkan dinda kearah kanan.
Lia dan nadia langsung tertawa melihat kedua makhluk itu.
"Hahahahahha,mereka cocok ya" ucap nadia dengan memegangi perutnya yang sakit akibat kebanyakan tertawa.
"Hahahahha,iya" balas lia.
Gue berharap kalian gak bosen dengan cerita zaira sama zikri🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaira ✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! kisah yang berawal dari tabrakan kecil yang mampu membuat kedua insan itu saling suka, bahkan cinta? akankah mereka memperjuangkan kisah mereka? meskipun ada tembok besar yang mengahalangi mereka berdua? Kepo?baca yok! Ma...