'Terkarang,kita pernah bodoh didepan orang yang kita cintai'
-Dinda3 hari berlalu.
Semenjak kejadian dimana Zikri dan Alfan memperebutkan Zaira. Hubungan diantara mereka bertiga tidak lah baik. Zaira yang menjadi pendiam sekarang dan itu membuat teman-teman Zaira bertanya-tanya.
"Ra,lo kenapa sih?semenjak kita pulang dari kemah lo jadi berubah," ucap Dinda dengan menyendenkan kepalanya dibahu Zaira.
Zaira menoleh dan menjawab ucapan Dinda,"Gue gapapa kok,firasat lo aja."
"Kalo lo ada masalah itu cerita,apa gunanya kita jadi sahabat lo." ucapan Dinda membuat Zaira terenyuh dan memeluk Dinda.
"Maaf din,gue masih belom bisa cerita ke kalian," ucap Zaira dengan memeluk erat Dinda. Dinda mengusap rambut Zaira lembut memberi kenyamanan kepadanya.
"Gue ngerti,lo pasti butuh waktu untuk cerita ke kita." Dinda mengurai pelukannya dan menakup wajah Zaira dengan kedua tangannya.
"Sebesar itukah masalah lo?" tanya Dinda.
Zaira tetap diam enggan menatap Dinda. Jujur hati Dinda juga merasa sakit jika Zaira seperti itu. Meskipun Dinda hanyalah teman bagi Zaira tapi mereka berdua seperti saudara.
"Jawab gue ra," ucap Dinda dengan menggucang-guncangkan bahu Zaira. Zaira menagis dan itu membuat Dinda semakin panik.
"Sorry ra,gue gak bermaksud buat nyakitin lo," ucap Dinda dengan menggenggam tangan Zaira.
"Mungkin ini saatnya gue cerita ke lo" uca Zaira dengan menangis.
Zaira menceritakan mulai dari dia menguping pembicaraan Alfan dan Zikri yang berniat untuk membuat taruhan memperebutkannya sampai Zaira dan Zikri bertengkar dan mulai untuk saling menjauh. Dinda menyimaknya dengan teliti namun dihatinya terasa sakit mendengar bahwa Alfan mencintai Zaira sahabatnya.
"Lo yang sabar ya ra ngadepin semuanya," ucap Dinda.
"Sebenernya ada satu hal yang pengen gue ceritain ke lo" Zaira yang mendengarnya langsung mengusap air matanya dan beralih menatap Dinda.
"Apa?"
"Gue suka Alfan," ucap Dinda setengah berbisik agar semua tidak mengetahuinya. Zaira syok dan menatap Dinda dengan tatapan tak percaya.
"What?" pekik Zaira.
"Stttttt!" Dinda menutup mulut Zaira dengan satu tangannya.
"Eh-iya" ucap Zaira dengan tersenyum polos kearahnya.
"Sejak kapan lo suka sama dia?" tanya Zaira.
"Kemarin," ucap Dinda singkat.
"What?kemarin?kok bisa?"
"Gue gak tau,tapi gue mau mundur." Dinda tersenyum miris.
"Kenapa?"
"Kan dia suka sama lo bukan sama gue. Percuma kalo gue berjuang sama orang yang gak suka sama gue,gak bakalan ada hasilya." Zaira tercenggang dengan ucapan Dinda,ia merasa bersalah.
"Maafin gue ya din," Ucap Zaira dengan menggenggam tangan Dinda.
"Gapapa,ini emang takdir gue"
"Tapi gue gak suka sama Alfan din," ucap Zaira memperjelas.
"Tapi Alfannya suka sama lo ra,"
"Gak,gue gak suka dia. Gue lebih suka lihat sahabat gue bahagia daripada gue yang bahagia dan lo yanh sedih," kata zaira membuat Dinda kebawa perasaan dan menangis depelukan Zaira.
"Jangan nangis din,gue bakal bantuin lo buat dapetin Alfan" ucap Zaira dengan membelai rambut Dinda yang sepunggung.
"Makasih Zaira,lo emang sahabat terbaik deh" pekik Dinda.
💔💔💔
Zikri sedari mengacak-ngacak rambutnya kasar. Alfan yang diam saja menatap kosong didepannya. Faris yang melihat kedua temannya yang bersifat berbeda dari biasanya membuatnya bertanya-tanya ada apa.
"Gue heran deh sama kalian berdua,kalian kenapa sih?" ucap Faris dengan nada kesalnya.
"Diem!" bentak Alfan dan Zikri bersamaan. Faris yang mendengernya bergidik ngeri.
Selang beberapa waktu Alfan dan Zikri saling memberi tatapan tajam. Faris yang melihatnya ingin sekali keluar dan menikmati waktu istirahatnya dikantin.
"Gue pergi dulu aja deh,lo selesain masalah lo berdua," pamit Faris.
Faris berjalan menuju kearah kantin,namun langkahnya terpotong ketika ia melihat Zaira bersama teman-temannya yang bercengkrama ria. Faris berniat untuk gabung. Ia berjalan semakin dekat dengan meja Zaira.
"Hai," sapa Faris dengan cengengesan menampakkan gigi putihnya yang tertata rapi. Semuanya menoleh kecuali Dinda yang asik memakan siomaynya.
Faris berniat untuk mengagetkan Dinda dengan menggebrak meja didekat tempat Dinda.
Brak!
"Bangsat!" teriak Dinda dengan menatap tajam Faris. Yang ditatap malah cengengesan.
"Mulutnya neng,dijaga dong. Masak perempuan omongannya kasar sih," tutur Faris seraya menyeruput es jeruk milik Dinda.
"Anjir!itu minum gue!lagian kenapa sih lo dateng-dateng resek!" ucap Dinda dengan nada tinggi membuat seisi kantin menatapnya.
"Tau tuh anak due lagi perang dingin," sahut Faris tidak menatap Dinda,ia sibuk dengan es jeruknya.
Zaira dan Dinda saling tatap,seolah ada bahasa yang terlihat dari kedua mata mereka.
Next?coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaira ✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! kisah yang berawal dari tabrakan kecil yang mampu membuat kedua insan itu saling suka, bahkan cinta? akankah mereka memperjuangkan kisah mereka? meskipun ada tembok besar yang mengahalangi mereka berdua? Kepo?baca yok! Ma...