Gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan kaos merah maroon yang ditutupi dengan boomer hitam. Hari ini adalah hari minggu, waktu untuk bersantai dan waktunya untuk berolahraga. Sejak pagi pukul 5 zaira sudah terbangun dari tidurnya dan langsung menunaikan ibadah sholat subuhnya.
Zaira joging memutari komplek terdekat. Ia hanya sendirian maklum lah jomblo.
Keringat mulai bercucuran disekitar wajah zaira. Bahkan poni zaira mulai terlihat lepek dan rambut yang tadinya dikuncir sangat erat sudah mengendur.
"Aih,capek" zaira mengusap gusar wajahnya.
Zaira duduk ditaman sembari melihat anak-anak yang sedang bermain ria disana. Zaira sangat menyukai udara pagi.
"Nasib jomblo," zaira meruntuki dirinya.
Zaira merasakan deruh nafas yang sangat kelelahan dibelakanhnya. Rupanya bangku yang diduduki zaira berdempetan dengan bangku lainnya. Ia menoleh kearah belakang mendapati seseorang laki-laki yang tak asing darinya. Laki-laki itu membelakangi zaira sehingga zaira tidak mengetahui siapa itu.
Kemudian laki-laki itu menoleh ketika merasa ada seseorang yang mengamatinya. Zaira yang tadinya menatap punggung laki-laki itu langsung beralih menatap manik hitam milik zikri. Zikri?iya laki-laki itu adalah zikri, seseorang yang baru-baru ini masuk kedalam pikiran zaira.
Zikri memutuskan kontak matanya dengan zaira dengan mengalihkan pandangannya. Zaira yang merasa malu dengan kejadian baru saja langsung berbalik membelakangi zikri.
"Lo sendiri?" ucap zikri dingin dan datar.
"Lo tanya sama gue?" ucap zaira dengan berbalik menghadap zikri.
"Siapa lagi"
"Kirain orang lain" zikri memutar bola matanya malas mendengar jawaban zaira.
"Gue sendiri,lo?" zaira bertanya pada zikri dengan gugup. Entah sejak kapan perasaan itu timbul ketika zaira dekat dengan zikri.
"Sama" jawab zikri datar tanpa ekspresi. Senyum itu mulai terukir dibibir mungil zaira.
"Ooh" zaira hanya ber-oh ria.
Zikri hanya berdeham menanggapi ucapan zaira. Canggung,suasana itu menyelimuti mereka berdua. Meskipun suara-suara riuh terdengar ditelinga zaira dan zikri tapi bagi mereka ini adalah suasana canggung ketika 2 insan yang tidak saling berbicara satu sama lain dan memilik untuk diam.
Zaira sedari mencuri-curi padang kearah zikri dan zikri melihat zaira seperti itu ingin sekali tertawa,namun zikri tetap menahan tawanya. Zikri pandai menyembunyikan perasaannya.
"Ngapain lo lihat-lihat,pake malu-malu segala. Kalo mau natap gue,tatap langsung gaosah malu-malu kayak kucing gitu" ucap zikri dengan tersenyum tipis setipis mungkin sampai zaira tak melihatnya.
"Apaan sih,pd amat jadi cowok. Mulutnya entar bisa nabrak pesawat lo kalo tinggi-tinggi" ucap zaira ketus namun ia menahan deguban dijantungnya yang sangat cepat.
'Yatuhan,perasaan apa lagi ini' batin zaira
"Wei!lo kenapa?" tanya zikri seraya melambai-lambaikan tangannya kearah wajah zaira.
Zaira tersontak kaget dengan apa yang dilakukan zikri "hah?apa?" bicara zaira mulai mengantur karena ia termenung cukup lama menatap wajah zikri.
"Maksud lo?" zikri menautkan kedia alisnya menatap zaira.
"Nikmat mana yang kau dustakan tuhan" zaira terhipnotis dengan kegantengan zikri, zikri yang ditatap merasa geli melihat zaira.
"Lo kenapa sih?" zikri mulai menepuk pipi zaira lembut, zaira langsung tersadarkan dan wajahnya bersemu merah.
Zaira memegangi pipi yang baru saja ditepuk oleh zikri, ia merasa malu.
"Lo kenapa sih ra?" ucap zikri dengan kesal.
"Gapapa koq" ucap zaira menutupi kegugupan yang melanda.
'Yatuhan, kenapa kau jebakan hambamu ini dalam suasana yang seperti ini?' batin zaira mendratisir.
Zikri menatap zaira tetap dengan padangan yang yang sama, alis tebalnya tak kunjung turun.
Zaira ingin pergi dari taman, dan menyudahi drama ini. "Gue pulang dulu ya kri," ucap zaira dengan berlari menutupi wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.
Belum sempat zikri menyahuti,punggung zaira sudah tak kelihatan dan semakin menjauh.
"Oke" jawab zikri dengan tersenyum kearahnya.
🔥🔥🔥
"Hah?apa?"
"Lo gak becanda kan?" ucap faris dengan menatap alfan heran.
"Gue juga gak tau kenapa ris, perasaan ini timbul bergitu aja." faris mengusap wajahnya kasar.
"Tapi zikri belum tau ini?"
"Belum. Mangkannya itu gue mau bilang ke zikri tapi, gue udah lihat zikri deket banget sama zaira. Gue takut ris,perasaan ini juga semakin besar" ucap alfan dengan frustasi.
Tak disangka pintu kamar alfan terbuka menampakkan seorang laki-laki yang sudah bertengger di pintu. Alfan kaget melihat kehadiran zikri secara tiba-tiba, begitu juga faris.
"Lo suka sama zaira?" ucap zikri dingin dengan menatap alfan dengan tatapan tajam.
Alfan langsung mengampiri zikri, ia langsung merangkul pundak temannya untuk menyuruhnya masuk. Namun rangkulan itu ditolak mentah-mentah oleh zikri.
"Lo belum jawab pertanyaan gue fan," ucap zikri dengan dingin.
"Iya kri, gue suka" jawab alfan dengan menatap zikri.
"Lo gak suka kan, sama zaira?" imbuh faris yang berada dibelakang alfan.
Zikri tetap diam, tidak berkutik sedikitpun dan tidak berbicara.
"Enggak" jawab zikri cepat. Namun ada nada penyesalan diakhir kalimatnya.
"Kalo gitu, bantuin gue dapetin zaira ya?" ucap alfan diseringai senyuman lebar.
"Siyap" balas zikri dengan tersenyum kecil.
"Aaaaaa,sayang kalian deh," ucap faris mendramatisir.
Zikri tersenyum tipis, ia pandai menyembunyikan luka. 'Gue relain dia buat lo,' batin zikri dengan miris.
Aku harap kalian suka💜
Next gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaira ✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! kisah yang berawal dari tabrakan kecil yang mampu membuat kedua insan itu saling suka, bahkan cinta? akankah mereka memperjuangkan kisah mereka? meskipun ada tembok besar yang mengahalangi mereka berdua? Kepo?baca yok! Ma...