[11]•Rela•

5K 246 2
                                    

Langit yang tadinya cerah sekarang telah memudar digantikan oleh senja. Jalanan jakarta memang ramai terpenuhi oleh kendaraan.

Zaira mengemudi mobipnya dengan santai. Saat lampu merah menyala,sejenak zaira mengecek ponselnya yang geletak dikursi samping kemudi.

Dahinya mengkerut,menatap nontifikasi dari seseorang. "Siapa nih?alfan?"

Jarinya menari-nari diatas ponselnya,ia mengetik sesuatu kata untuk membalasnya.

Username : hai, gue alfan

Zaira : alfan?kelas apa?

Alfan : kelas bahasa 1,temennya zikri

Zaira : ooh

Alfan : iya

Read

Zaira hanya berniat membacanya saja. Zaira membuang ponselnya asal. Matanya terpejam dan tangannya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Akhirnya ia tertidur lelap dengan nafas teratur.

🔥🔥🔥

"Ra,lo besok ikut kan?" tanya nadia kepada zaira yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

"Ikut" jawabnya tak menatap nadia. Nadia mendengus kesal menatap temannya itu.

"Loh udah nyiapin buat besok?" tanya dinda tiba-tiba.

"Belom,males." nadia terlihat lesu.

"Leh?kalo lo ra?udah siap-siap?" tanya dinda kini beralih menatap zaira.

"Heheheh,belum" zaira hanya cengengesan.

"Idihhh,gue juga belum." dinda mengundang gelak tawa bagi zaira,lia,dan nadia?ia hanya termenung.

"Eh,lo ngapain nad?"

"Eh,gapapa koq" suara nadia tampak parau.

"Eh,lo sakit?" lia menempelkan tangannya dijidat nadia. Memang benar,bahwa suhu tubuh nadia panas.

"Anjir!lo sakit bego!" lia kaget, dan zaira,dinda pun juga sama-sama menempelkan tangannya kejidat dan leher nadia.

"Nad,koq lo gak bilang sih!" marah zaira yang sedang berkacak pinggang. Seolah ibu memarahi anaknya.

"Hehehe,santai aja kali ra. Gue gak papa" dikondisi saat ini nadia tetap saja tersenyum.

"Udah,mending kita bawak nadia pulang aja," suruh lia. Zaira dan dinda mengangguk setuju.

"Naik mobil gue aja li," usul zaira.

"Oke"

🔥🔥🔥

Zikri bersama teman-temannya kini sedang bersantai dikantin seraya menyeruput esnya masing-masing. Zikri sibuk dengan ponselnya sedangkan kedua temannya berbincang-bincang santai dan mengundang gelak tawa.

"Lo tau gak?" tanya faris dengan nada jenakanya.

"Kagak tau lah bego!" sinis alfan.

"Kalo gula itu asin,dan garam itu manis" ucap faris dengan tertawa lepas. Kepalanya memdapat toyoran dari alfan.

"Bego dipelihara sih,ya gini jadinya" alfan geleng-geleng ketawa. Sedangkan zikri, ia ikut menggeleng-gelengkan kepala seperti alfan.

"Oh iya fan,lo masih suka sama zaira?" tanya faris kini serius tanpa nada bercanda.

"Hem,sukalah" jawab alfan sesekali menyeruput esnya yang tinggal separuh gelas.

"Lo udah coba chattan sama zaira?" kini giliran zikri yang bertanya.

"Udah,tapi cuman minta save wa doang" ucap alfan dengan terlihat lesu.

"Ooh" zikri dan faris hanya ber-oh ria.

Mereka bertiga melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang bermain handphone,ada yang tengah asik memakan mie dan terdiam termenung. Yang dilakukan zikri adalah termenung menatap esnya.

'Andai perasaan ini bisa dicancel,pasti gue akan cancel secepatnya' batin Zikri

Zaira bersama teman-temannya tengah asik bergurau ria. Sembari melirik kearah meja zikri, ia juga mendengarkan celoteh-celotehnya dinda. Sesekali dinda menatap zaira yang gelisah. Dinda mengagetkan zaira "woi!lo ngeliatin sapa sih?" mata dinda mengikuti arah tatap mata zaira.

Dinda langsung berkata,"ohhh,ngeliatin zikri?" kata dinda langsung membuat zaira salah tingkah.

"Eng-enggak koq"

"Gausah gugup gitu neng" dinda menyenggol lengan zaira.

"Apaan sih" jawab zaira ketus.

"Mulai,mulai judesnya" celetuk lia.

"Heheheh" zaira hanya cengengesan menampilkan sederat gigi putihnya yang rata.

Akhirnya zaira dkk tertawalepas,dan membuat beberapa pasang mata menatapnya terutama alfan dan faris.

Setelah mereka tertawa,bel berbunyi sangat keras dan membuat semua siswa menghela nafasnya kasar.

"Wahhh!ga enak banget ya udah mau masuk kelas aja"
"Idih,gue takut, kita kan waktunya guru killer"

Bahkan masih banyak yang mengeluh.

Semua murid akhirnya berhamburan untuk pergi kekelasnya masing-masing. Begitupun dengan zaira dkk,mereka melewati lorong-lorong yang tergolong sepi. Tak disangka mereka melihat pemandangan yang tak asing, mereka melihat seorang siswa yang menggendong siswi. Mata zaira terbuka sempurna, zaira langsung mengikuti arah kedua muris itu. Ternyata arah jalan mereka menuju arah uks. Namun dibenak zaira adalah,"koq gue sakit ya,liat digendong cewek lain."

Zaira tetap mengintip kejadian itu dibalik pintu uks, seperti disiang bolong ada petir.

"Hati gue kri,"

"Hati gue hancur." zaira memegangi dadanya yang merasa sesak.

Kemudian muncul satu bulir airmata yang tak sengaja. Zaira menghapusnya dan berlari entah kemana,seperti orang yang kehilangan arah.

Disinilah zaira,di tempat yang sepi. Tepat yang selalu ia kunjungi ketika ia patah hati. Tempat ini tenang,dan disinilah zaira mendapat kenyamanan. Zaira duduk
dirooftop sekolah dengan menatap jalan raya yang begitu ramai.

Ia mengayun ngayunkan kakinya, zaira mendengar ada deruh kaki seseorang.

"Hai!" sapa seseorang yang langsung duduk disebelah zaira.

Zaira menatap aneh orang itu,dan langsung mengabaikannya. Zaira berkata dalam hati,"sok kenal."

Next?

Seeyou😘

Zaira ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang