[22]•Makan malam•

4.2K 212 0
                                    

Zaira membuang tas ranselnya asal. Ia langsung menghempaskan tubuhnya ketempat tidur king size.

Merasa tubuhnya sangat lelah,ia membuat rencana untuk istirahat sebentar dengan tidur. Dengan sepatu yang masih menempel dikakinya dan seragam yang melekat ditubuhnya.

Dengkuran halus itu terdengar dari mulut Zaira. Ia ternyata sudah memasuki alam mimpinya.

Vita mengetuk pintu namun pintu kamar Zaira sudah terbuka. Menampakkan putri bungsu kesayangannya sedang tidur.

Vita berjalan menghampiri Zaira yang baru saja tertidur pulas. Ia sudah sampai disamping ranjang Zaira lalu tangannya terulur mengusap dahi putrinya yang sedikit berkeringat akibat kelelahan.

Merasa ada sentuhan dingin,tidur Zaira menjadi terusik akhirnya mengerjapkan matanya menyesuaika cahaya sekitar. Ia membelak ketika melihat mamanya berada didepannya.

"Ihh,mama aku kira siapa," ucap Zaira. Ia menguap lebar dan tak lupa tangannya yang menutupinya. Vita terkekeh pelan.

"Udah,mandi dulu sana. Kamu bau kecut gitu," sindir Vita dengan nada jenaka.

"Aq gak bau kok ma," balas Zaira dengan mengerucutkan bibirnya. Vita semakin gemas melihat tingkah kekanak-kanakan Zaira.

"Iyain deh," ucap Vita seraya melangkah meninggalkan Zaira. Kemudian Zaira langsung beranjak dari tempat tidurnya langsung menuju ke kamar mandi.

✨✨✨

Zikri mondar-mandir dikamarnya. Ia berfikir keras bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalahnya.

"Arghhhh!" zikri menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Cling!!

Ia membuka ponselnya dan kerutan di dahinya terlihat jelas. Ia tidak mengetahui siapa pengirim pesan itu.

Jari jemari Zikri sudah menari-nari diatas ponselnya untuk membalas pesan. Ia mengetikkan.

Uknown : Perlahan-lahan Zaira bakalan balik lagi ke gue.

Zikri : lo sp?

Read

"Shit!" mood Zikri sudah hancur dan ditambahi oleh pesan misterius itu.

Tok!tok!tok!

"Bang," suara lembut dan khas seperti ibu-ibu itu berasal dari balik pintu kamar Zikri yang masih tertutup.

Zikri berjalan membukakan pintu. Setelah ia membukanya ia langsung melihat wajah ibunya yang cantik dengan hijabnya.

"Apa mi?" Balas Zikri.

Mila yang menatap putranya mulai dari atas hingga bawah. Sungguh penampilan Zikri acak-acakan.

"Kamu kenapa bang?" tanya Mila dengan merapikan rambut putranya yang acak-acakan.

"Gak apa-apa mi," balas Zikri.

"Yaudah,sekarang kamu turun kebawah untuk makan," perintah Mila yang mendapat anggukkan oleh Zikri.

Sebagai seorang ibu,Mila mengerti tentang permasalahan Zikri alami.

'Mami tau bang,kalo abang lagi suka sama seseorang' batin Mila dengan menatap nanar punggung putranya yang perlahan hilang.

Disislain,Zaira bersama keluarganya sedang makan malam direstoran. Karena ada pertemuan khusus yang harus ditemui,sebenernya Zaura tidak ingin mengikutinya namun ia dibujuk oleh Vita dan Ririn.

"Mereka lama banget ya," ucap Ferdi dengan sesekali menatap jam yang menempel indah dipergelangan tangan kirinya.

"Mungkin macet pa," jawab Vita. Dan tak lama 2 orang telah berjalan memasuki resto dan menghampiri meja Ferdi.

"Sorry banget ya,lo pasti udah lama," ucap salah seorang laki-laki separuh baya dengan menggunakan jas berwarna hitam. Dan sebelahnya terdapat 1 wanita separuh baya dengan menggunakan dres panjang berswarna biru muda.

"Silahkan duduk," ucap Vita dengan sopan. Mempersilahkan Hilda duduk.

"Jadi gimana?" tanya Bagas. Dan ferdi sudah mengerti apa pembicaraannya dan langsung memberi isyarat pada istrinya.

"Oh iya,ini ya yang namanya Zaira?" tanya Hilda dengan menatap Zaira mulai atas hingga bawah.

"Iya tan," jawab Zaira sopan.

"Cantiknya," puji Hilda dengan membelai rambut Zaira. Zaira yang diperlakukan seperti itu hanya menunduk malu.

"Makasih tan," balas Zaira.

"Gak usah panggil tan,habis ini panggilnya mama aja," ucap Hilda membuat Zaira semakin menatapnya dengan heran.

"Loh?kamu belum dikasih tau sama mama kamu?" tanya Hilda. Zaira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sengaja biar aku gak kasih tau,biar surprize," sahut Vita. Hilda hanya ber-oh ria.

"Mamah kok gitu sih,sebenernya ada apa soh mah?" tanya Zaira tidak sabaran.

Sebelum Vita menjawab suara getaran itu membuat Vita mengurungkan niatnya. Ternyata suara itu berasal dari ponsel Bagas.

"Halo?"

"Pa,aku mungkin agak tekat datengnya soalnya jalan macet banget"

"Oke,hati-hati"

Bagas tersenyum sumrigah menatap Ferdi.

"Dia akan sampai,namun agak telat." Zaira yang mendengarnya bertanya-tanya. Siapa 'dia' yang dimaksud oleh Bagas.

"Oh iya sayang,kamu masih inget sama Dika gak?teman masa kecil kamu?" tanya Hilda semakin membuat Zaira berfikir.

"Ohhh..ingat tante. Emangnya kenapa?"

Pertanyaan Zaira belum dijawab karena kedatangan seseorang yang ditunggu-tunggu oleh keluarganya.

Yang mau next,mana suaranya?

Zaira ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang