"Jadi gini, gue suka sama cewek tapi gue gak yakin cewek tuh suka apa gak sama gue" ucap alfan memperjelas.
"Oohh" faris hanya berohria saja.
"Emang siapa?" tanya zikri dengan menatap alfan dingin.
"Orang lah,"
"Siapa?"
"Orang, gue kekamar mandi dulu ya" pamit alfan.
Zikri menatap alfan dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Zikri curiga dengan sifat althaf yang berubah.
"Dia kenapa ris?" tanya zikri menatap faris yang sedang asik dengan mie ayamnya.
"Gue gak tau," balas faris enteng dengan mengendikan bahu.
"Tai njir," sinis zikri.
"Yang situ lebih tai," ucap faris asal, namun membuat zikri memelototinya.
"Maksud gue bukan lo koq kri, gue bilang yang tai itu anak cabe-cabean noh" jari telunjuk faris menunjuk segerombolan siswi-siswi yang berpakaian ketat.
"Lo bohong tai," sinis zikri.
"Hahahahah" tawa faris tiba-tiba meledak membuat beberapa pasang menatap faris dengab tatapan sulit diartikan.
"Udah lah, gue males ngomong sama orang yang ogeb kayak lo" zikri memutar matanya malas.
"Yaudah, gue juga males sama orang yang irit ngomong kayak lo," faris hanya terkekeh melihat wajah zikri yang sudah memerah karena menahan amarahnya.
Faris terus tertawa hingga membuat bising seisi kantin. Dan zaira bersama teman-temannya yang baru saja memasuki kantin langsung terhenti ketika melihat zikri.
"Eits gais, ada ice noh" ucap lia dengan menunjuk kearah bangku pojok yang diduduki zikri bersama faris.
"I don't care" ucap zaira enteng dengan tetap berjalan menunu bangku yang akan diduduko nya. Namun sebuah tangan mengahalngi duduk zaira. Dari kulit tangan itu seperti kulit perempuan, halus dan putih.
"Gue duluan yang sampek sini!" ketus luna.
Zaira membalikan badan berniat untuk tidak membalas ucapan luna namun sebuah tangan mencekalnya.
"Lepasin," zaira meronta akibat pegangan luna yang semakin erat dan keras.
"Lo kira gue bakal tinggal diem apa dengan perlakuan lo yang ga sopan ke gue?" ucap luna dengan sedikit berteriak dan membuat semua siswa dan siswi menatap kearah 2 gadis itu.
"Maksud lo?" zaira tak ambil perasaan dengan ucapan luna.
"Masih junior aja udah alay," sinis luna dengan tersenyum miring kearah zaira.
"Yang alay itu siapa?lo apa gue" zaira tak memperdulikan luna itu siapa, ia hanya mengetahui bahwa luna itu adalah kakak kelasnya.
"Jaga omongan lo bitch!" luna mulai tersulut emosi.
"Hei!jaga omongan lo itu! Kakak kelas gak tau diri" zaira menunjuk tepat kearah wajah luna. Kini luna dan zaira saling tersulut emosi.
"Lo jutek buat narik perhatian orang-orang kan?sok jutek, bilang aja kalo pengen caper" luna menepis jari telunjuk zaira.
"Lo emang kakak kelas, tapi lo gak bisa seenaknya ngomong gitu. Lo pikir gue takut sama kakak kelas kayak lo? Sebenernya lo itu kakak kelas yang gak patut buat contoh adik kelas!" ucap zaira dengan menatap luna tajam. Luna mendaratkan tangannya kearah pipi mulus zaira.
Plak
Zaira memegangi pipinya yang memerah, namun ada cairan darah segar yang mengalir dari hidung zaira. Zaira langsung menutup hidungnya dengan kedua tangannya dan segera berlari diantara keramaian orang-orang.
"Zaira!" pekik lia. Dinda dan nadia menyusul zaira yang sedang berlari entah kemana.
Disisi lain 2 orang mengepalkan tangannya, akhirnya orang pertama langsung meninggalkan kantin dan orang kedua tetap dengan posisinya yang diam.
"Zairaa!" pekik dinda.
Zaira tergeletak ditengah lapangan, banyak siswa siswi mengerubunginya darah yang mengalir dari hidung zaira sangatlah deras sehingga berceceran kemana-mana.
"Gue bakal telpon tante vita, oh iya fi, bawak zaira ke uks ya!" pinta nadia kepada rafi teman sekelasnya.
Nadia memencet nomer yang bertuliskan 'tante vita' mama zaira.
"Angkat dong tan," nadia cemas dengan mondar mandir ditengah tengah lapangan.
Setelah sambungan menghubungkan nadia langsung mulai berbicara.
"Tan,gawat!"
"Kenapa?"
"Zaira tan,"
"Kenapa nad?zaira kenapa?"
"Zaira pingsan tan,"
"Tante akan otw kesana"
Vita langsung memutuskan panggilannya dan langsung bergegas menuju sekolah zaira. Vita tidak sendirian ia mengajak ririn untuk menemaninya.
"Rin,ikut mamah kesekolahnya zaira yok" ajak vita kepada ririn yang sedang menonton drama didepan tv.
"Zaira kenapa ma?"
"Pingsan" setelah mendengar ucapan vita, teh yang dipegang ririn baru saja telah jatuh dilantai mengakibatkan bunyi yang sangat nyaring.
"Awwww" ririn kaget dengan cangkir yang sudah pecah dilantai.
"Udah ayok!mama tungguin di mobil ya"
"Iya ma,aq siap-siap dulu" ririn langsung bersiap-siap.
🔥🔥🔥
Nadia sedang menunggu kedatangan vita dengan menunggu di depan pintu uks.
"Nad,tante vita udah dateng belum?" tanya lia.
"Belom nih,"
Tak lama pun akhirnya vita bersama ririn berjalan tergesa-gesa menuju uks. Diuks sudah terdapat 2 guru yang sedang menemani zaira dan juga dinda dan lia.
"Gimana keadaan zaira sekarang?" tanya ririn cemas kepada nadia sedangkan vita langsung menyelonong masuk kedalan ruang uks.
Nadia hanya mempersilahkan ririn untuk masuk kedalam ruangan dan sudah banyak orang yang berada disana.
"Zaira sayang," teriak vita ketika melihat zaira terbaring nyaman diranjang uks drngan mata yang masih terpejam.
Lalu vita berlari memeluk zaira. Air matanya jatuh kedalan pipi zaira. "Bangun sayang, mamah disini nunggu kamu" ucap vita dengan menangis menatap wajah zaira putri bungsunya.
"Li, zaira koq bisa begini?" tanya vita dengan menatap lia. Yang ditinya hanya diam. Lalu lia membuka suara.
"Jadi gini tan..ini semua karena kak luna dia sudah menampar zaira cukup keras" jelas lia dengan menatap vita sayu.
"Apa salah anak tante sampek dia nampar putri kesayangan tante"
"Yang sabar mah," ucap ririn dengan mengelus ngelus pundak vita menyalurkan ketenangan.
Lalu vita memeluk ririn.
Ternyata dibalik pintu sedang ada yang mengintipnya. Ia kasihan melihat keadaan zaira mata yang tadinya tajam berubah menjadi tatapan sayu.
"Semangat,gue akan selalu doain lo ra."
Ada yang kepo gak sih?
Coment yok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaira ✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! kisah yang berawal dari tabrakan kecil yang mampu membuat kedua insan itu saling suka, bahkan cinta? akankah mereka memperjuangkan kisah mereka? meskipun ada tembok besar yang mengahalangi mereka berdua? Kepo?baca yok! Ma...