Zaira melangkah menyisuri koridor koridor yang sepi karena saat ini adalah waktu peajaran, waktu istirahatnya sudah terpotong akibat ia berlama-lama di uks bersama zikri.
"So happy," ucap zaira dengan tersenyum lebar menampilkan beberapa deret giginya yang rata dan putih.
Zaira melewati madding sekolah, namun langkahnya terhenti ketika melihat petugas osis menempelkan kertas yang penuh dengan tulisan, zaira langsung menghampiri petugas osis itu dan akan menanyakan apa yang dituliskan di lembaran kertas itu.
"Um, ada apa?," zaira bertanya sopan kepada kakak osis yang berdiri tegap didepannya, maklumin bahwa lawan bicaranya adalah lelaki yang cukup tinggi maka zaira sedikit mendongakkan kepalanya.
Lelaki itu tau bahwa yang sedang mengajak bicaranya adalah anak pemilik yayasan sekolah ini, jadi lelaki itu harus sopan kepadanya.
"Ada kegiatan kemah,itu khusus untuk murid kelas X1" balasnya dengan tersenyum kikuk.
"Ohhh,makasi kak infonya" zaira meninggalkan lelaki itu,lelaki itu bernama gino ketua osis terkenal di SMA Kencana.
"Isshh,untung cantik pemilik sekolah pula," ucap gino dengan geleng-gelenh kepala.
Zaira membacanya dengan serius,ia mencoba mengamatinya dan zaira tersenyum ketika mendapati kata-kata 'wajib ikut'.
"Jadi,si zikir ikut juga." zaira menempelkan jari telunjuknya kedagunya seolah berpikir.
"Asikkk," teriak zaira dengan mengehentak-hentakkan kakinya.
Zaira melenggang menuju kekelasnya dengan langkah penuh kenikmatan.
Zaira sampai di ambang pintu, tanpa menunggu siapa pun zaira langsung menyelonong masuk, dan memang saat ini ada rapat guru jadi kelas terasa sangat ramai atau biasa dibilang 'jamkos' surganya para pelajar.
Zaira berlari menuju kearah lia,dinda,dan nadia. "Guys!" ucap zaira dengan menggebrak meja lia.
"Astajim kucing manak 3 ekor hilang satu tinggal dua, gue kira apaan. Ternyata lo," kaget lia lalu menoyor kepala zaira. Zaira mengelus-elus puncak kepalanya dengan cengiran tanpa dosa.
"Ada apa sih," tanya dinda heran.
"Idih, lo siapanya dora?kepo bener"
"Yeee,lo mah gitu"
Zaira tertawa lepas ketika melihat mulut dinda yang sedang mengerucut.
"Itu mulut berapa senti yak?," ucap zaira disela-sela tawanya.
"10 mungkin," ucap nadia juga menertawakan dinda.
"Hahahahahaha" mereka bertiga serempak menertawakan dinda. Yang ditertawakan memutar bola matanya jengah.
"Minggu depan kita akan ada acara kemah keluar sekolah," teriak zaira kencang dan membuat beberapa pasang mata menatap zaira heran.
"Apa?," ucap ketiga temannya serempak.
"Iyaa" zaira tersenyum bahagia.
"Asikkkkkkk" ucap zaira berserta teman-temannya dengan berteriak sekencang mungkin.
"Woy!ini kelas bukan hutan gak bisa buat teriak teriak seenaknya" kesal dio ketua kelas X1 bahasa 2.
Zaira bersama gengnya melotot kearah dio dan dio juga tak kalah, ia menatap kearah zaira in the geng dengan tatapan tajamnya yang mengerikan.
"Tatapan matamu pengen tak colok." gelak suara itu langsung mengakibatkan semuanya tertawa terbahak-bahak.
Dio menatap tajam kearah satria yang sudah mengakibatkan kelasnya semakin gaduh. "Ampun boss," teriak satria lalu jarinya membentuk huruf 'v'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaira ✔
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! kisah yang berawal dari tabrakan kecil yang mampu membuat kedua insan itu saling suka, bahkan cinta? akankah mereka memperjuangkan kisah mereka? meskipun ada tembok besar yang mengahalangi mereka berdua? Kepo?baca yok! Ma...