6

54 4 3
                                    

-Selamat membaca-

Daffin pov...
"Arrgghhh siaaall, kenapa gua kepikiran cewe itu mulu? Gua gak salah disini, udah jelas-jelas dia yang salah. Sekarang kenapa sama pikiran gua? Gua gak fokus kerja daritadi karena cewe itu. Gua harus gimana sekarang?" Gerutu Daffin kesal dengan berkas-berkas yang berantakan di meja nya.

Terdengar suara pintu di ketuk dan tak lain adalah Sam. Sam menghampiri Daffin menyerahkan agenda hari ini, hari ini Daffin ada dua pertemuan dengan klien. Klien pertama adalah klien lama Daffin dan klien kedua adalah klien dengan sejuta saham di muka bumi bahkan tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan Daffin.

"Nih, ada file yang harus lo tandatangani" Sam menyerahkan berkas pada Daffin

Setelah berkas di tandatangani, Sam pamit dan kembali ke ruangannya. Namun, beberapa langkah setelah Sam memunggungi Daffin ia teringat dan lupa satu hal sehingga itu membuatnya balik badan kembali menghadap Daffin.

"Ehh lupa gua, hari ini lo harus ketemu sama dua klien sekaligus. Yang pertama jam 11, kira-kira 1 jam lagi, dan yang kedua jam 2 siang bro." Ucap Sam menjelaskan

"Iya kalau gua fokus gua bisa ketemu klien hari ini" balas Daffin cuek

"Kalau fokus? Maksud lo? Ya udah jelas lo harus fokus lah bro, ini aset berharga yang sayang lo lewatin gitu aja"

"Gua gak fokus hari ini, udah deh lo gausah ngatur-ngatur gua" balas nya dengan mata sinis

"Heh bego gua sekertaris lo jadi wajar dong gua ngatur jadwal lo"

"Tuh pintu deket dari sini, mending lo keluar sekarang gua harus rileks" ucap Daffin sambil menunjuk pintu keluar

"Tanpa lo suruh pun gua bakal keluar sekarang Tuan Daffin Adelio Reynand !!" Balas Sam dengan tatapan tajam

Sam bergegas meninggalkan ruangan Daff dengan wajah kesal. Bagaimana Sam tidak kesal, Daff selalu seperti itu, selalu menyebalkan dan tidak tau terimakasih. Sam merasa tidak dihargai sebagai bawahan Daff yang bertugas mengatur kegiatan Daff di kantor. Baru saja Sam sampai di depan pintu keluar. Namun Daff memanggil kembali Sam, sungguh ini membuatnya muak akan kelakuan bos nya itu.

"Sam tunggu" panggil Daff

Sam membalikan tubuhnya dengan mata sinis seraya berkata "apalagi?"

"Gua mau nanya masa lo diem terus di pintu sih gak sopan banget lo"

Dengan sabar Sam menghampiri bos nya itu "nanya apa?"

"Cewe itu gimana?"

"Cewe mana? Gimana apanya?"

"Ya cewe yang kemarin lah cewe mana lagi"

"Ya lo kan cewe nya banyak, dimana-mana"

"Ya itu kan dulu, kurang ajar lo sama bos lo sendiri"

"Cewe yang lo tabrak terus lo malah bersikap kurang ajar dan angkuh bilang lo gak salah?"

"Ya gua... gua... gua emang gak salah kan gua udah kasih dia duit tapi dia gak mau. So gak butuh banget duit tuh cewe"

"Heh bro" Sam kesal memukulkan tangannya ke meja Daffin "Gak semua hal bisa selesai dengan uang lo, dimana hati lo kemarin hah? Kakinya luka, luka parah bro, dia gak butuh uang lo, dia cuma butuh kata MAAF dari mulut GENGSI lo" balas Sam menunjuk bagian mulut Daff

"Dimana rumahnya?" Balas Daff dengan ekspresi datar

"Rumahnya? Apa perduli lo sama dia? Dia udah gua bawa ke rumah sakit dan mengantarkannya dengan selamat sampai tujuan" balas Sam dengan ekspresi menyindir

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang