19

26 3 0
                                    

"Wanita yang tidak pernah menghargai diriku sendiri, kamu selalu seperti ini. Apa kamu masih ingat? Saat dulu, sebelum kamu pergi tanpa alasan. Aku memergoki mu sedang makan malam bersama dengan seorang pria, kamu bilang padaku jika pria itu teman lama mu, saat itu yang membuatku kecewa bukan karena dirimu makan malam dengannya, tapi karena kamu berbohong padaku sebelumnya kamu bilang jika kamu ada urusan mendadak dan menolak tawaran makan malam bersama ku. Tapi nyatanya? Kamu menjadikan urusan mendadak sebagai alasan yang membuatku kecewa. Dan setelah aku memergoki mu, kamu masih saja bertahan pada alasan sialan mu itu" ucap Sam, membuat Kay tidak berkutik sedikit pun.

"Lalu apa mau mu sekarang?" Tanya Kay dengan wajah datarnya.

"Cukup sudah semuanya, ku kira setelah penantian panjang ku untukmu akan digantikan dengan moment yang bahagia, tapi nyatanya sama saja seperti dulu, kamu tidak berubah dan mungkin tidak akan pernah berubah, perlu kamu tau Kay, aku tulus padamu. Tapi ketulusanku tidak pernah kamu anggap ada, bahkan hingga detik ini kamu tidak menjelaskan alasanmu pergi begitu saja" balas Sam yang kini beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju jendela.

"Baiklah jika itu mau mu, aku permisi" Kay kemudian berlalu begitu saja meninggalkan ruangan Sam.

Secara tidak sengaja Mai melihat Kay yang baru saja keluar dari ruangan Sam,
"Kay menangis? Ada apa? Apa hubungan mereka baik-baik saja?" batin Mai

Tok tok tok
"Masuk" ucap Sam

"Maaf mengganggu Sam, Daff ingin menemui mu sekarang juga"

Sam masih saja berdiri di tempatnya dan tidak menjawab perkataan Mai.

"Ada apa dengan Sam?" Batin Mai

"Baiklah Sam, aku sudah menyampaikan pesan dari Daff untukmu, permisi"

"Tunggu Mai" Sam membalikan tubuhnya dan berjalan mendekati sofa

"Ada apa?" Tanya Mai

"Duduklah" Mai kemudian mendekati Sam dan duduk di sofa, tentunya berjarak.

"Bagaimana kabar Ilham?"

"Ilham? Dia sedang melanjutkan pendidikannya di luar negeri"

"Apa kamu berpacaran dengannya?"

"Tidak, tidak ada ikatan diantara aku dan Ilham. Dia mencintaiku tapi tidak denganku, mungkin sekarang dia sudah mempunyai pengganti, kita sudah lama kehilangan komunikasi"

"Apa kamu mencintaiku?"

"Mencintaimu? Untuk apa? Hanya rasa sakit yang aku dapat setelah aku tau kamu lebih memilih masa lalu mu"

"Bisakah aku ada di hatimu kembali?"

"Maaf Sam, aku telah menutup rapat hatiku untuk mu. Bahkan sedikit celah pun tidak ada".

Sam kecewa, setelah hubungannya dengan Kay berakhir kini Mai pun enggan dengan dirinya. Mungkin ini balasan yang harus Sam terima, bagaimana Mai tidak kecewa, disaat Sam berhasil mendapatkan hati nya namun Sam lebih memilih kembali ke masa lalu nya tanpa memikirkan perasaan Mai.

"Ada apa Daff memanggilku?" Tanya Sam untuk mengalihkan pembicaraan yang tadi ia awali soal cinta.

Mai kemudian beranjak dari duduknya "temui saja dulu, aku duluan ya. Permisi"

Di ruangan Daff

Sedari tadi Daff sibuk sendiri mencari sesuatu yang hilang tanpa Daff sadari Sam sudah berada di ambang pintu memerhatikan Daff yang nampaknya sedang kesal mencari sesuatu yang tidak kunjung di dapatkan.

Daff kemudian menyadari kehadiran Sam "Dari mana aja?" Tanya Daff pada Sam tanpa melihat kearah Sam sedikitpun.

"Lo nyari apa?" Balas Sam kemudian mengahampiri Daff dan duduk di sofa.

"Yaelah gua lagi bingung nyari map yang isinya surat perjanjian penting lo malah santai gitu" jawab Daff yang kemudian menghentikan pencarian di lemari satu dan beranjak berjalan menuju lemari lain.

"Ya gimana gua bisa bantuin lo, lo nyari apa aja gua gak tau" balas Sam kemudian merebahkan tubuhnya di sofa empuk milik Daff, merebahkan diri kemudian membuka handphone nya.

Daff yang sedang kesal mencari surat perjanjian yang hilang bertambah kesal saat melirik Sam yang sedang santai di sofa memainkan telepon genggamnya "aaarggghh sial, bisa-bisa perusahaan bangkrut" ucap Daff

Sam yang mendengar itu kemudian bangkit dari tidur nya dan menatap Daff seakan tak percaya dengan ucapan Daff barusan "Bangkrut? Maksud lo? Kenapa bisa bangkrut? Lo lagi nyari apaan sii? Apa yang ilang?" Tanya Sam kemudian menghampiri Daff berniat membantunya mencari sesuatu yang ilang hilang itu.

"Lo tau kan? Perusahaan terbesar yang udah punya kontrak hubungan kerjasama? Dan sekarang secara sepihak perusahaan itu bilang pengen mutusin kontraknya gitu aja"

"Ya kalau ada surat perjanjian hubungan kerjasama gak bisa di putusin gitu aja dong"

"Ya makanyaaaa!!!!! Ilang surat perjanjiannya, tuh perusahaan bilang kalau kita gak pernah adain surat perjanjian dan mereka bisa bebas tanpa suatu kesalahan gitu aja tanpa surat perjanjian, padahal jelas banget pemimpin perusahaan itu yang tanda tangani suratnya"

"Kalau gitu cari lah Daff"

Daff yang kesal dengan ucapan Sam barusan kemudian melemparkan kalender yang ada di meja nya tepat di depan wajah Sam "lo pikir dari tadi gua lagi ngapain hah? Ah udah lah kesel gua sama lo mending lo keluar sekarang ganggu gua aja bantuin ngga"

Sam yang tidak terima dilempari kalender oleh sahabatnya itu kemudian melempar balik kalender itu dan tepat di punggung Daff "Gua juga kesel sama lo, lo nyuruh gua kesini giliran kesini diomelin. Mau lo apa hah? Gak tau orang lagi putus cinta apa" balas Sam kemudian kembali merebahkan tubuhnya di sofa, menutup matanya dan melipat kedua tangannya di dada.

Daff terkekeh mendengar kata-kata yang barusan Sam ucapkan, baru saja Sam menjalin cinta dari masa lalu nya yang datang kembali dan kini? Putus kembali. "Hahahaha konyol hubungan lo, masa iya baru jadian udah putus lagi, tar balikan lagi gak bro? Udah kaya setrikaan bulak-balik mulu apalagi di satu cewe yang sama lagi, cinta lo gak berkelas bro" balas Daff dengan tertawa lepas.

Mendengar itu Sam langsung membuka matanya duduk manis dan menatap Daff dengan tatapan tajam "coba lo ulang kalimat terakhir yang lo omongin sama gua tadi" pinta Sam pada Daff.

"Cinta lo gak berkelas" balas Daff datar yang kini sedang menatap handphone nya.

"Jadi menurut lo cinta yang berkelas itu cinta yang gimana? Cinta kaya lo? Kaya lo yang sering gunta-ganti cewe? Itu yang namanya berkelas?" Jawab Sam masih dengan posisi duduknya di sofa

"Heh itu dulu ya, sekarang gak!!" Balas Daff kemudian menatap Sam, Daff kesal Sam selalu saja membawa masa lalu Daff sebagai seorang playboy.

"Ntar juga ada yang lebih cantik, lebih perfect, lebih segala-galanya dari Mai, gua yakin lo bakal pindah ke lain hati" balas Sam dengan nada menyindir dan beralih menatap layar handphone nya yang menampilkan pesan dari Kay.

Kay : Maafkan aku Sam, jika memang hubungan kita harus berakhir mungkin ini jalannya, terimakasih telah menungguku dulu dan maaf memang sepertinya kamu benar, kamu benar jika aku belum berubah. Aku masih sama seperti dulu, dan aku tidak se dewasa Mai.

Daff tidak mendengarkan celotehan Sam, ia kemudian membuka laptop nya dan membalas e-mail yang masuk.

Pesan yang dikirim Kay membuat mood Sam di siang hari hancur begitu saja, berharap hubungannya dengan Kay akan berjalan baik sesuai keinginannya. Namun, apa daya jika diri tak tahan dengan sikap Kay.

Sam kemudian meninggalkan ruangan Daff begitu saja..

Bersambung..

Jangan lupa vote dan commentnya ya 😁

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang