40. Sah !

15 0 0
                                    

Hallooo apa kabar? Kira-kira ada gak ya yang nunggu cerita aku 😂

Tiga bulan berlalu ..

"Aku kecewa padamu Daff" ucap Mai yang kini menunduk dan berusaha mengalihkan pandangannya pada handphone miliknya.

Daff yang tau akan hal itu kemudian meraih tangan kanan Mai, "maafkan aku, aku tidak bermaksud membohongimu Mai, ku akui aku salah. Maafkan aku" ucap Daff dengan penyesalan. Andai saja dulu ia jujur saja pada Mai, seharusnya ia jujur jika ia seorang atheis sama seperti Sam dulu.

"Apa yang membuatmu berbohong lalu mengatakan jika agamamu Islam Daff?"

"Aku tidak tahu semua mengalir begitu saja tanpa ku pikirkan jika aku menyakitimu karena telah berbohong mengatasnamakan Islam, maafkan aku" jawab Daff dengan penyesalan.

Ia menyesal, kini Mai seakan ingin menjauh dari hidupnya. Daff menyadari jika agama bukan soal yang main-main. Ia bahkan dengan tega berbohong dan berkata jika agamanya sama seperti Mai. Agama soal kepercayaan terhadap Tuhan yang harus disembah, ini juga menyangkut masa depannya kelak dengan calon ibu dari anak-anaknya nanti. Bagaimana jadinya jika Daff berbeda keyakinan dengan calon istrinya sendiri?

Kini rahasia yang selama ini Sam ungkit sudah terbongkar. Sam tau jika Daff berbohong pada Mai soal ia yang mengatakan jika agamanya Islam.

Mai menarik nafas panjang dengan beratnya "maaf Daff tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini" ia tahu jika ayahnya pasti menolak Daff menjadi suaminya. Ia tahu betul seperti apa ayahnya, bahkan ayahnya beramanat jika Mai harus menikah dengan pria yang satu keyakinan dengannya.

"Aku akan masuk Islam" ucapan Daff membuat Mai semakin mengalirkan air matanya.

"Jangan main-main soal agama Daff"

"Aku serius, bagaimana aku bisa lebih mengenalmu jika aku tidak tahu agamamu? Berikan aku kesempatan untuk membuktikan jika aku pantas menjadi suami mu Mai, kumohon".

"Kau harus menyampaikan itu pada Ayahku Daff"

"Apapun itu akan ku lakukan Mai" jawab Daff berusaha meyakinkan Mai.

*****

Satu tahun berlalu ...

Daff sudah berusia 28 tahun
Mai sudah berusia 25 tahun

Begitu banyak lika-liku yang Daff hadapi demi Mai. Demi menjadikan Mai seorang ibu untuk anak-anaknya kelak. Ia bahkan rela menyerahkan seluruh pekerjaannya pada Sam selama 6 bulan untuk memperdalam agama Islam. Ia berusaha memantaskan diri menjadi suami Mai.

Dan kini semua perjuangannya terbayar sudah, Mai sudah sah menjadi istrinya.

Ya, Daff dan Mai sudah resmi menjadi sepasang suami istri sekarang.

Hari ini adalah malam pertama bagi Daff dan Mai.

Daff tidak menyangka, dirinya yang dulu sering sekali berganti pasangan bisa mengambil keputusan dan memilih wanita berhijab untuk menjadi istrinya. Padahal dulu ia tidak pernah memiliki kekasih yang berhijab. Kehidupannya kini sangat berbeda, Daff terus berusaha menjadi imam yang baik untuk keluarga kecilnya sekarang.

"Daaffffff!!!" Teriak Mai begitu kencangnya membuat Daff terkejut.

Daff menghampiri suara itu dan ia terkejut melihat Mai yang ketakutan di lantai dan sudah menangis "hey.. ada apa denganmu?" Daff begitu mengkhawatirkan istrinya itu.

"Aku takut kecoa Daff" jawaban Mai membuat Daff terkekeh geli.

Ia tahu jika Mai takut akan binatang satu itu, tapi ia rasa Mai terlalu berlebihan sekarang.

"Heyy.. ini gudang dan apa yang sedang kau lakukan disini? Ayo keluar, jangan takut aku disini untukmu" ucap Daff berusaha menenangkan istrinya itu.

Mai memeluk Daff dengan erat, ia takut jika binatang itu mendekatinya lagi.

"Aku tidak sengaja membuka pintu ini, aku mencoba masuk ternyata ini gudang dan aku melihat binatang itu Daff" Mai berusaha menjelaskan.

"Apa kau lelah?" Tanya Daff sembari membelai pipi yang basah karena air matanya.

Mai menggeleng "tidak, memangnya kenapa Daff?" Mai kembali memeluk Daff.

Daff merasa jika Mai manja sekali padanya, Mai bahkan enggan melepaskan pelukannya. Daff bahagia, ia bahagia karena kini ia berhasil menjadi lelaki yang dapat memiliki Mai seutuhnya. "Mau ku buatkan susu hangat untukmu? Agar kau tenang" Daff menawarkan dirinya untuk membantu menenangkan perasaan Mai saat ini.

"Tidak Daff, aku ngantuk" Mai masih memeluk Daff. Mereka berdua tidak merubah posisinya sama sekali.

Daff terkekeh "tadi kau bilang tidak mengantuk" sindir Daff.

Mai mengangkat wajahnya kemudian menatap Daff, masih dengan pelukan eratnya yang tidak kunjung dilepas.

"Daff, aku ingin honeymoon ke korea"

"Akan ku atur itu nanti sayang" Daff kemudian mencium kening Mai.

"Aku ingin secepatnya" Mai memelas layaknya seorang anak kecil yang ingin meminta sesuatu pada orang tuanya.

Daff melepas pelukan itu dan menatap Mai dalam diam. "Kerjaanku sedang banyak di kantor Mai, jadi maukah kau bersabar sebentar lagi saja? Biar kita honeymoon tanpa memikirkan pekerjaan yang menumpuk, bagaimana?" Penjelasan Daff berusaha meyakinkan istrinya itu.

Mai mengangguk pelan, kembali memeluk Daff dengan erat. Kini mereka berdua merebahkan diri di ranjang yang cukup besar.

"Daff" panggil Mai

"Hmm??" Jawab Daff dengan lembut kemudian mengusap rambut Mai.

"Kau ingin punya anak berapa?"

Daff tertawa mendengar pertanyaan itu.

"Kok kamu ketawa sih?" Mai memanyunkan bibirnya. Kemudian berusaha melepas pelukan itu.

Daff yang tahu Mai berusaha melepas pelukan itu kemudian semakin mengeratkan pelukannya. "Heyy... kau sudah berbicara tentang anak, sepertinya kau sudah tidak sabar" ucap Daff sedikit tertawa.

Mai mengerutkan dahinya "sudah tidak sabar apa?" Tanyanya membuat Daff semakin tertawa.

Apa dia benar-benar tidak mengerti? Atau pura-pura tidak mengerti? -batin Daff.

"Sudah tidak sabar menjadi seorang ibu" jawab Daff dengan tersenyum lebar.

"Aku ingin punya anak sebanyak-banyaknya" ucap Daff kembali.

"Heyyyy.. 2 saja cukup, lagipula kau tidak merasakan rasa sakit saat melahirkan Daff"

"Memang aku tidak merasakan, tapi kau yang merasakan mendapatkan kedudukan yang sangat mulia sebagai seorang ibu"

Ucapan Daff membuat hati Mai nyaman. Nyaman berada di dekat Daff seperti ini, ia tidak ingin kehilangan Daff.

"Aku mencintaimu" ucap Daff.

"Aku pun"

"Kamu pun apa?"

"Aku pun mencintaimu" jawab Mai.

*****

Bersambung 😁

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang