-Selamat membaca-
"Ayah mana bunda?? Tidur lagi yaa? Haha" ucap Mai yang kini sudah siap dengan pakaian ala kantornya, menghampiri Ibunda nya yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.
"Tuh kamu tau, ayah semalam begadang karena nonton biasa laahh nonton bola Mai" balas sang bunda yang sedang memotong ayam dalam untuk membuat sup ayam. "Bukannya semalam kamu bilang mau resign?" Tanya bunda yang kini mengarahkan pandangannya pada Mai yang sedang mencuci piring.
"Semua yang terjadi udah jadi kehendak Allah kan bunda? Apa yang Mai rasakan juga udah jadi kehendak Allah, jadi Mai akan berusaha melewatinya dengan ikhlas" jawab Mai yang kini sedang beralih mencuci gelas.
"Nah gitu dong, itu baru anak kesayangan bunda, ehhh sudah biar bunda aja nanti yang selesaikan, nanti baju kamu basah sayang, pakaianmu harus terlihat rapih dan sopan" balas sang bunda yang kini tengah menuangkan sup ke dalam mangkuk.
*****
Aku baru saja melangkahkan kakiku memasuki kantor dan berniat langsung ke ruanganku, pintu lift pun terbuka. Dan kalian tau apa yang aku lihat? Aku melihat Sam dan Kay sahabatku saling melempar candaan yang membuat mereka saling tertawa. Saat mereka menyadari jika pintu lift terbuka, mereka melihat ke arahku, mereka gugup saat kegiatannya diperhatikan olehku. Aku pun memasuki lift dan Kay mengajakku bicara, "Mai kamu apa kabar?" Tanya nya. "Alhamdulillah baik" jawabku singkat. Jujur, aku tak ingin menumpahkan air mataku disini, cukup Tuhan saja yang tau apa yang sedang aku rasakan sekarang.
Pintu lift terbuka dan aku sudah sampai di lantai ruanganku, aku meninggalkan mereka berdua dengan salam perpisahan.
Aku bergegas memasuki ruanganku dan langsung mengambil posisi duduk. Ya Allah, wanita itu Kay? Kay adalah wanita yang Sam cintai? Benarkah? Mengapa hatiku sehancur ini? Kay, masih ingatkah kamu? Ketika aku berkorban untukmu? Dan sekarang, lagi-lagi aku yang harus mengalah. Tidak Mai tidak, ini sudah jalan yang Allah kasih. Ayolah terima semuanya dengan keikhlasan hati, insya allah jalan yang Allah beri adalah jalan yang terbaik.
Tanpa sadar Mai menjatuhkan air matanya.
Ddrrttt drrrttt, panggilan masuk lewat telepon kantor.
"......."
"Baik saya ke ruangan Pak Daff sekarang"
".......".....
"Sepertinya ada sesuatu di matamu" ucap Daff mengerutkan dahi dan kini beralih fokus menatap Mai yang sudah ada di hadapannya. "Kamu menangis? Karena apa?" Tanya Daff penasaran.
"Tidak aku tidak menangis Daff" Mai mengelak dengan tangisan sebelumnya
"Hmm... cukup Mai, cukup" balas Daff kemudian mengalihkan fokus ke laptop yang ada di hadapannya.
"Apa maksudmu Daff?" Tanya Mai
"Aku tau kamu mulai mencintai Sam" balas Daff singkat
"Untuk apa aku mencintainya? Sudahlah Daff, langsung saja pada intinya tadi ada apa kamu memanggilku?"
"Hahaha kamu berusaha mengalihkan arah pembicaraanku" Daff kini menatap tajam Mai
"Daff!!!"
"Apa yang membuatmu mulai mencintai Sam?"
"Daff hentikan !!"
"Apa dia jauh lebih baik dari aku?"
"Daff tolong jangan bahas ini"
"Hal apa yang ada di dirinya namun tidak ada di diriku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Those Three Little Words
Romantizm#440 - ChickLit "Ayolah Mai, katakan, katakan padaku jika kau juga jatuh cinta padaku, aku akan mengakhiri pendekatan ini dan menjadikannya suatu hubungan" batin Daff "A.. aku... aa.. ak.. kuu" Daff gemas dibuatnya, apa sangat sulit mengeluarkan kal...