22

17 3 0
                                    

-Selamat membaca-

"Tentu saja"

Kini mereka berjalan berdampingan, tentunya dengan jarak. Berjalan menuju resepsionis untuk menanyakan dimana ibunya dirawat. "Permisi mbak, saya ingin menanyakan keberadaan Ibu saya, Rahma Azhara" jelas Sheela.

"Ibu Rahma Azhara berada di ruang rawat inap, diruang rawat inap kelas 1"

"Terimakasih mbak" balas Sheela kemudian langsung melangkahkan kakinya. Namun, terhenti saat resepsionis itu berbicara lagi padanya.

"Tunggu mbak, ada hal yang perlu kami sampaikan terlebih dahulu, soal ibu anda, bagian administrasi menanyakan riwayat hidup ibu anda pada saya dan mbak harus bertanggung jawab disini, silahkan datangi terlebih dahulu bagian administrasi" ucap resepsionis itu

Sheela yang dari tadi memerhatikan kini malah kebingungan. Bagaimana jika ini mengenai biaya administrasi? Sudah pasti mengenai biaya administrasi yang harus ditanggungnya"Baik mbak, terimakasih" jawab Sheela mengangguk pelan.

Sam hanya bisa memerhatikan dalam diam "Tenanglah" ucap Sam menenangkan Sheela.

Mereka pun berjalan menuju bagian administrasi kemudian langsung disambut oleh seorang wanita dibagian administrasi itu "Ada yang bisa saya bantu? " tanyanya.

"Saya anak dari pasien bernama Rahma Azhara yang sekarang sedang dirawat"

"Kami menunggu kedatangan anda, terimakasih telah menemui kami, ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan, ibu anda belum membayar sepeser pun biaya yang harus ditanggung karena katanya ia tinggal bersama anaknya dan anaknya sedang berada di luar kota, riwayat penyakitnya cukup serius, terdapat kista di dalam ovarium, harus segera mendapatkan berupa penanganan operasi pengangkatan kita jika tidak jangan salahkan kami jika nyawa ibu anda tidak terselamatkan" ucap wanita itu

Mendengar itu Sheela menangis kemudian mengupas kasar air matanya "Ya benar saya baru saja pulang dari luar kota dan baru mendapat kabar jika ibu saya masuk rumah sakit, berapa biaya yang harus saya bayar?" tanya Sheela

"Awalnya ibu anda masuk UGD, kemudian masuk ruang rawat inap kelas 1 sudah 2 hari sampai sekarang dan kini dokter ingin menemui keluarga ibu anda untuk perencanaan operasi, biaya masuk UGD Rp. 500.000, Rp. 1.500.000 untuk rawat inap selama 2 hari dan akan bertambah kembali sesuai hari yang sudah dilalui di rumah sakit ini, kemudian jika anda setuju dengan operasi biaya operasi mencapai Rp. 20.000.000 belum termasuk obat, total biaya yang harus anda lunasi hari ini adalah Rp. 22.000.000, akan ada penambahan biaya lagi jika operasi dilakukan karena membutuhkan perawatan setelahnya, bagaimana apa sudah jelas?"

Sheela tidak menjawab tidak ada sedikit katapun yang keluar dari mulutnya ia terdiam memikirkan apa yang telah ia dengar barusan. Sam yang melihat Sheela terdiam kemudian bereaksi dan mengalihkan tatapannya pada wanita dibagian administrasi itu "Saya yang akan menanggung semuanya" ucap Sam.

"Baiklah pak, silahkan anda kunjungi bagian kasir kemudian bayar disana dan anda akan mendapatkan kwitansi setelah itu berikan kwitansi asli pada kami" jawab wanita itu

"Terimakasih" ucap Sam kemudian melambai-lambaikan tangan pada wajah Sheela, berniat mengembalikan kesadarannya. "Hei kau sudahlah jangan bersedih ayo ikut denganku menuju kasir" Sam pun jalan terlebih dahulu dan ia sadar jika Sheela tidak mengikutinya ia masih diam dengan posisi semula. Sam kemudian berbalik badan "Apa kau tidak mendengarku?"

"Aku mendengarmu" kemudian Sheela mengikuti langkah Sam dengan langkah kaki yang lemas ia menangis.

Setelah menuju kasir Sheela duduk dibagian depan hanya menangis yang bisa ia lakukan

"Saya ingin membayar biaya perawat Ibu Rahma Azhara, operasi disetujui oleh pihak keluarga"

Mendengar itu Sheela langsung bangkit dari duduknya "Tidak, aku tidak setuju"

Sam mengerutkan dahinya terhadap respond yang Sheela berikan "apa kau mau ibumu meninggalkanmu?"

"Apa maksudmu?" Sheela semakin menangis dan ini menarik perhatian dua orang pria di bagian kasir itu.

Sam tidak menjawab dan langsung mengeluarkan dompet mencari kartu kredit miliknya dan memberikannya pada pria yang sudah mematung di dalam itu "ini" ucap Sam pada pria itu.

Sheela tidak terima dengan itu, ia malu karena lagi-lagi Sam yang harus membayarnya, hutangnya saja belum lunas dan sekarang ditambah lagi dengan ini tapi mau bagaimana lagi, hanya Sam harapannya sekarang meski ia baru saja mengenal lelaki itu.

"Pembayaran lunas ini kwitansi nya" ucap pria itu pada Sam kemudian memberikan sehelai kwitansi.

"Sam" panggil Sheela

Sam pun berbalik dan menatap mata Sheela yang sudah merah karena tangisnya "Hutangmu padaku semakin banyak jadi kau tidak mempunyai alasan untuk menolak lamaranku" jawab Sam

Mendengar itu Sheela semakin menangis, Sam bukannya meredakan tangisnya malah membuatnya semakin menangis. Kemudian ia menuntun Sheela untuk duduk di ruang tunggu dan Sam menumpukan lututnya ke lantai kemudian kedua tangannya bersandar pada sisi kanan dan kiri tempat duduk Sheela, Sam menatap wajahnya berniat meyakinkan wanita itu "Kau tenang saja, aku lelaki baik hati, apa kau tidak bisa melihat? Jika aku pria yang tampan dan pantas memilikimu, walaupun rasa cinta itu belum muncul, percayalah, aku yang akan menumbuhkan rasa cinta itu, hapus air matamu sekarang sebelum aku yang melakukannya dengan caraku sendiri" ucap Sam menatap mata Sheela.

Mendengar kata-kata manis yang keluar dari mulut Sam hati Sheela meredakan tangisnya ia kemudian mengusap air mata yang ada di wajahnya "Kita bicarakan ini nanti, aku ingin menemui ibuku dulu" balas Sheela.

"Baiklah, kau duluan menemui ibumu. Aku akan memberikan kwitansi ini pada bagian administrasi tadi" balas Sam kemudian beranjak dari tempatnya.

Sheela pun mengerti dan menuruti perkataan Sam, ia mencari ruang rawat inap kelas 1 tempat ibunya dirawat.

Ternyata ibunya sudah menunggu

"Assalamualaikum bu" ucap Sheela kemudian mendekati ibunya dan mencium punggung tangan ibunya

"Waalaikumsalam, kamu datang kesini sendiri?" balas ibunya pelan

"Tidak bu, bersama temanku" jawab Sheela kemudian duduk di samping ibunya.

Ibu memerhatikan sekitar namun tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan anaknya "mana temanmu?" tanya ibu

Tak lama Sam pun memasuki ruangan itu, "permisi, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, mari silahkan masuk nak" jawab sang ibu yang sedang berbaring.

"Terimakasih bu"

...


Bersambung

Jangan lupa vote nya ya 😁

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang