21

20 3 0
                                    

-Selamat membaca-



"Waalaikumsalam"

Disisi lain..
Entah apa yang sedang terjadi dengan Sam, ia merasa geram setelah mendapatkan pesan dari Kay. Bahkan kini ia menyetir dan sesekali melihat kembali isi pesan itu, ia berniat menemui Kay di tempatnya bekerja.

Kay : Maafkan aku Sam, jika memang hubungan kita harus berakhir mungkin ini jalannya, terimakasih telah menungguku dulu dan maaf memang sepertinya kamu benar, kamu benar jika aku belum berubah. Aku masih sama seperti dulu dan aku tidak se dewasa Mai.

Aku masih sama seperti dulu dan aku tidak sedewasa Mai....

Itu hanya itu kata-kata yang ada di otaknya sekarang. Mengapa Kay membawa-bawa Mai dalam hal ini? Apa hubungannya dengan Mai? Tidakkah ia sadar bahwa semua ini tidak ada sangkut pautnya dengan Mai, ini semua karena dirinya, karena dirinya.

Wanita itu sungguh menyebalkan, apa selama ini ia tidak bisa melihat jika aku benar-benar tulus padanya, aku tidak main-main bahkan aku rela menunggunya bertahun-tahun. Mengapa dulu aku menunggu suatu hal tidak ku ketahui kepastiannya dan bodohnya aku tetap menerimanya kembali tanpa alasan yang ia berikan padaku. Dan sekarang, apa hubunganku dengannya benar-benar harus berakhir? Untuk apa penantian panjangku selama ini jika ujungnya hanya sebuah akhir dari cerita. Aku menunggunya selama itu karena aku tulus padanya, aku tidak berpaling sedikitpun darinya, selalu setia dan tentunya berharap ia datang kembali. Tapi baru kini aku menyadari, ia tidak bisa menghargaiku seperti aku menghargainya, setiap bicara serius ia selalu sibuk dengan ponselnya, sepertinya jika dalam keadaan darurat yang terjadi antara aku dan ponselnya, kemudian menuntut suatu pengorbanan mungkin ia akan mengorbankanku dan lebih memilih menyelamatkan ponselnya. Tidak ada yang spesial di dirinya. Namun, mengapa aku begitu mencintainya bahkan hingga detik ini. Apa ada yang salah dengan hatiku? Daff bilang padaku jika cintaku tak berkelas, aku terus mengejar wanita yang sama padahal aku tau jika selama ini ia tidak pernah benar-benar menginginkanku seperti aku menginginkannya. Ia selalu saja bertingkah menyebalkan layaknya anak kecil yang tidak bisa jauh dari ibunya. Ia sudah dewasa, ia bukan anak kecil lagi dan yang mengejutkannya lagi adalah ia seorang dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Ia sukses menggapai impiannya, ya benar ia selalu sukses menggapai apapun yang ia mau. Apa karena ia berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya? Apa karena itu sikapnya tidak pernah berubah semenjak aku mengenalnya di bangku SMP, ya mungkin karena itu karena ia terlalu dimanja. Dan sekarang aku sudah dewasa, sudah tidak ada waktu lagi untuk main-main dalam hal pasangan, yang aku butuhkan adalah seorang wanita yang tentunya benar-benar wanita dewasa dengan kepribadian positifnya, tidak perduli paras cantik atau tidak. Yang jelas yang aku butuhkan hanya seorang pasangan yang mampu menerima segala kekuranganku. Gumam Sam dalam hati

"Baiklah Sam, sudah kuputuskan, lepaskan wanita itu. Dia bukan satu-satunya wanita di dunia ini dan perlu kau tau Sam, kau tampan dan pasti banyak wanita yang menginginkanmu, bahkan Mai pun menyukaimu tapi sayangnya dirimu sendiri yang menghancurkan semua itu, aku menyesal" ucap Sam pada dirinya sendiri, niat awal ingin menemui Kay pun ia redam dalam-dalam. Ia mempercepat kecepatan mobilnya dan berputar balik menuju kantor. Ia sudah memantapkan hatinya untuk melupakan Kay, ia juga sudah lelah berjuang tanpa dihargai.

Di perjalanan dirinya dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita yang anggun dan sudah jelas ia pasti memiliki akhlak baik karena pakaiannya yang begitu rapat. Wanita itu melambaikan tangan seakan memberi Sam isyarat untuk berhenti karena memerlukan pertolongan. Sam pun berhenti dan membuka kaca mobil, "ada apa?" tanya Sam pada wanita dengan paras sederhana namun takjub dengan pakaian rapatnya.

"Maaf bisakah kau mengantarkan ku ke Rumah Sakit Pondok Indah? Aku baru mendapat kabar jika ibuku dirawat disana, aku menghentikan mobilmu karena sedari tadi tak ada yang mau menolongku untuk memberi tumpangan" balas wanita itu menjelaskan.

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang