32

25 3 3
                                    

-Selamat membaca-


"Tolong tolong bawa ke mobil mas, pak, tolong" ucap Daff pada warga yang melihat kejadian itu.

Sam sudah berada di mobil.
Daff langsung menginjak gas dengan kecepatan tinggi.

"Sam, bertahanlah" ucapnya yang sedang fokus pada kendaraannya.

"Daff" suara lirih pelan Sam memanggil Daff

Tanpa menoleh kebelakang "Sam lo sadar? Bertahanlah" ucapnya panik dan khawatir.

"Daff" panggilnya kembali dengan suara pelannya.

"Kenapa Sam? Sabar bentar lagi sampe rumah sakit, bertahan, bertahan, bertahanlah please gua tau lo kuat" rasa khawatirnya tidak bisa disembunyikan lagi.

"Gua gak kuat Daff" lirihnya pelan, Sam masih terdiam lemas, matanya tidak membuka sedikitpun.

Daff mengarahkan kaca spion tepat ke arah Sam "Sam, bertahanlah, demi gua, demi Sheela. Please stop bilang gitu bro" ucapnya yang masih fokus pada mobilnya.

"Daff tolong kasih tau Sheela, gua gak mau ngecewain dia karena hari ini. Hubungin dia sekarang bro, nih hp gua" ucap Sam kemudian mengarahkan ponselnya pada Daff dari belakang.

"Ssssstttttt, apa lo gak tau sikon, please, gua lagi fokus nyetir, itu soal gampang bisa nanti. Gua minta sekarang lo diem, bertahanlah gua mohon" jawabnya dengan nada meninggi.

Ponsel pun terjatuh Sam kembali tidak sadarkan diri.

Daff memarkirkan mobilnya sembarang. Kemudian beranjak keluar mencari bantuan. Beberapa suster yang melihat tingkah Daff yang khawatir dan panik langsung menghampiri. "Ada yang bisa kami bantu?" Tanya salah satu suster pada Daff. "Tolong teman saya tolong!!" Jawabnya.

Sam pun langsung dibawa ke ruang UGD, kini ia sedang ditangani oleh seorang dokter pria payuh baya.

Daff duduk diruang tunggu dengan ekspresi yang masih khawatir.

"Kau tenang saja Sam, tidak akan kubiarkan orang yang melukaimu hidup bebas diluar sana. Aku sudah tau identitas mobilnya, serahkan padaku. Aku akan bertindak jika kemungkinan buruk terjadi padamu" ucapnya dalam hati.

30 menit berlalu.

Seorang dokter dan dua orang suster keluar dari ruang UGD. Daff langsung menghampiri "bagaimana dengan teman saya dok?" tanyanya pada dokter payuh baya itu.

"Teman anda sudah melewati masa kritisnya, syukurlah anda tidak telat membawanya ke rumah sakit. Jika anda telat kemungkinan buruk pasien akan meninggal dunia. Bersabarlah, pasien akan sadar malam ini juga" jawab dokter melegakan hati Daff yang sedari tadi dilanda rasa khawatir dan panik.

Dokter dan suster itu pergi melenggang.

Daff masih terdiam ditempatnya, ingin melihat langsung Sam namun dokter tidak mengizinkan. Dokter meminta Sam tidak dijenguk siapapun terlebih dahulu sebelum ia sadar.

Daff teringat akan pesan Sam, untuk memberitahu Sheela tentang Sam saat ini. Ia ingat jika ponsel Sam terjatuh di mobil. Ia kemudian beranjak dari duduknya, berniat mengambil ponsel Sam.

Saat di parkiran. Ia berpas-pasan dengan Kay, mantan Sam. Kay menyapa terlebih dahulu "Daff" membuat Daff menoleh ke arahnya "eh Kay, apa kabar?" tanya Daff pada Kay.

"Aku baik, kamu?" Kay bertanya balik.

"Akupun begitu mungkin" ucapnya ragu kemudian membuka pintu mobil, merendahkan tubuhnya dan mengambil ponsel Sam yang sudah ada dibawah.

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang