10

44 3 0
                                    

-Selamat membaca-

Sebenernya hari ini Daff harus bertemu dengan klien penting dari luar negeri, namun sayang dirinya sedang sakit kepala ia sedikit demam dan tidak enak badan, tapi Daff tetap masuk ke kantor karena banyak berkas yang harus diperiksa kemudian disetujui atau tidaknya harus dengan keputusan Daff. Akhirnya Sam lah yang menemui klien itu dan terpaksa Mai harus ikut karena Sam butuh seorang teman apalagi ini baru pertama kalinya menggantikan seorang general manager di perusahaan, Daff diberi kepercayaan oleh sang Ayah karena ayah Daff sedang dalam masa pemulihan.

Mai melangkahkan kakinya menuju ruangan Daff, Mai mengetuk pintu kemudian masuk dan menghampiri Daff.

"Ada apa Pak?" Tanya Mai

"Sudah ku katakan panggil saja Daff"

"Tapi kan ada Sam disini, jadi aku memanggilmu Pak"

"Tak apa anggap saja dia tak ada"

Sam tertawa kecil mendengar itu kemudian beralih ke layar handphone nya yang menyala.

"Hari ini kamu dan Sam gantikan saya untuk bertemu klien penting di caffe biasa, saya sedang tidak enak badan" perintah Daff

"Hmm tapii pakk... "

"Pak pak pak panggil Daff saja"

"Ehh iyaa tp kan Daff aku tidak ada pengalaman soal itu"

"Itu tak perlu pengalaman, kamu hanya perlu menemuinya saja, bersikap baik dan berkata sopan"

"Baik Daff" mai mengangguk

"Yaudah gih sana, oyy Sam lo malah chatingan gimana siih udah mau jam 12 siang nih kan di jalan juga butuh waktu"

"Iyaiyaiya cerewet amat sih lo" ucap Sam kemudian berdiri dan memasukan handphone nya dalam saku.

Sam kemudian mengulurkan tangannya pada Mai "Genggamlah tanganku wahai wanita cantik"

Tak terima dengan sikap Sam, Daff kemudian melemparkan pajangan bola kecil yang ada di ruangannya tepat terkena wajahnya.
Melihat itu Mai hanya bengong kemudian tertawa kecil, mereka selalu saja seperti itu.

Sam kesal dengan tingkah Daff, Sam berlari kecil meninggalkan ruangan kemudian diikuti Mai, kini mereka sedang berada di lift, keheningan mengalahkan segalanya.

Sam sampai di parkiran kemudian diikuti Mai masuk ke dalam mobil, menginjak gas kemudian menjalankannya dengan kecepatan tinggi.

"Sam, jangan ngebut" ucap Mai kemudian memandang Sam

"Gak ngebut" balas Sam

"Ihh pelan aja bawanya"

"Iyaaiyaaa Mai iyaa, kayanya sekarang cerewet Daff nular ke kamu ya"

"Apaa? Jadi aku cerewet menurut kamu?"

"Ya gak juga sih, kalau gitu kamu aja yang nyetir nih gantian posisi"

"Kok jadi aku sih, kamu kan tau aku gak bisa nyetir"

"Hahaha makanya gausa comment Mai"

"Ya tapi kan kamu bisa pelanin bawa mobilnya" mai kesal

"Iya deh iya cantikku"

"Hmm apasii Sam"

"Lho kenapa? Emang kamu cantik kan?"

Mai tak menjawab, ia melihat ke arah samping memperhatikan pemandangan indah walaupun Jakarta panas.

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang