5

66 4 0
                                    

-Selamat membaca-

Berakhirlah kegiatan Maisha hari ini di kampus nya, dia benar-benar lelah dengan kejadian tadi di kampus. Bagaimana tidak Mai kesal karena kakak senior nya menyebalkan, awalnya Mai disuruh membelikan makanan dan membawakannya ke kantin setelah itu Mai juga yang membayarnya.

"Hmm baiklah Mai, aku tau kamu kuat ini baru awal dari semuanya, percayalah semua akan baik-baik saja Mai. Jangan mengeluh dan anggaplah tadi itu sedekah kepada kakak senior mu sendiri, supaya mereka tak terlalu bersikap angkuh." -ucap Mai menyemangati diri di batinnya.

Sebelum Mai memesan taksi, seperti biasa Mai tak pernah lupa memeriksa terlebih dahulu uangnya. Karena ia pernah mengalami kejadian yang memalukan sebelumnya, dimana saat Mai sampai di tempat tujuan namun uang Mai tertinggal di rumah, dan ini jadi merepotkan banyak orang karena ulahnya.

"Ya allah, mana uangku? Apa sudah habis semua tadi? Ko gak ada yang tersisa. Apa uangku tertinggal? Bagaimana ini? Bagaimana aku pulang? Baiklah aku telepon Ilham, tapi ahh tidak aku tak ingin mengganggu aktivitasnya di kampus. Lantas apa yang harus aku lakukan sekarang? " batin Mai

Mai benar-benar kesal, lagi-lagi dirinya lupa mengambil uang untuk ongkosnya pulang, dan apa ia harus jalan kaki sekarang? Jarak dari kampus ke rumah Mai jauh. Dengan terpaksa Mai harus jalan kaki, menyusuri jalan yang biasa ia lewatkan saat naik taksi. Mai berjalan sambil mendengarkan musik, ya musik favorit Mai adalah kpop, selain itu ia juga suka musik religi dan pop. Seperti biasa ia mendengarkan musik dengan volume full, ini tak mengganggu nya. Justru Mai tidak suka jika suara lalu lalang transportasi mengganggu suara musik yang sedang di dengarkannya. Langkah demi langkah Mai lalui dan seketika juga, ada satu mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Dan benar saja mobil itu berjalan begitu cepat hingga kecelakaan pun tak dapat di hindari, Mai terseret mobil itu dan Mai terjatuh bahkan layar handphone nya pun retak, Mai tersungkur dan kaki nya terluka. Sementara mobil itu berhenti dan masih diam di tempatnya tak berkutik dengan apa yang barusan terjadi. Tak ada orang yang membantu Mai, tempat ini hanya ramai dengan lalu lalang transportasi.

"Bro gilaa gilaaa lo gilaa, lo gimana sii bro hah? Turun sekarang bro, check itu cewe" ucap seorang lelaki di samping kursi depan

"Kenapa gua yang harus turun? Lo laa gua gak mau atau kita cabut aja sekarang" jawabnya

"Lo gila hah lo yang nabrak lo yang nyetir masa gua yang turun, harusnya lo yang tanggung jawab, gua udah bilang daritadi jangan ngebut, lo gak dengerin omongan gua kan sekarang giliran gini lo malah nyuruh gua buat turun, kurang ajar" balas seorang lelaki itu dengan penuh amarah

"Okee gua turun" balasnya sambil membawa uang dalam amplop berwarna coklat

Lelaki yang menabrak itu pun turun dari mobil hitamnya sedangkan sahabatnya berdiam di mobil karena tak ingin ikut campur karena akibat perbuatan sahabatnya itu. Namun, lelaki itu angkuh dan tidak merasa bersalah dengan perbuatannya. Lelaki itu malah melempar amplop coklat yang berisi uang lembaran merah.

"Ambilah itu untukmu, uang kaget" ucap lelaki itu kemudian melempar amplop berisi uang dan jatuh tepat di atas tas Mai yang berantakan di jalanan, kemudian lelaki itu berjalan menuju mobilnya.

Mai yang tak terima dengan perlakuan laki-laki itu kemudian memaksa dirinya untuk bangkit walaupun masih sangat terasa sakit.

"Saya tidak butuh uang anda!!! Anda tidak lebih dari seorang lelaki yang tidak tahu kata maaf !!!" Ucap Mai dengan nada sedikit keras, Mai melempar amplop coklat itu tepat terkena punggung lelaki muda itu

Sudah sejak tadi sahabat dari lelaki itu hanya berdiam di dalam mobil, memerhatikan semua gerak-gerik sahabatnya bersama wanita itu dan kini ia tak tinggal diam, ia beranjak dari tempat duduk nya membuka pintu mobil dan menghampiri sahabatnya.

Mai kemudian bergegas untuk pergi dari tempat itu, merapihkan pakaian nya dan juga membersihkan sisa kotoran yang menempel di rok panjangnya.

"Apa yang lo lakuin hah?? Lo malah nyogok cewe itu pake duit? Dimana otak lo bro dimana otak lo Daffin??!!!" Ucapnya dengan amarah yang memuncak

Daffin Adelio Reynand adalah seorang general manager sekaligus pewaris tunggal dari pemilik perusahaan dan berbagai saham besar di Indonesia.

Samuel Joash, tak lain adalah sahabat Daffin yang bekerja di perusaah yang sama dengan Daffin, bisa di bilang Sam adalah sekertaris Daffin di kantor.

"Gua ga salah bro, cewe itu yang salah karena halangin jalan mobil gua, gua gak salah bro inget itu !!" Balas Daffin dengan nada tinggi

"Gak nyangka gua, punya bos kaya lo, lo bener-bener angkuh Daff, lo gak pernah berubah, gua kecewa sama lo" balas Sam dengan nada rendah kemudian meninggalkan Daff dan mengejar wanita itu.

Sam menyusuri jalan berharap menemukan wanita yang jadi korban karena ulah sahabatnya sendiri, Daffin.
Tak berapa lama kemudian Sam menemukan wanita itu, ya wanita itu Maisha sedang duduk di pinggir jalan karena merasa sudah tidak kuat dengan perjalanan yang harus ditempuh, belum lagi kaki kiri nya terluka cukup parah. Sam kemudian menghampiri wanita itu berusaha mewakilkan dirinya atas kesalahan sahabatnya.

"Permisi" ucap Sam menghampiri

Mai menoleh ke arah suara "ya? Ada apa ya mas?"

"Maaf sebelumnya, saya Sam teman dari lelaki yang membuat kaki mu seperti ini"

"Oh iya gapapa mas"

"Maaf saya mewakili teman saya minta maaf, maaf karena ulahnya kaki kamu terluka"

"Lupakan mas"

"Mengapa kamu diam disini? Sedang menunggu seseorang?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Apakah mas tidak melihat?"

"Apa?"

"Kakiku sakit dan aku sudah lelah berjalan"

"Ya aku tau itu tapi kenapa kamu gak naik taksi? Atau angkutan umum yang lain?"

"Uang ku tertinggal di rumah"

"Baiklah kalau begitu izinkan aku untuk mengantarmu pulang"

"Naik apa?"

"Tenang saja, aku akan menghubungi supir ku untuk kemari dan sebelum aku mengantarkan mu pulang kita ke rumah sakit dulu ya, obati luka kakimu"

"Tidak usah mas merepotkan, terimakasih"

"Tak apa, anggap saja ini sebagai permohonan maaf"

"Aku sudah memaafkan" balasnya tersenyum

Mulia sekali hati wanita ini, dia bahkan tidak merasa kesakitan disaat kaki nya terluka parah. Bahkan barusan dia bilang bahwa dia telah memaafkan? Ya dia bilang dia sudah memaafkan Daffin, bahkan Daffin bersikap keterlaluan padanya. Sungguh, terbuat dari apa hati wanita ini? Oh God... ada apa denganku? Mengapa aku terpana dengan senyum yang ia berikan padaku -batin Sam

.....

Bersambung...

Jangan lupa vote nya ya, terimakasih ^^


Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang