28

35 4 0
                                    


-Selamat membaca-

Sudah dua hari ini Mai selalu pulang malam, niat ingin menjenguk Daff harus ia kubur dalam-dalam. Sebenarnya bisa saja ia menjenguk Daff saat pulang dari kantor, tapi yang menjadi masalah adalah jarak dari kantor menuju rumah Daff cukup jauh belum lagi harus ditambah waktu kemacetan di kota Jakarta ini.

Hari ini termasuk hari yang melelahkan untuk Mai, ia menggantikan posisi Sam sekaligus dirinya dalam satu waktu yang sama. Suara notifikasi pun terdengar saat ia berusaha menutup mata untuk menenangkan sejenak rasa lelahnya. Ia kemudian langsung membuka mata menatap langit-langit dinding kamarnya, berpikir sejenak tanpa langsung melihat ponselnya "apa itu notifikasi dari Daff?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia langsung mengambil ponselnya melihat layar yang sudah menyala dari beberapa menit lalu dan benar saja itu adalah pesan dari Daff, pesan yang dikirimkan melalui line.

Daff : Night...

Tidak menunggu lama Mai langsung membalas pesan itu

Mai : Night too, bagaimana keadaanmu sekarang Daff?

-sent-

Satu jam berlalu

Dua jam berlalu

Tiga jam berlalu

Empat jam berlalu

Daff tidak membalas chat Mai, bahkan di baca saja tidak.

Waktu menunjukkan pukul 12 malam, Mai pun terlelap dengan ponsel yang masih dalam genggamannya.

*****

Di pagi hari...

Mai terbangun tatapannya tertuju pada jam dinding bergambarkan barbie kesukaannya itu. Matanya terbuka lebar saat melihat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Ia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi. Tiga puluh menit kemudian ia langsung keluar dari kamarnya bergegas pergi menuju kantor.

"Bundaaaa, Mai terlambattt" ucapnya yang sedang memakai heels 5 cm nya itu.

"Maaf sayang, bunda baru sadar ini sudah jam setengah delapan" balas bunda kemudian langsung menuangkan makanan untuk Mai. Namun, Mai menghentikan itu "Mai sudah tidak ada waktu lagi bundaaa, nanti saja di kantor makannya" jawab Mai yang sudah siap berangkat kantor.

"Benar ya kamu harus makan di kantor nanti" balas bunda kemudian menerima tangan Mai untuk berpamitan.

*****

Mai terkejut saat melihat Daff sedang menegur Affan, karyawan magang itu.

"Sudah 3x kamu telat seperti ini dan sekarang kamu makin tidak disiplin, sudah siap menerima surat pernyataan jika kamu tidak pantas magang di perusahaan ini?" tanya Daff padanya, Affan hanya bisa menyesali perbuatannya itu.

Affan kemudian memberanikan diri untuk menjawab ucapan Daff "maaf Pak, saya tau saya salah, saya akan berusaha untuk lebih baik lagi"

Mai kalut, ia pura-pura tidak melihat kejadian itu dan mencoba berjalan berlalu meninggalkan mereka kemudian memunggungi punggung Daff, langsung masuk kantor begitu saja berniat menghindari Daff.

"Rumaisha Shahin Malayeka" panggil Daff lembut tanpa beranjak dari posisinya sedikitpun yang sedang berhadapan dengan Affan. Suara heels itu tidak bisa membantu Mai dalam keadaan seperti ini. Mau tidak mau Daff pun menoleh ke arah belakang melihat Mai yang sudah memasang ekspresi wajah tidak terkontrol "Kau berusaha menghindari hukuman karena kesalahanmu?" tanya Daff pada Mai yang masih diam mematung di ambang pintu masuk.

Daff kemudian menoleh kembali pada Affan "masuklah, siang nanti aku ingin kau menemuiku kembali" ucapnya pada Affan, kemudian Affan mengangguk pelan "terimakasih Pak"

Mai langsung berbicara "maaf Daff, aku terlambat bangun" ucap Mai yang sedikit menunduk tidak berani menatap Daff yang sedang melipat kedua tangan di dadanya.

"Apa kau mau mencoba bagaimana hukuman yang diberikan bagi karyawan yang terlambat?" tanya Daff menaikkan sebelah alisnya dan menatap Mai.

"Akan aku terima segala konsekuensinya Daff" balas Mai kemudian mencoba memberanikan diri menatap Daff yang sudah menatapnya sedari tadi.

"Waktumu untuk selalu bersamaku ku tambah  1 minggu, jadi kau harus bersamaku selama 2 minggu, soal aku yang sedang sakit itu tidak masuk dalam perhitungan" ucap Daff kemudian berlalu meninggalkan Mai begitu saja.

Mai membelalakan matanya, "inikah hukuman bagi karyawan yang terlambat? Bagaimana jika karyawan itu seorang wanita? Apa harus selalu bersama Daff juga sebagai hukumannya?" Gerutu Mai dalam hati. Ia bingung dengan sikap Daff akhir-akhir ini. Terkadang Daff sangat baik, romantis dan perhatian. Namun, terkadang juga ia begitu dingin dan cuek padanya. "Apa mungkin Daff hanya ingin mempermainkanku setelah mungkin nanti ia berhasil mendekati dan menaklukan hatiku? Ya Allah, jika memang nanti aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya. Kumohon jangan biarkan rasa cinta ini melebihi rasa cintaku pada-Mu" ucapnya pada dirinya sendiri.

Mai langsung memasuki kantor dan ia sedikit terkejut saat melihat ada sesuatu di mejanya, awalnya ia enggan untuk membukanya. Namun, karena penasaran ia langsung membuka kotak persegi panjang itu dan ternyata isinya menampilkan berbagai ekspresi dari salah satu kartun yang sangat ia sukai yaitu doraemon.

Mai begitu senang saat itu ada di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mai begitu senang saat itu ada di mejanya.
"Apa ini untukku? Siapa yang memberikan ini padaku? Lucu sekali, tidak mungkin Daff yang memberikan ini padaku. Ia tidak tau apa yang aku suka selain bunga, aku tidak pernah memberitahu nya jika aku menyukai doraemon, lalu siapa yang memberikan ini untukku? Hanya Ilham dan Kay yang tau jika aku begitu menyukai doraemon. Siapapun yang memberikan ini padaku, ku ingin mengucapkan terimakasih banyak karena telah membuatku tersenyum dipagi hari dan sungguh ini membangkitkan semangatku, terimakasih" ucapnya dalam hati dengan ekspresi wajah tersenyum lebar dan terus memandangi pemberian itu, memerhatikan berbagai ekspresi lucu dari kartun kesukaannya itu.

Bersambung...


Jangan lupa vote + commentnya yaa 😁

Those Three Little WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang