Lady Lice(Lalisa Jung)

19.9K 1K 63
                                    

         kalau kebahagiaan di ukur
        dengan uang dan Aku tidak
       Mampu untuk mendapatkannya,
       Maka Aku akan mendapatkannya
      Dengan caraku sendiri. Park Jenie

Seorang gadis remaja berusia tujuhbelas tahun dan akan menyelesaikan masa sekolahnya ditingkat menengah atas.

Seseantero sekolah mengenalnya. Bukan karena Ia seorang bad girl atau berpacaran dengan seorang bad boy dan juga bukan pemilik dari sekolah swasta yang saat ini dijadikan sebagai tempatnya Ia menimba ilmu.

Melainkan karena sosoknya yang terlihat sebagai seorang putri mahkota dalam negeri dongeng. Bagaimana Ia berprilaku. Bagaimana Ia membawah dirinya. Bagaimana Ia berbicara. bagaimana Ia berjalan dan semua hal terbesar hingga hal terkecilpun menjadi sorotan orang-orang yang menggenalnya.

Ia begitu disanjung dan dipuja, tapi dirinya tidak akan memanfaatkan sanjungan dan pujaan itu sebagai kepentingan dirinya. Bahkan Ia terlihat lebih merendah dan menghindar dari kerumunan para gadis-gadis lain yang menginginkan ketenaran.

Semua rentetan jalan hidupnya sudah di tentukan bahkan sejak Ia masih dalam kandungan. terencana begitu rapih dan mulus. menamatkan pendidikan, lalu menikah dengan pria yang sudah menjadi pilihan keluarganya, adalah salah satu rencana hidupnya yang bahagia. Begitu yang Ia anut sampai saat ini.

Dilingkungan keluarganya,
Perlakuan kasih sayang berlebih terhadap dirinya, menjadikan dirinya menjadi anak manja. Apalagi Ia anak satu-satunya dari pemilik perusahaan COwell development tbk bergerak dibidang  Real Estate and Property. Apapun yang diminta olehnya, pastinya akan terwujudkan.

Dia adalah Lalisa Jung, si pemeran utama dalam cerita ini.

seperti biasa, tiap langkah yang diambilnya selalu saja menjadi pusat perhatian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seperti biasa, tiap langkah yang diambilnya selalu saja menjadi pusat perhatian. seperti pagi ini, Ia berjalan dilorong koridor sekolah gedung A, dimana kelas IPA berada. Berbagai sapaan hangat Ia dapatkan, itu adalah hal lumrah baginya. Tapi gadis itu bagaikan kertas rapuh dan tiap saat bisa koyak hanya karena terpaan similir angin.

"datang juga akhirnya...!!!".

Pekik Sejeong  begitu bersemangat saat melihat Lisa memasuki ruang kelas bermuridkan duapuluh delapan siswa.

"hallo..."
sapanya ringan.
"apa Kau menungguku?".
Lisa meletakan tas ransel birunya diatas meja.

"nunggu Lo lama".
Jawab Sejeong dingin tanpa menoleh kearah Lisa. Sangat berbeda saat Ia menyambut kedatangan Lisa barusan.

Si gadis bermata bulat tersenyum lalu mengeluarkan buku dan kotak alat tulisnya, disimpan diatas meja.

"ntar malam main kerumah, yah".
Kata Lisa sambil membuka buku catatan matematika.

"apa ada makanan enak?".
Sejeong bertanya kelewat antusias

" bisa jadi".
dibalas juga sama, sangat santai malah.

My Lady Lalice(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang