Tamu

5.1K 596 134
                                    

Kebahagiaan memanglah sederhana. Cukup melihat kecil dan mampu menerbitian senyum. Tapi ingat jangan terlalu bereforia, hingga lupa akan langkah selanjutnya-MLL-

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Taehyung meletakan tablet di atas meja kasir bersamaan mocha latte.
"gimana bang, udah dapat informasinya?"

"udah."
Jawab Suga, langsung saja Taehyung duduk merapat di samping Suga.
"tapi ini bocah, bokapnya salah satu pelangan kita. Pelangan tetap restoran ini."
Lanjut Suga pada penjelasannya.

Setelah dari atas rooftop tadi subuh, Taehyung langsung menelpon Suga, memintanya mencari informasi tentang Barry.

"kalo mau nelpon tau jam dong. Ini masih gelap!!"
Kata Suga kesal.

Taehyung malah tertawa di ujung telepon, bukan karena mendengar kekesalan Suga tapi tingkah ajaib pacarnya. Cewek itu tengah bernyanyi sambil berjoged heboh mengikuti gerakan pada layar televisi.

"Gue mau tuh orang yang namanya Barry hancur."

Terdengar suara gesekan selimut dari arah seberang. Sepertinya Suga terbangun.
"bikin ulah lagi kan, Lo. hadeuhhh."
Mungkin saja kalau Taehyung sedang bertatap muka dengannya, Suga ini pasti tengah memijit pelipisnya.

Ia tersenyum dulu kearah Lisa, saat gadis itu bertanya tanpa suara padanya. Gadisnya ini sangat pengertian, setelah tahu dirinya melakukan panggilan, langsung saja suara televisi di kecilkan dan melipir menjauh. Benar-benar tidak ingin menggangunya.

"bukan. Tapi Lisa. Hampir aja semalam dia bakalan di lecehkan ama si bangsat Barry itu. untungnya Andre ada liat dan langsung kasih laporan."

Helaan napas berat Suga begitu kentara.
"tapi Lalisa baik-baik aja kan."
Taehyung mengiyakan.
"paginya bakalan Gue cari tau."

Sambungan telepon berakhir, dan tatapan Taehyung jatuh pada Lisa. Ia tidak akan membiarkan senyum indah di bibirnya itu melebur lenyap bagai bui di dasar lautan. Taehyung akan tetap menjaganya.

"dan jangkauan koneksi bokapnya luas banget. Juga termasuk salah satu pemegang saham di COwell."
Suga menepuk pundaknya pelan, sementara tatapan tajam cowok itu benar-benar terpaku pada layar komputer di hadapannya. Menampilkan selak-beluk profil keluarga Barry.
"kalo mau ngehancurinnya, Lo perlu bantuan presdir."

"bokap Gue gitu."
Taehyung menatap Suga tidak percaya.

"yaah kan nggak mungkin bokap Gue. Lo yang punya masalah ama tuh bocah tengik."
Kemudian Suga meralatnya.
"bukan. Tapi pacar Lo."

Cowok itu mendengus kesal. Melibatkan ayahnya, yang benar saja.
"nggak akan pernah Gue meminta bantuan ama si tua bangka itu."
Ujarnya datar.

Suga tahu betul, kalau Taehyung sangat tidak suka ketika pembicaraan mereka melibatkan keluarganya. Apalagi menyangkut soal ayahnya. Hal sensitif demikian memanglah sangat di hindari mereka yang bekerja untuknya.

" kita bisa aja buat si Barry ini kapok."
Suga memberikan pendapat.
"dan mengakui sendiri kesalahannya."

Satu alisnya terangkat, Taehyung tampak tertarik.
"caranya?"

"Presdir COwell harus tau masalah ini."
Jawabnya dan kembali fokus pada layar komputer.
"dia ini kan satu kampus ama Lalisa, senior di jurusan desain grafis. Dan juga bokapnya salah satu teman bisnis pacar Lo. Coba aja pikirin, gimana reaksi dari Raiden kalau tau masalah ini. Tentu Presdir Jung tidak akan tinggal diam kan. Gue rasa nih yah, cara ngehancurinnya buat nggak ngelibatin bokap Lo, ini yang paling pas."

My Lady Lalice(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang