My Lady Lalice(END)✔

Takdir.....

       pertemuan yang tak terduga itu
      Juga telah di rancang sempurna
     Oleh Tuhan. Tergantung dari
     Takdirnya, baik atau buruk.

      🔱🔱🔱🔱

di sabtu pagi seperti ini tidak banyak hal di lakukan seorang Lalisa. Melainkan membaca majalah fashion edisi terbaru atau merendam kaki putih mulusnya pada air hangat. Itu termasuk salah satu rutinitas akhir pekannya.

Tapi  berbeda pada sabtu pagi ini. Lisa yang selama ini mengira bahwa daddy-nya itu sudah tidak akan menikah lagi. Hanya akan menjadikan momy-nya sebagai satu-satunya ratu di rumah mereka. Ternyata salah besar.

Saat limabelas menit lalu, Raiden meminta izin padanya untuk segera menikah lagi, tidak ada banyak kata terucap. Ia hanya terlampau terkejut akan kejutan tiba-tiba di dapatkanya.

"asalkan daddy bahagia dengan pilihan, daddy. Lisa ikut bahagia".

Kata apa lagi yang akan Ia lontarkan selain mengizinkan Raiden dengan doa yang tulus.

"terimah kasih, lady".
kata Raiden sayang lalu membuka phonsel dan membalas beberapa pesan. Kemudian menatap mata bulat kesayanggannya.

"calon mamme-mu akan berulang tahun----".
Berpikir sejenak, lalu melanjutkan.
"besok malam. Daddy akan mengundangnya kerumah untuk makan malam bersama. Sekalian berkenalan dengan lady. Lady pasti akan suka".

Lisa menarik senyum terlampau bahagia.

"semoga saja, daddy".

Lisa menunduk, berpikir sejenak. Kemudian mendongak lalu mendapati Raiden sedang menelpon. Raiden itu begitu sibuk dengan segala urusan perusahaan. Maka tak mengherankan jika daddy-nya itu tidak terlalu dekat dengan wanita. sebab itulah, saat mendengar Raiden meminta izin darinya untuk segera menikah lagi, bagaikan sebuah ancaman terbesar dalam hidupnya.

Lisa belum bertemu dengan satu wanitapun yang dekat dengan Raiden selama ini. Maka akan sangat cangung jika langsung bertemu dengan calon mamme baru untuknya. maka untuk mendamaikan hatinya, Lisa memeluk erat bantal di atas pangkuannya.

"permisi, tuan".

Suara pelayan senior memaksanya untuk menoleh begitupula dengan Raiden yang langsung mengakhiri sambungan teleponnya.

"saya mau menggambil daftar belanjaan pesanan, tuan".
Lanjutnya terlampau sopan.

Tanpa menjawab Raiden merongoh saku jasnya. Lalu mengeluarkan secarik kertas putih. Lisa melonggarkan pelukannya pada bantal.

"itu apa?".

Seharusnya Lisa tidak bertanya seperti ini. Bukan apa-apa, akan ada kejutan menarik menantinya nanti. Lalu jawaban Raiden sedikit menusuk hati kecilnya.

"daftar menu makanan favorit mamme barumu".

Dan seharusnya juga Lisa hanya mengganguk seperti biasa. Cuek. Tak ingin tahu. Karena penasaran, maka Ia mengatakan sebuah perkataan luar biasa yang tidak akan pernah Ia sesali seumur hidupnya.

" biar lady yang pergi belanja".
Melirik pelayan senior.
"ditemani pelayan senior. Menunggu di parkiran".

Terkejut. Kata apa lagi yang harus di ungkapkan saat melihat raut wajah Raiden begitupula dengan pelayan senior saat ini. Bagaimana bisa, seorang lady yang hanya bisa memegang sendok dan garpu di atas meja makan menawarkan diri buat berbelanja. Seorang diri pula. Sungguh luar biasa.

Sadar tidak akan mendapatkan izin. Buru-buru Lisa mengkoreksi.

"Lisa juga ingin tahu bagaimana cara berbelanja".
Ujarnya gugup ssndiri.
"juga, agar Lisa tahu menu masakan kesukaan mamme baru".
Lanjutnya dengan nada bergetar.