My Lady Lalice(END)✔

Kembang Api (1)

Sebelum bertemu dirimu, Aku tidak tahu kalau ternyata dunia sebegitu berwarna. Terimah kasih sudah mengajakku melihat dunia berbeda itu- Lalisa Jung

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Setelah Taehyung mengantarnya pulang, Lisa memilih berada di dalam kamarnya. Gadis itu menyibukan diri dengan membaca berbagai katalog berhubungan langsung sama makanan. Rupanya cewek itu ingin membuat masakan.

Dengan kacamata baca di atas hidungnya dan kadang kala melorot, Lisa membaca di sertai dahi berkerut.
"susah juga sih yah, kalau membuat masakan kayak gini."
Untuk siapa sebenarnya Ia memasak?. Kalau urusan dapur Lisa tidak perlu serepot ini, kan.
"ya udahlah, yah. Yang ini kayaknya lebih mudah di buat."

Lisa turun dari kasur, memakai sendal kamar berbentuk kodok tergesa. Di tangannya mendekap majalah katalog berisi resep masakan. keluar kamar di sertai senyum lebar, untuk kali ini lagi, Lisa memilih membuang tenaga dengan melewati tangga menuju lantai dasar.

Makan malam sudah selesai sejak tiga jam lalu. Itu artinya, di dapur tidak ada siapun. Lisa hanya mau meminjam dapur sebentar kok. Kalau Ia sudah selesai memasak, maka akan kembali kekamar dengan meninggalkan dapur berantakan. Ia terkikik geli menggingat kelakuannya ini.

Saat akan memasuki ruang tengah, Ia mendapati sebuah pencahayaan terang. Masih ada orang, padahal sudah jam sepuluh.
Lisa menggendap, meredam langkah kakinya sendiri mencoba mencuri dengar dari balik tembok.

"papi, waktu perjamuan makan malam itu. Lalice tampak akrab kan dengan seorang cowok."

Itu suara Jenie dan menyebut namanya pula. Pasti sedang berbicara bersama Raiden.

"jangan bahas masalah itu."

"bukankah Green Land sudah membatalkan perjodohaan putra mereka dengan Lalice."

Jenie merangkul lengan kekar Raiden dan tangan lainnya menyapu lembut dada bidang Raiden, merayu dengan perkataan lembutnya.

"Mami, udah cari tau siapa cowok yang begitu akrab dengan Lalice malam itu. Cowok itu pewaris dari perusahaan IT bercabang di Frankurt serta Washington DC. Dan saat ini, memegang jabatan sebagai CEO muda di perusahaan IT Jakarta menggantikan posisi Ayahnya, walau sesekali mendapat bantuan dari Ayahnya juga. Namanya Joan Barry Alexsader."

Entah Lisa harus berekspresi seperti apa sekarang. Ia hanya memiliki satu harapan. Kalau Raiden mengizinkan dan mengatur pertemuan antara dua keluarga, maka kebebasannya akan di renggut. Lisa tidak mau itu. Perasaan nyaman baru saja Ia dapatkan, tapi malam ini Ia mendaptkan pukulan telak, ternyata Lisa sudah melupakan posisinya sebagai pewaris COwell yang seluruh rentetan jalan hidupnya sudah di tentukan dengan perjodohan.

Dengan satu alasan, untuk kebaikannya dan kelangsungan COwell.

Suara Jenie kembali lagi terdengar.
"mereka satu kampus loh, Pi. Barry itu senior Lalice di jurusan desain grafis. Hanya terpaut setaun, kok."

Raiden yang sedari tadi sibuk dengan tablet, menyimpannya di atas paha. Balas merangkul pundak kurus wanitanya itu.

"Mi, Aku masih memikirkan soal pembatalan perjodohan sepihak dari Green Land. Putranya itu belum bertemu tatap secara langsung dengan  Lady, pun Lady begitu."

Kecupan ringan di dapatkan Jenie di atas puncak kepalanya.

"jadi, Aku mau kasih kesempatan dulu buat Green Land Apparell menemukan putra mereka. Setelah nanti mereka bertemu dan tidak ada kecocokan juga, barulah Aku memutuskan pembatalan perjodohan secara langsung."