Jawaban Lisa

5.5K 659 184
                                    

Inilah jawabku. Biar Aku tahu seperti apa duniamu. Juga ku ingin berbagi luka denganmu serta rasa bahagia.

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Jenie menatap angkuh keluar jendela. Berdiri sempurna di atas sepatu haigh heels-nya. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Menggambil napas dalam-dalam.

Pintu ruangan terbuka, Lisa melangkah pelan masuk kedalam. Ia berdiri di seberang meja bundar. Menatap dingin pada punggung Jenie.

"mau bicara apa sama, Lisa?"
Ia melepas tasnya di simpan di atas meja. di susul pintu menutup rapat.
"kalau mau bicara masalah penting, sekarang aja. Lisa sibuk."

Jenie menyeringai sinis. Ia berbalik sempurna menghadap Lisa.
" sesibuk apa sih Lo itu?".
Jelas saja, Jenie meledeknya. Bahkan akan menertawakannya juga.
"ini penting benget, Lady Lalice."

wanita itu berjalan memutari meja, berhenti tepat di hadapan Lisa. Masih dengan kedua tangannya terlipat di depan dada. Ia menatap gadis sebaya dirinya itu dengan remeh.

"ini tidak seperti cerita-cerita dongeng pada umumnya. Kalo Lo bermimpi buat jadi Cinderella, maka Lo harus jadi upik abu dulu."
Satu tangannya mengusap pundak Lisa.
"benar kan."
Dari mengusap kini beralih meremat pundak ringkih itu.

Lisa menatap tidak suka pada Jenie. Rematan pada pundaknya juga sudah terasa sakit, Ia  menurunkannya paksa.

"kalau ngomong nggak usah berbelit-belit. Lisa nggak ngerti. Langsung saja ke intinya."
sahutnya dengan keberanian penuh.

Kalau selama ini Lisa terus saja diam, bukan berarti Ia takut pada Jenie. Di sebabkan karena rasa hormatnya sebagai seorang anak pada ibu tirinya. Tapi sepertinya Jenie ini sudah melampaui batasannya.

Mendengar balas ucapan Lisa barusan, Jenie langsung mendelik tajam kearah Lisa.

"cowok yang pernah datang kemari dan masuk kedalam kamar Lo itu, bukanlah cowok baik-baik."

Perubahaan pada raut wajah Lisa berubah drastis. Entah mengapa Ia ingin mencakar sesuatu saat ini.
Dan dengan bijaknya Ia membalas.

"Aku tidak tahu apa maksud perkataanmu ini. Tapi, sepertinya Kau cukup menggenalnya. Mungkin saja Kau menggenalnya pada masa lampau, dan tidak pada masa sekarang. Kalau pada masa lampau Dia itu tidak baik, belum tentu sekarang juga begitu. Dia pasti sudah berubah."
Lisa tersenyum, menatap wajah amarah tertahan Jenie.
"Semua orang memiliki masa lalu baik ataupun buruk. Sama sepertimu, Nyonya Jenie."

Merasa tersindir telak, Jenie mengangkat satu telapak tangannya tinggi. Mau menampar Lisa tentunya. Tapi di tangapi santai gadis itu di sertai kalimat panjang.

"Ku harap, Kau tidak lupa Nyonya Jenie. Kalau tiap sudut ruangan ini di penuhi CCTV. Mau daddy tau kelakuanmu selama ini padaku, coba saja pukul."
Lisa menghentak turun tangan Jenie.
"belum sampai telapak tanganmu itu menyentuh sisi wajahku, Kau sudah akan di tendang keluar dari sini."

Jenie tertawa hampa. Gadis polos ini sudah pandai berbicara dan juga menggancamnya.

"sepertinya Lo ini benar-benar kepengen jadi Cinderella."
Jenie memutari tubuh Lisa, menilai dari atas hingga bawah. Setelahnya berdiri menggambil arah berlawanan dengan Lisa.
"Lo mesti perlu di kasih tau soal cowok itu."
Dari ujung ekor matanya, Ia melirik Lisa.
"gimana?
Lo udah siap."

Seberapa tahu Jenie tentang Taehyung. Apakah mereka ini teman sekolah? ahh tidak, jelas-jelas Taehyung lebih tua. Atau ada kemungkinan lain. Apapun itu, Lisa siap mendengarnya.

"Taehyung itu cowok brengsek!. Paling brengsek yang pernah Gue kenal. Dan juga, dia itu suka mengincar gadis-gadis kaya seperti Lo ini."
Untuk memperjelas maksudnya, Ia merendahkan sedikit suaranya.
"tapi yang paling membahayakan, dia itu suka nidurin cewek manapun."

My Lady Lalice(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang