Pesta Perjamuan

5.6K 622 72
                                    


Tanpa melihatpun, semua orang sudah tahu siapa yang akan berdiri paling tinggi di sini".

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Waktu menunjukan pukul sembilan lebih pagi hari dan Sejeong sudah menunggu Lisa di parkiran kampus khusus mahasiswa jurusan desain grafis.

Anak itu sudah sangat tidak sabar buat bertemu Lisa, buktinya saja saat mobil yang di tumpangi sahabatnya itu belum terpakir sempurna. Sejeong dengan tergesa langsung membuka pintu penumpang belakang, Pak Sam pun langsung mengurungkan niatnya untuk turun.

"selamat pagi Lady Lalice".
Sapa Sejeong sambil tersenyum.
"pagi ini makin cantik ajah deh".

Lisa turun dari mobil sambil menenteng tas serta memegang beberapa buku cetak di tangannya.

"ada apa ini?".
Curiga Lisa.
"nggak seperti biasanya".

Kalau Sejeong sudah berulah begini, pasti ada maunya. Dan Lisa sudah tahu itu.

Sejeong makin tersenyum lebar. Keduanya berjalan menuju gedung manajemen desain grafis, meninggalkan parkiran.

"bentar sore Gue main ketempat Lo kerja, yah".
Lalu membawakan buku cetak yang di bawah Lisa tadi, mendekapnya erat di depan dada.
"Gue penasaran sumpah, ama itu restoran".

"kalau kamu mau pergi, pergi ajah kesana. Tapi nggak ada aku yah ntar sore".

"Lo udah di pecat!?".
Kagetnya tak tertahan.

Lisa berdecak kesal.
"nggak iihhh".
Lalu memasukan kedua tangannya di dalam saku jaketnya.
"Ntar malamnya, Aku akan ikut perjamuan makan malam ama pemegang saham. Lisa udah izin semalam ama, bos".

Sejeong mengganguk paham. kalau sudah menyangkut urusan perusahaan, Ia tidak akan memaksa Lisa buat membatalkannya. Ia akan datang lain kali saja kerestoran itu kalau sudah ada Lisa.

Dari arah berlawanan, muncul sesosok pemuda yang selama ini gencar mengejar Lisa dan Sejeong amat sangat membenci kakak senior yang satu itu.

Kakak senior yang sama, yang mengantar Lisa kemarin pulang. Namanya Barry (di baca Berry😊).

"hai, Lis".
Melirik kearah Sejeong sekilas, kemudian menatap Lisa lagi.
"hari ini mau pulang bareng lagi nggak?".

"nggak".
Itu suara Sejeong.
"pulangnya bareng Gue ntar".

"Sejeong".
Tegur Lisa pelan, kemudian menatap Barry dengan senyum canggung.
"maaf yah, kalau hari ini nggak bisa".

"berarti besoknya bisa dong, yah".
Barry maju selangkah, lebih mendekat pada Lisa.
"kalau nggak besok paginya Gue jemput, gimana?"

Haduh, Sejeong mulai muak. Cowok satu ini memang tidak akan pernah menyerah buat mendekati Lisa. Motto dalam hidupnya, kalau janur kuning belum melengkung di depan rumah Lisa, maka si Barry ini akan terus mengejar. Berusaha buat mendapatkan ruang di hati Lisa.

"gini deh kakak senior".
Sejeong menunjuk Barry dengan satu buku paket di tangannya.
"kalau anaknya udah bilang nggak mau. Jangan lagi di paksa".

Demi untuk menjaga image-nya agar tetap terlihat seperti kakak kelas baik-baik di mata semua orang, terpenting lagi saat ini di depan Lisa. Maka dengan berpalang dada Barry tersenyum tipis. Kemudian berkata,

"kalau gitu sampai ketemu ntar malam...".
lalu menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Lisa.
"di pesta perjamuan pemegang saham. Gue juga bakalan datang, temani bokap".

Karena benar-benar sudah sangat tidak tahan, Sejeong langsung menarik Lisa pergi dari sana dan memasuki gedung desain grafis secara tergesa.

"jadi, kemarin Lo pulang di antar ama kakak senior itu?".
Tanya Sejeong dengan wajah kesalnya.

My Lady Lalice(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang