Sebuah Kebetulankah?

5.8K 650 41
                                    

Jika saja ini adalah sebuah kebetulan, maka adalah kebetulan yang luar biasa.

  🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Three years later.

Tidak ada banyak perubahaan dalam rumah besar Raiden Jung. keadaanya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Meskipun Raiden telah kembali memiliki istri untuk mamme putrinya.

selain itu, ada satu tambahan dalam keluarga Jung. Lisa yang dulunya menyandang status sebagai anak tunggal kini sudah memiliki seorang adik. Cowok. Dua tahun sebelas bulan.

langkah kaki kecil itu membawah tubuh munggilnya berdiri berhadapan dengan pintu kamar super besar. Tatapan mata bulatnya yang jernih berusaha mencari cara agar bisa masuk kedalamnya.

Tapi Ia tidak perlu bersusah payah, karena seorang pelayan datang untuknya. Membuka pintu kamar super besar itu dengan accses card. Wajahnya merona saat decit halus yang di hasilkan pintu besar di hadapannya terbuka lebar.

Di balik selimut tebal itu. Di tengah-tengah spring bad ukuran king size, tengah tertidur pulas sang pemilik kamar.

"Lady....Lady...Lady... Wake up... sudah pagi".

Panggilnya sambil menarik-narik ujung selimut yang jatuh menjuntai di sisi kiri ranjang.

"LADY!!!".
Pekiknya kesal. Untuk kemudian Ia bersiap buat naik di atas spiring bad itu juga.
"lady, Luis izin naik yah".
Katanya lembut. bagaimanapun Ia harus meminta izin dulu dengan sopan, karena itulah yang di ajarkan daddy Jung.

di saat Luis berjinjit untuk naik di atas sisi ujung ranjang mewah itu, phonsel sang pemilik kamar berdering nyaring. Luis menghentikan gerakannya dan tangan kurus dari balik selimut itu meraba-raba nakas di sampingnya. Luis dengan cermat memperhatikan. seakan ikut belajar dari cara kegiatan Lisa menggambil phonsel. Setelahnya suara serak dari seorang Lisa terdengar dari balik selimut.

"ada apa?".
Tanyanya sambil menguap.
"ini masih pagi".

"APA!!!???".
Lisa memekik bersamaan dengan menyibak selimut tebal lalu bangun secara tiba-tiba dan langsung bertatap muka dengan Luis. Keduanya sama-sama kaget.

"duhh kaget".
Kata Luis sambil memegang dadanya.

"sorry child..".

Dengan gerakan secara terburu-buru Lisa turun dari ranjang. Berlari masuk menuju kamar mandi.

Sementara Luis, anak kecil itu duduk di atas kursi sofa di tengah-tengah ruang kamar Lisa. Hal itu selalu di lakukan Luis untuk menunggu Lisa keluar dari kamar mandi. Menunggu dengan sabar saat Lisa memilih pakaian yang pas buat di pakai. Lalu keduanya akan bersama-sama turun ke lantai satu untuk sarapan.

Tapi sepertinya pagi ini tidak akan seperti itu.

"Luis...!!".
teriak Lisa dari balik pintu kamar mandi.
"panggil pelayan senior!!".

"oke!!".

Tidak butuh waktu lama bagi pelayan senior untuk datang kekamar Lisa. Sesuai jadwal gadis itu maka pelayan senior menyiapkan segala keperluan Lisa. Mulai dari sepatu, tas hingga buku paket di simpan rapih dalam sebuah kesatuan agar mudah di jangkau oleh majikannya.

"lady buru-buru bangat".
Kata Luis mengekori Lisa, saat Lisa sudah selesai keluar dari kamar mandi.
"biasanya juga nggak pagi-pagi pergi kesekolahnya".
Lanjut bocah manis itu.

Untuk pertanyaan Luis barusan, Lisa tidak akan menjawabnya. Menggabaikan itu semua, Ia mulai memakai kemeja pilihannya. Kemudian di padu padankan dengan jins. pas sekali di tubuh rampingnya.

My Lady Lalice(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang