Dia Pergi

5K 588 197
                                    

Saat kembali dan tidak menemukanmu. Rasa khawatir itu muncul. Dari rasa khawatir itu muncul sebab lainnya, yang menimbulkan kemarahan. Tapi kemarahan itu berganti rasa penyesalan, bahkan maafpun tak akan bisa menebusnya.

🔱🔱🔱Lady Lice🔱🔱🔱

Ia di minta untuk menyelesaikan seluruh administrasi, agar pasien yang di jengguknya itu mendapatkan perawatan yang layak. Dari penjelasan dokter barusan, kalau ibu dan anak itu terlibat kecelakaan ringan.

Luis tertidur pulas dalam gendongannya. Taehyung sebenarnya ingin masuk kedalam ruang rawat dan mempertanyakan hal ini pada Jenie. Dari sekian banyaknya orang, kenapa juga harus dirinya. Lalu dari mana Jenie tahu nomor kontaknya?

Rambutnya di acak kasar. Kalau saja tadi kedatangannya tidak di sambut anak kecil di atas pangguannya ini, maka Ia akan benar-benar berteriak kepada dua pengawal, seorang babysister dan supir. Taehyung masih ingat, saat dokter tadi menelpon dan menyampaikan kalau ibu dan anak itu tidak memiliki siapa-siapa. Lalu orang-orang yang berdiri berjaga di depan pintu ruang rawat ini, siapa?

Tidak mungkin mereka itu patung hidup.

Babysister maju mendekatinya di sertai senyum. Menggambil alih Luis dan menggendongnya. Setelah meminta maaf dan berbagai macam ucapan lainnya yang semakin membuat kepalanya pusing, babysister bersama supir itu meminta izin pulang.

Taehyung hanya mengangguk seadanya. Setelah benar-benar hanya dirinya dan juga dua pengawal berdiri berjaga, Taehyung berdiri menuju pintu masuk.

"Gue mau masuk kedalam."
Kedua pengawal itu berdiri menghadang pintu.
"kalau kalian tidak juga memberi izin,  permasalahaan ini akan sampai kepada Raiden."

Tidak perlu meminta duakalipun, Ia langsung di beri izin masuk. Ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Jenie. Sebab itulah Ia berdiri di tepi ranjang wanita itu sambil melipat tangan. Memperhatikan secara mendetail. Dan hanya ada satu plaster di jidatnya. Juga tidak ada selang infus di tangannya. Memang tidak seharusnya Ia datang kesini.

Hanya sebuah sandiwara seperti yang di lakukannya tempo hari, pikirnya. Taehyung akan menutup jalan wanita ini agar tidak mengusik lagi kehidupannya. Sudah terlalu banyak luka yang di torehkan untuknya, sampai-sampai bernapas saja seperti menghirup racun.

Tidak mudah seperti perkiraannya, Jenie tertidur dalam waktu cukup lama. Tiga jam lamanya Ia menunggu, barulah wanita itu membuka mata. Menyapu kesekeliling ruangan dan menemukan sosok Taehyung sedang duduk di kursi, di samping ranjangnya. Salah satu kakinya, menindih kaki lainnya.

"Aku tau, pasti kau akan datang lagi utukku."
Ucapnya, lalu bangun dan duduk bersandar pada bagian leher ranjang rawatnya.
"Kau masih peduli padaku, kan?"

Senyum sinis di wajah cowok itu terlihat jelas. Taehyung menggangkat tatapannya lurus kearah Jenie.

"itu dulu. Dan jangan mengharapkan itu sekarang."
Jawabnya acuh.

"buktinya kau datang kesini!"
Suara Jenie naik satu oktaf.

Kakinya di turunnkan dari kursi. Meraih satu buah jeruk di atas nakas lalu mengupasnya.
"kalau kau tidak menggarangnya."
Menyimpan kulit jeruk manis itu di atas tisu.
"hanya dengan cara seperti yah, agar Kau bisa menyeretku lagi keduniamu?"

Jenie menatap tidak suka kearah Taehyung. Cowok itu terlihat begitu santai sambil memakan satu persatu isi jeruk. Berbeda sekali dengan dirinya yang sudah terbakar emosi.

"Aku tidak akan melakukan hal serendah ini, kalau saja yang Kau dekati itu bukan Lisa."

"Aku suka Kau mengakuinya sendiri, nyonya Jung."
Ia lalu tersenyum miring.
"seperti itu tadi dokter menyebut namamu."

My Lady Lalice(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang