Yuki sudah kembali kerumah setelah luka jahitan dikakinya sudah mengering. Kakinya sudah sembuh, tapi rasa sakitnya sedikit masih ada. Karna dalam proses penyembuhan jadi Yukipun sangat berhati-hati. Hari Ini Yuki berniat untuk menginap dirumah orang tuanya untuk memberitahu kabar gembira karna dia hamil sekaligus yakin kalau Al memang tidak terlibat atas hamilnya Intan
Intan masuk kekamar Yuki, mencoba mengambil hati Yuki agar percaya padanya. Yuki yg sedang memainkan ponselnya langsung melirik Intan yg kini duduk disampingnya. Yuki tersenyum lalu mengotak-atik ponselnya dan menaruh ponselnya diatas kasur
"Ada apa Intan?" Tanya Yuki. Intan tersenyum lalu menepuk-nepuk tangan Yuki
"Berhubung kamu bari sembuh dan mau nginap dirumah orang tuamu. Jadi Alki biar sama aku aja" ucap Intan. Yuki tersenyum lalu menganggukan kepalanya
"Kalau kamu nggak keberatan" ucap Yuki. Yuki menatap Intan dengan serius membuat Intan merasa aneh
"Kenapa kamu ngelihatin aku seperti itu?" Intan meras risi dengan tatapan Yuki yg tidak tau maksudnya apa
"Toni sudah meninkah" celetuk Yuki. Intan mengernyit kenapa Yuki berbicara seperti itu
"Kamu ini ngomong apa sih" ucap Inta tak mengerti
"Pikirkan nasib anak yg akan kamu lahirkan sebentar lagi, karna bapaknya sudah hidup bahagia denga orang lain diluar negri" ujar Yuki Intan tertegun mencerna kalimat Yuki. "Toni ayak dari anak yg kamu kandung bukan?" Tanya Yuki tepat sasaran. Intan membelalakan matanya tak percaya kalau Yuki mengetahui soal toni
"Maksud kamu apa Yuki? Bukankan kamu tau sendiri kalau anak ini anak suamimu" Inta berdiri lalu menatap tajam Yuki
"Kenapa kamu nggak tunjukin bukti yg kamu punya pada pihak yg berwajib saja. Harusnya kamu melakukan itu sejak awal. Bukan malah merendahkan diri kamu sendiri" ujar Yuki mulai merasakan perubahan Intan. Yuki berdiri dan melangkah kearah Alki yg tertidur pulas
"Tutup mulutmu Yuki" bentak Intan. Yuki tersenyum mengejek lalu berbali manghadap Intan
"Kenapa Intan?" Tanya Yuki
"Kamu sungguh bodoh Yuki. Harusnya kamu berpikir matang-matang sebelum kau berbicara seperti itu" ucap Intan. Yuki mengerutkan keningnya karna Intan malah tersenyum bahagia. "Bi Siti dan mang Ipul pergi kepasar. Dan Al sama mbak Keyna sudah pergi kekantor. Sekarang hanya kita berdua" ucap Intan lalu menendang kaki tepat dimana ada luka bekas operasi
Yuki meringis kesakitan hingga air matanya melesat jatuh. Intan mendekati Yuki yg terduduk merasa kesakitan. Lalu meraih dagu Yuki dan mencengkram kuat
"Mila hampir membunuhmu waktu itu. Dan waktu itu aku yg menolongmu karna ku pikir cara Mila salah. Tapi sekarang aku juga akan melakukan hal sama seperti Mila" ucap Intan terdengar mengancam. Tapi Yuki malah tersenyum
"Kalau begitu katakan padaku siapa ayah dari anakmu. Setelah itu aku rela apapun yg akan kamu lakukan padaku" ucap Yuki menantang
"Kalau begitu dengarkan baik-baik. Anak Ini anak Toni. Dan sekarang bersiaplah untuk mati" ucap Intan
"Kakiku memang sakit. Tapi aku nggak akan semudah itu kamu bunuh. Ingat kondisimu Intan" ucap Yuki yg terlihat menahan rasa sakit. Tapi kata-kata itu membuat Intan tau maksudnya. Dan Intan langsung berdiri tegap
"Oh. Kamu menantangku. Baiklah" ucap Intan lalu mengambil bantal
"Bibi!!" Teriak Yuki. Bi Siti yg memang sudah diberitahu sebelumnya oleh Yuki tentang akibat yg akan dialamami langsung memberitahu Ipul dan segera berlari kekamar Yuki. Alki terbangun dan menangis karna terkejut dengan teriakan Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nano Nano
FanfictionNano nano??? Ya karna ceritanya akan seperti permen nano-nano yaitu manis asam asin rame rasanya..