Kurang lebih 2 jam, akhirnya bus yang Ze tumpangi sampe juga di Bogor. Tepatnya di kawasan Taman Nasional Cibodas. Kalian pasti tau Gunung mana yang bakal dia daki kali ini? Ya, GUNUNG GEDE PANGRANGO.
Tepat jam 09.00 Ze sama yang lain mulai mendaki gagahnya Gunung Gede Pangrango. Di awal perjalanan, trek banyak diisi sama bebatuan yang udah di susun. Gak heran sih karna pada pendakian awal itu jalur wisata, dan artinya makin rame lah disini. Apalagi sekarang lagi musim libur, makin rame lagi, dan ini jelas bukan berita baik buat dia. Sepanjang jalan dia cuman nunjukin tampang datarnya tanpa minat.
Dia nyuekin orang-orang yang daritadi berusaha ngajakin ngobrol. Bahkan sekarang dia ada di barisan paling depan dengan aura yang seolah ngomong "GANGGU GUE, MATI LO!"
Katanya pendaki itu pada ramah? Ayolah dia bukan salah satu dari mereka. Dia cuman manusia egois yang terobsesi sama kameranya. Orang gila yang naik gunung cuman buat memuaskan hasrat fotografer nya, bukan menikmati proses yang penuh perjuangan dan rasa solidaritas. Dia mahluk egois penikmat kesunyian!
Setelah jalan sekitar 30 menitan, mereka sampe di "Telaga Biru". Dia mulai sedikit bergairah buat nikmatin pendakian ini. Tapi semua itu lenyap, menguap gitu aja saat dia balik sadar betapa ramenya tempat ini.
Ze lebih suka mendaki dengan rombongan kecil. Dan sekarang karna ancaman iblis yang sialnya adalah sahabat karibnya sendiri, dia kepaksa ikut rame-rame kaya gini. Meskipun dia ga bisa ngelak dari pesona keindahan alam disini.
Perjalanan dilanjutin dengan Ze yang masih ogah-ogahan. Dia gedeg banget sama sahabatnya. Gimana engga? Dia menderita disini dan si onta malah enak-enakan jalan sama cewe barunya. Eza emang super sialan!
Dia bersumpah, pulang nanti Dia bakal ngasih pelajaran sama Eza. Maen-maen bentar sama koleksi miniatur motor punya Eza kayanya seru!
Tunggu gue balik Fahreza Nuriel Firdaus!_batinnya.
Ze masih sama kaya beberapa jam lalu. Dengan tampang ogah-ogahan yang penuh keringet. Meski berkali-kali dia memfokuskan lensa kameranya ke pemandangan disini.
Setelah berjalan jauh ngelewatin bebera pos. Rombongan Ze sampe juga di pos air panas.
Pos Air Panas ini tuh jalan nembus aliran air panas dari puncak gunung Gede. Trek yang dilewatin juga ekstrim dan harus hati-hati banget karena Lo bakal jalan di atas aliran air panas yang sempit, cuman pegangan sama tali dan di bawah tuh jurang yang curam.
Disinilah dia melihatnya. Cewek ceriwis yang lagi serius memijakkan kakinya dengan hati-hati. Tampangnya yang serius berhasil bikin dia tertegun untuk beberapa saat.
Tanpa sadar dia memfokuskan lensa kameranya pada si Mungil yang menarik perhatiannya.
Untuk pertama kalinya Ze mengabadikan potret seseorang. Bukan pemandangan yang biasa Ia abadikan.
Cewe itu berjingkrak girang setelah dia berhasil ngelewatin rintangan. Temen-temennya cuman geleng-geleng liat kelakuannya. Detik itu juga Ze sudah terpikan dengan pesona Cewek mungil itu.
Setelah ngelewatin jalan air panas ada tempat istirahat, dan di sana ada kolam air panas kecil.
Rasanya luar biasa! Kaki pegel Ze kerasa lebih enakan berendem disana dan seulas senyum terbit dari bibirnya. Bukan karna sensasi ngerendem kakinya di air panas yang bersumber langsung dari Gunung! Tapi karna apa yang ada di depan sana.
Cewe yang sama yang memikatnya beberapa waktu lalu, yang lagi asik jejingkrakan nyipratin air sama cowo yang dia panggil Abang. Itu yang Ze denger.
Ze yakin ini bukan pertama kalinya dia mendaki kaya temen-temennya. Keliatan dari energi yang dia punya, gimana powernya ngangkat carrier yang nyaingin gede badannya, dan kulit sawo matang eksotisnya yang makin memikat hati Ze.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja(TAMAT)
Fiksi Remaja"Dari Senja Aku belajar apa itu Ikhlas" Dibawah lukisan yang Tuhan ciptakan. Semburan jingga yang memabukan pun memilukan. Gadis itu bersimpuh, terdiam tanpa sepatah kata pun. Pikirannya melayang pada tiap memori yang ia lewati bersama pria sete...