Nada
April, 2017
Pagi ini gue merasa bersalah pada laki-laki yang sekarang sedang fokus dengan sarapannya . mengapa kemaren gue gak makan yang bener yah ? yah pagi ini maag gue kambuh lagi dan kenapa dengan gamblangnya bilang ke brian kalo perut gue sakit, saat gue bilang kalo maag gue kambuh gue bisa melihat raut wajah brian jadi sedikit panik, bahkan di langsung lari membeli obat . Brian sangat hati-hati membuka obat itu dari bungkusnya dan memberikannya kegue, saat gue mulai mengunyah obat tersebut brian melihat gue seperti ibu yang memberi obat ke anak perempuannya, iya segitunya , dan ini membuat gue semakin merasa bersalah .
" Nad makan yah ? "
" Gak mau, tar perutnya malah tambah sakit "
" Nad, dikit aja oke ? Apa perlu gue suapin ? "
" Gak usah, gue bisa sendiri "
Saat gue mulai memasukan sesendok bubur kedalam mulut, Gue bisa melihat tergaris diwajah brian ada perasaan lega disana . gue tidak tersentuh dengan perlakuannya, dan guepun tidak bisa bohong juga kalo gue beneran sayang dengan laki-laki ini, bagaimana di memperlakukan gue semuanya selalu berhasil membuat gue pusing , dan tidak bisa dipungkiri gue ingin menjadi seseorang yang lebih dari seorang teman yang menemani dia makan ataupun menjadi seorang teman yang mendukung apa yang dia impikan selama ini, gue mau lebih dari semua itu bahkan akhir-akhir ini selalu muncul perasaan yang dimana gue ingin sekali melindunginya dari apapun , kecuali dari bang eja sih
Tiba-tiba brian mengusap rambut gue pelan
" Pulangnya kita naik grabb yah, Tar sepedanya gue titipin keorang biar dianterin kerumah nenek " Gue hanya menganggukan kepala " Dan lo kalo butuh temen buat nemenin lo makan selalu hubungin gue yah nad ? soalnya gue tau akhir-akhir lo sibuk , jadi gue maafin keteledoran lo hari ini "
" Iya pak iya bawel banget "
Gue hanya bisa tersenyum mendengar ucapannya, kalo bukan ditempat umum ingin rasanya gue memeluk dia, karna apa ? semenjak kejadian tadi brian benar-benar menunjukan dirinya yang sangat manis , bicarapun dia sangat hati-hati , berbeda pas dia memaksa gue untuk menuruti perintahnya yang ingin sarapan bubur ayam di mang tono tadi
Sekarang disinilah gue didepan gerbang menunggu brian memakai jaket dan helmnya, iya dia sore ini langsung pulang, katanya ada urusan mendadak jadi harus pulang cepat .
" Nad "
" Iya "
" Istirahat sama makan yang bener "
" Iya pak dari tadi bawelnya ga beres beres "
Kemudian brian mengusap kepala gue pelan " Bukannya gitu nad, gue khawatir banget sama lo "
" Iya bri iya " Gue menurunkan tangan brian dari kepala gue " Yaudah balik gih katanya buru-buru "
" Yaudah gue balik yah "
" Iya hati-hati, bawa motornya jangan kaya di sirkuit balap awas lo "
Brian hanya mengangguk
Setelah brian pulang, gue langsung masuk kedalam rumah , namun tiba-tiba seseorang memanggil nama gue dari arah gerbang
" NADA "
Pas gue membalikan badan gue menyipitkan mata untuk memastikan siapa yang memanggil gue tadi
" Yah astaga mentang-mentang ada cowo lain gue dilupain "
" Agas ? "
Agas melambaikan plastik berwarna putih yang gue yakin itu isinya tidak jauh dari makanan yang kurang menyehatkan . Dengan senyumnya yang khas agas membuka gerbang dan lari menghampiri gue, dan seperti dugaan gue badan agas pasti bau dengan hal-hal yang manis seperti bau coklat, oreo ataupun sejenisnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
R U Mine ?
General FictionBrian : " Bubur ayamnya jangan pake kacang yah pak , awas ketuker lagi " Nares : " Iya iya gue diperpus " Dewa : " Mas nares milonya jangan lupa" Reza : " Teh tarik tuh sebenernya terbuat dari apa sih ? " Wildan : " Bu, ini pesenanya dikirim ke sia...