Nada
Mei, 2017
Mungkin hari ini menjadi salah satu hari terburuk bagi gue selama setahun ini . iya gue bertemu dengan seseorang yang sudah jelas-jelas gue hapus dari kepala. Ya gue tau gue sedikit berlebihan tapi bayangkan jika kalian mengalami situasi seperti ini bertemu seseorang yang jelas jelas berkhianat dibelakang lo, gimana rasanya ? mau lempar pake sepatukan ?
Gue heran kenapa cuaca hari ini sangat panas , bahkan pendingin ruangan yang ada cafe yang gue tempati ini tidak sedikitpun membantu . Gue mulai mengeluarkan buku yang gue beli kemarin sore bersama dewa , tiba-tiba seseorang mengacak-ngacak rambut gue
" Hey " laki-laki itu menyimpan green tea latte dimeja yang sama dengan gue " Kenapa ? " Dia menunjuk kening gue
" Apa? "
" Jidat lo "
" ... "
" Ada item itemnya " dia memberikan handphonenya yang memang sudah dia buka bagian kamerannya " Nih liat "
" ASTAGA " Gue mulai panik mencari tisu basah didalam tas " Aduh kenapa lo gak bilang dari tadi ? " Gue mulai menghapus sedikit demi sedikit tinta pulpen yanga ada didahi gue
" Ya mana gue tau " Dia mengangkat kedua bahunya
Pantas saja dari tadi mas mas dibagian kasir senyum-senyum memperhatikan gue . gue tau ini ulah siapa, pasti ulah agas, soalnya sebelum gue memutuskan untuk mampir kesini gue mampir dulu ketempat agas dan memang salah gue sih ketiduran pas gue memasang headset dan memutar beberapa lagu syahdu .
Oh iya gue lupa, laki-laki yang sedang memperhatikan gue sekarang yaitu nares , iya nares adhitama
" Sini mana tisunya ? " Gue memberikan tisu yang gue pegang tadi " Makannya kalo apa-apa tuh diliat dulu , liat nih jidat lo jadi kotor gini kan sayang " Gue memperhatikan mata nares yang memang sangat teliti membersihkan kening gue " Nih udah " Dia tersenyum dan mengangkat kedua alisnya
" Kenapa harus lo sih nar ? " Tanpa sadar kalimat itu keluar dari mulut gue
" Maksudnya apa nad ? gue gak ngerti ? "
" Hah ? Apa nar ? Ah gue gak ngomong apa-apa lo salah denger kali " Gue mencoba menyangkal pertanyaan nares
" Nggak nad, tadi gue sedikit denger ' Kenapa harus ... gue ? " Nares menunjuk dirinya
" Ah nggak, beneran deh gue gak ngomong apa-apa hehe " Gue tersenyum canggung dan mulai membuka halaman pertama buku yang sempat gue tunda tadi " Lo laper kali jadi salah fokus "
" Tapi sebelum kesini tadi gue abis makan soto bareng wildan " Nares mengerutkan dahinya
Yatuhan untuk hari ini saja gue mohon hilangkan kebiasaan nares yang satu ini , iya gue lupa kalo nares itu salah satu tipe manusia yang jika sudah penasaran maka dia akan tetap bertanya sampai dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan ya dia bakalan terus cari tahu itu
" Oh iya kali yah gue salah denger "
Gue menatap nares takjub seriusan ini seorang nares adhitama dia puas gitu aja sama jawaban gue
Nares mulai membuka laptopnya dan mulai mengetik entah apa yang dia ketik .
Gue perlu jujur kali ini, iya gue akui jika nares melakukan hal-hal kecil seperti tadi, gue sedikit merasakan jantung gue seperti naik roller coaster ya maksud gue, coba kalian bayangkan perempuan mana sih yang bisa tenang diperlakukan seperti itu oleh seorang laki-laki , tapi ya gue mencoba tidak membagi hati gue untuk dua orang laki-laki yang bersahabat , gue selalu mengusahakan hanya untuk satu laki-laki yang gue temui dibubur ayam untuk pertamakalinya

KAMU SEDANG MEMBACA
R U Mine ?
Ficção GeralBrian : " Bubur ayamnya jangan pake kacang yah pak , awas ketuker lagi " Nares : " Iya iya gue diperpus " Dewa : " Mas nares milonya jangan lupa" Reza : " Teh tarik tuh sebenernya terbuat dari apa sih ? " Wildan : " Bu, ini pesenanya dikirim ke sia...