Brian
4 januari, 2017
Ya malam ini gue pulang kerumah yang sejak lama gue anggap bukan seperti rumah lagi, rasanya seperti lo pulang yang dimana seharusnya tempat itu menjadi pelepas beban berat lo selama lo di dunia luar, tapi malah sebaliknya, tempat itu menjadi tempat yang lebih mengerikan dari rumah hantu
Gue benci dengan salah satu penghuni rumah mewah itu, rasanya ingin melemparnya jauh ke samudra. Kalian boleh anggap gue kurang ajar atau anak tidak tahu diuntung ya terserah, tapi nyatanya gue benar-benar benci orang yang telah menyakiti bidadari pertama gue, nggak ada yang boleh membuat hatinya sakit ,nggak ada yang boleh membuat mata indahnya berlinang air mata atau membuatnya lecet sekalipun. Iya, itu ibu gue, perempuan yang gue sebut bidadari pertama. Rasanya sepulang dari yogja 3 hari yang lalu, membuat gue ingin bertemu dengannya.
Gue memakirkan motor didepan rumah yang bahkan sudah gue anggap rumah hantu ini, ya rumah hantu, seperti yang gue bilang tadi
Pak agus, iya satpam dirumah tadinya berniat membukakan gerbang agar gue bisa memasukan motor
Pak agus : " Motornya gak dimasukin dulu mas ? apa biar saya aja yang masukin motornya? "
Brian : " Gak usah pak, saya Cuma mau ambil barang aja kok "
Pak agus : " Mas brian mau kemana lagi ? mas dimas sering nanyain mas, katanya mas brian jarang pulang "
Brian : " Ya saya mau balik lagi ke kosan pak, lagian masih ada kuliah, oh, yaudah pak saya masuk kedalem yah ? "
Pak agus : " Yaudah mas"
Gue mulai memasuki rumah mewah ini, aroma wangi wangian yang sangat gue benci mulai masuk kehidung gue, bau khas rumah ini ternyata tidak pernah berubah mungkin untuk selamanya aroma ini akan selalu tercium. Ketika gue mulai menaiki anak tangga menuju kamar yang ada dilantai atas, tiba- tiba suara yang sangat gue hindari memanggil nama gue
" Ngapain pulang ,uang kamu habis?"
Gue berusaha menghiraukan suara itu, tapi nyatanya orang itu , seperti memancing amarah gue
" BRIAN GUDANTA ADHIKARA , JAWAB PERTANYAAN SAYA "
Iya, orang yang memanggil nama gue lengkap nama belakang itu adalah ayah gue
" Saya datang kesini cuma mau ambil barang dan mau ketemu ibu sudah, tidak ada urusannya dengan anda "
" Dasar anak tidak tahu diuntung, ngapain kamu ngurusin ibu kamu hah? Sana urusi saja band bobrokmu itu "
Astaga, orang ini ternyata benar-benar ingin menjadikan gue anak yang durhaka, hampir saja kata-kata ajaib keluar dari mulut gue, tapi gue mencoba untuk menahan amarah, karna gue tau, ibu pasti sudah tidur dijam jam segini, dan gue nggak mau menggangu tidurnya
" Maaf pak, saya datang kesini Cuma ingin ketemu ibu saya " Gue mencoba bicara setenang mungkin
Ya hubungan gue dan ayah memang sudah lama tidak harmonis, semenjak gue memutuskan untuk fokus kepada band gue dan tidak menurutinya untuk melanjutkan perusahaannya, tapi nyatanya bukan hanya itu yang menjadikan gue sangat marah kepadanya, ada satu hal yang mungkin masih menjadi rahasia keluarga gue yang memang orang orang tidak tahu.
Gue mulai menaiki anak tangga kembali dan menghiraukan panggilan dari ayah. Dan akhirnya gue sampai kedepan pintu kamar bidadari cantik. Gue mulai membuka pintu dengan sangat pelan, takutnya ibu bangun. Gue mulai duduk disamping tempat tidurnya, memperhatikan setiap detail dari wajah ibu yang sangat gue kagumi sedari dulu, dia cantik, mungkin tidak ada wanita secantik dia di muka bumi ini. Gue tersenyum menatap bibir ibu yang cantik itu, gue selalu ingat bagaimana bibir itu tidak pernah absen mencium pipi gue ketika gue masuk kelas sewaktu kecil, atau mencium gue setelah bangun tidur , dan gue sangat merindukan betapa cerewetnya mulut itu ketika gue membuat ulah disekolah, atau karena brian kecil nggak mau makan sayur sewaktu kecil, ya gue merindukan semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
R U Mine ?
Fiksi UmumBrian : " Bubur ayamnya jangan pake kacang yah pak , awas ketuker lagi " Nares : " Iya iya gue diperpus " Dewa : " Mas nares milonya jangan lupa" Reza : " Teh tarik tuh sebenernya terbuat dari apa sih ? " Wildan : " Bu, ini pesenanya dikirim ke sia...