R - Hampir

624 103 20
                                    

Reza

Mei , 2017

" Nar , Serius lo ga mau cerita apa apa sama gue? "

" Apa? " Nares mengangkat kedua bahunya tanda bingung dengan pertanyaan gue

Oke mungkin gue kurang memperjelas bentuk pertanyaan

" Tentang Nada "

" Nada ? " Untuk kedua kalinya nares memperihatkan raut wajah bingung malah lebih bingung dari yang pertama

Akhirnya gue membenarkan letak duduk gue dengan lebih mencondong kenares

" Lo sama nada jadian ? " Gue berbicara didepan nares dengan suara sepelan mungkin

Nares yang saat itu sedang menikmati minumannya langsung terbatuk-batuk sampai sampai wajahnya memerah , gue yang kala itu panik melihat nares yang batuknya tak kunjung reda langsung minta pertolongan dengan orang orang sekitar

" EH ANJIR LO KENAPA NAR ? " Gue melirik sesorang dimeja sebelah gue " MAS TOLONGIN TEMEN SAYA ADUH " Gue mengambil minuman disebelah nares " NAR MINUM NAR BIAR GA KESEDEK " Seketika gue inget nares batuk-batuk kaya gitu karna tersedak minuman " NAR GUE HARUS NGAPAIN INI LO KEK ORANG SEKARAT GITU , NAR JANGAN NINGGALIN GUE SEKARANG "

Namun tiba-tiba nares memukul kepala gue

" Aduh nar kok lo mukul gue sih ? "

" Aduh ja sumpah sumpah lo berisik banget , lo nyumpahin gue meninggal ? "

" Ya gue kan panik nar " Gue mengusap kepala gue yang lumayan sakit dipukul nares

Gue bisa melihat nares menghela napas malas kemudian duduk dengan serius

" Brian yah yang cerita ? " Tanya nares

Mei , 2017 ( Malam 23.14 )

Kalian harus tahu, malam ini gue kedatangan tamu yang tidak di jemput namun pulangnya minta dianterin Kan gue emosi, untung temen sendiri kalo bukan udah gue jorokin kesungai dari atas gunung semeru .

Tamu yang gue maksud sekarang sedang duduk dibalkon sambil melihat kelangit entah apa yang dia lihat padahal malam ini mendung. Dengan lagu Dewa 19 – Risalah Hati sebagai pengiring kesedihannya yah memang sangat drama sekali lelaki satu ini

" za "

" Apaan ? "

" Jangan ngegas "

" Siapa yang ngegas ? "

" Malem ini gak ada bintang sama bulan yah? "

" Kan barusan gerimis bego langitnya ketutupan awan , ketauan nih lo lulus sma pake duit pelicin "

" Oh "

Gue kaget dengan tanggapan brian yang hanya meng 'Oh' kan ejekan gue padahal biasanya dia bakalan balik mencaci maki gue

Gue memperhatikan brian dengan nikmatnya menghisap kemudian menghebuskan rokoknya sama nikmatnya ketika dia makan indomi ditaburi boncabe . entah berapa batang yang dia hisap gue tidak berani menanyakan itu, tapi yang gue yakin brian masih sayang sama paru-parunya .

" Mau gue buatin indomi ? "

" Gak usah, makasih "

Gue melotot mendengar respon brian yang menolak tawaran gue, padahal biasanya dia ga bakalan nolak

" Bri "

" Hmm "

" Berantakan "

R U Mine ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang