Happy Reading. .
Sai menatap Danzo tak percaya, tak rela kehilangan dirinya katanya, rasanya Sai ingin muntah mendengar penuturan laki-laki yang dia panggil ayah itu.
"Jadi apa itu artinya kau perduli padaku? "Tanyanya, Danzo mengernyit menatap Sai bagaimana Sai bisa mengatakan hal semacam itu, tentu saja dia perduli, Sai adalah putranya meski Sai bukanlah putranya yang sah dimata hukum, Danzo memang tidak percaya ikatan pernikahan, bagi dia wanita hanya penghangat ranjang saja, termasuk ibu Sai yang Danzo bahkan sudah lupa siapa namanya.
"Tentu aku perduli padamu, kau pewarisku satu-satunya"
Sai mendecih satu-satunya yang diakui, yah Sai tahu Danzo telah banyak menebar benih di rahim para wanita, Sai tahu ada beberapa yang berhasil menjadi embrio.
"Tapi kau membuatku menjadi seperti pengecut! ! "Ucapnya geram.
Danzo menghela nafas, dia tahu perbuatannya akan membuat harga diri putranya terhina tapi dia tidak akan membiarkan Sai mati konyol ditangan Uchiha muda itu.
"Maafkan ayah nak, ayah hanya tidak ingin Uchiha itu membunuhmu"
"Tapi aku lebih memilih mati daripada seperti ini kau menghancurkan harga diriku ayah " Ucap Sai emosi,Danzo menggeleng .
"Lebih baik aku mati berkalang tanah daripada kehilangan mukaku" lanjut Sai ,Danzo semakin menggeleng .
"Tidak aku tidak akan pernah membiarkanmu mati apalagi dengan cara seperti itu Nak"
Sai mendecih entah dia harus berkata apa yang jelas dia akhirnya lebih memilih mundur dari pada emosinya akan menghasilkan hal diluar kendali harga dirinya yang hancur kali ini hanya karena keegoisan ayahnya,entah apa rencana ayahnya kali ini tapi Sai benar-benar kecewa kali ini.
.
.Sasori menggeliat tak nyaman disofa Apartemennya,diliriknya jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi.
Sedikit tertatih dia menuju kamar Sakura , memastikan dugaannya benar dengan gerakan pelan Sasori mendorong pintu kamar Sakura. Nihil dugaannya benar Sakura tidak pulang semalam ,lalu dimana adiknya itu apa dia masih ada di Rumah sakit.
Semalam dia pulang ke Apartemen setelah menerima telfon dari Sakura dan mengatakan dia baik-baik saja dan memintanya untuk tak menunggunya pulang ,Sakura mengatakan akan memastikan dulu keadaan Hidan.
Jadi apa Hidan baik-baik saja? Atau terjadi sesuatu hingga Sakura tidak pulang .Sasori melangkah tertatih menuju kamarnya dia harus memastikannya ,dia akan pergi ke Rumah Sakit sekarang.
Sedikit memakan waktu menyiapkan diri karena keadaannya yang masih sedikit susah menggerakkan badannya Sasori akhirnya bisa bersiap ,tepat ketika dia membuka pintu wajah Itachi sudah menyambutnya dengan wajah tegang,membuat Sasori sedikit heran.
"Ada apa?" Tanyanya
Itachi menghela nafas .
"Ada hal penting yang harus kau ketahui" Jawab Itachi ,dia menatap Sasori yang sepertinya siap untuk pergi.
"Kau mau keluar?"
Sasori mengangguk.
"Ke Rumah sakit,aku ingin melihat keadaan Hidan,apa Hidan masih kritis?"
Itachi menggeleng.
"Tidak yang aku dengar dia sudah melewati masa kritisnya,tapi dia belum sadar"
Sasori mendesah lega,tapi kemudian mengernyit ,kenapa Sakura tidak pulang semalam.
"Tapi kenapa Sakura tidak pulang semalam" gumamnya yang masih dapat didengar Itachi ,Itachi menegang mendengar gumaman Sasori, haruskah dia menceritakan apa yang dia dengar pagi ini di kantor Sasuke? Itachi menggeleng tanpa sadar dia gila kalau dia menceritakannya pada Sasori Sasori bisa membunuh adiknya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight [Complete]
FanfictionGaris nasib membawa Haruno sakura kepada hatake kakashi Pemilik tempat hiburan malam terbesar di Konoha. Sakura harus memilih antara menjadi pemuas nafsu para pria hidung belang atau menjadi seorang Gladiator, petarung yang selalu siap menantang m...