Thirty One

5.8K 501 46
                                    





Happy reading. .


Sasori berlari tertatih-tatih tak dihiraukannya kakinya yang berdenyut nyeri karena dia paksakan untuk berlari.

Sungguh untuk pertama kali dia merutuki bangunan istana yang begitu besar, yang dulu saat dia kecil begitu dia sukai karena mampu membuat para pelayannya kalang kabut mencarinya, tapi sekarang dia berharap seandainya istana ini bisa diperkecil dia akan langsung menyetujuinya.

Sasori terus berusaha mempercepat langkahnya dibelakangnya para pelayannya mengikuti dengan khawatir melihat tuannya yang terlihat begitu kesulitan melangkah.

Satu langkah panjangnya yang setengah dipaksakan membuat kakinya tak bisa menahan beban tubuhnya yang memang masih belum stabil, tubuh yang masih terlihat belum begitu berisi itu luruh jatuh kelantai marmer Istana membuat para pelayan yang masih setia padanya berjalan di belakangnya panik.

"Yang Mulia. . . "Teriak mereka.

Sasori merutuki dirinya sendiri yang begitu lemah kali ini dia tahu diri, kakinya terasa begitu sakit dan kaku, maka ketika para pelayannya mulai berusaha membantunya berdiri, dia hanya pasrah

"Wahh Yang Mulia apa yang anda lakukan dilantai sepertinya kau memang mulai sadar dimana tempatmu "

Sasori mendongak, matanya terbelalak melihat siapa yang berdiri didepannya.

"Kau.. ! ! "

Sasori melepaskan tangan para pengawalnya yang tadi membantunya berdiri, tertatih dia melangkah.

"Kau bedebah tua, apa yang kau lakukan pada adikku dimana Sakura. . ! "

Danzo, Shimura danzo terkekeh mengejek.

"Kau ingin tahu dimana gadis cantikmu itu berada? "

Sasori melotot mendengar ucapan Danzo, dia melangkah makin mendekat.

"Kau tua bangka brengsek cepat katakan dimana adikku"

Danzo makin tertawa mengejek.

"Brengsek! ! ! katakan dimana Sakura! ! ! "

"Kau menginginkan adikmu? " Ucap Danzo penuh ejekan didalam nada suaranya.

Sasori makin mendekat pada Danzo tak gentar melihat senyum penuh ejekan, dia berdiri setegak dia mampu menahan rasa sakit dikakinya.

"Kau pikir kau siapa, Akasuna?  pangeran? Kau bukan siapa-siapa bagiku kau tak lebih dari ulat kecil yang bermimpi untuk menjadi kupu-kupu"

"Terserah! ! ! aku tidak perduli apapun anggapanmu padaku aku tidak perduli aku hanya ingin kau mengatakan dimana adikku" Ada getar duka di suara Sasori.

Danzo tertawa menggelegar.

"Sekali lagi siapa kau Sasori! ! ?  kau tidak penting dan aku merasa tidak perlu mengatakan apapun padamu! "

"Kau brengsek! ! ! "Teriak Sasori, tak mampu lagi dia menahan emosinya.

Dengan langkah cepat diamaju menyerang Danzo, reflek dengan mudah lelaki tua itu menelak.

Sasori tak menyerah kembali berusaha menyerang para pengawal Sasori maju mencoba membantu tuan mereka, tapi anak buah Danzo mencegah.

Tak ayal perkelahianpun terjadi, Sasori dengan segenap kekuatan yang dipaksakan mengimbangi serangan Danzo yang tak kenal ampun.

Saling serang terus terjadi di koridor menuju Hall utama, keributan yang terdengar tentu saja membuat orang-orang yang berkumpul di Hall keluar.

Dan betapa terkejutnya mereka melihat Sasori yang tengah berkelahi dengan Shimura Danzo, nampak mulai kepayahan, Sasori yang memang belum fit benar tentu sangat sulit mengimbangi Danzo yang masih begitu kuat meski tak muda lagi

Fight [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang