Hanya tulisan dari seseorang yang ingin kembali semangat menulis
Note : Story membosankan. Bisa 2shoot/3shoot. Semoga betah membaca.
SIDER?
Nikmati saja 😚— Part 1, 1,8k —
HAPPY READING😘
____________________________
— Hot Summer, part 1 —
Pertengahan bulan Agustus menjadi paling menyebalkan untuk Jihoon. Terik matahari terasa membakar kulitnya dan udara yang lembab semakin membuatnya panas. Tubuh Jihoon yang terbalut kemeja lengan pendek biru bergaris putih sudah basah oleh keringat pada bagian kerah.
"Astaga, Park Woojin?! Dimana kau berada sebenarnya?!" Jihoon berteriak kesal. Mengabaikan orang yang berlalu lalang menjadi menatapnya. Jihoon tidak peduli.
Jihoon ada kelas pagi dan selesai tepat jam 11 siang. Cuaca panas membuat kulitnya memerah dan Woojin — kakaknya — membuat ia menunggu di depan halte, otaknya terasa mendidih karena emosi juga terik matahari.
Jihoon menekan ponselnya dengan kasar untuk menghubungi Woojin untuk kesekian kali.
Sayang~
Opo kowe krungu jerit e ati ku~
Mengharap engkau kembali
Sayang~
Nganti memutih rambut ku rabakal luntur tresno kuNada sambung Woojin mengalun indah di telinga Jihoon, membuat sang empu muak. Karena Jihoon sudah menghubungi berkali-kali. Dan bukan suara Woojin yang menyapanya namun lagu curhatan Woojin yang gagal move on dari Hyungseob. Telinga Jihoon ikut memanas mendengarnya.
"Hallo."
Jihoon bernafas lega kali ini Woojin mengangkat teleponnya, "YAK! Kau kemana?! Aku sudah menunggu lebih dari satu jam?! Kau berniat membakarku disini agar hitam sepertimu, HAH?!"
"Astaga, Jihoon. Maafkan aku. Aku sedang bersama Samuel mau menjenguk Hyungseob yang sakit. Kau tahu ini adalah kesempatan untuk mendekatinya kembali. Dan sopanlah padaku. Aku ini kakakmu."
"Apa?! Maksudmu kau tidak bisa menjemputku?!"
Jihoon mendengus kesal. Walau Woojin kakaknya tapi ia sudah biasa berbicara seolah dia adalah teman sebaya. Lagipula tingkah absurdnya membuat Jihoon merasa Woojin tidak perlu dihormati.
"Maaf, Jihoon. Kau naik bus saja ya. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan ini."
Jihoon ingin berteriak marah kembali, namun tenaganya sudah habis terbakar cuaca dan emosi.
Naik bus?
Mati saja.
Ini siang hari ditengah musim panas. Tentu naik bus adalah pilihan buruk. Berdesakan dengan penumpang lain, sesak dan bau keringat.
Hell no.
"Tidak mau. Aku bisa mati lemas di dalam sana." Jihoon merengek. Membayangkan dirinya di dalam bus yang sesak saja sudah membuatnya pening. Bisa saja Jihoon naik taxi tapi mengingat uang saku yang tipis ia mengurungkan niatnya.
"Aku akan menyuruh temanku untuk menjemputmu. Tunggu ya."
Jihoon hampir saja memaki Woojin saat ia menyuruhnya menunggu lagi. Tapi daripada naik bus itu lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOOD MAKER [NIELWINK]
RandomVer. 2018 finish. Complete✔ Moodbooster or moodbreaker? This is a mood maker. Collection of fanfict NielWink Oneshot and twoshot, short story Highest rank #35 in random (20052018) Silahkan baca Bab Daftar Isi dipaling bawah ^^ - 09/02/2018 -