SHOOT OUT!

1.5K 249 98
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kehadiran😘👍

WARN!
Sedikit Mature content!
Typo bertebaran dengan warna story yang berbeda.

— Oneshoot, 2,1k (awas mabok) —

HAPPY READING😘

______________

______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________

— SHOOT OUT! 🔫 —




Daniel tidak tahu sejak kapan permainan ini semua dimulai. Permainan yang hampir merenggut seluruh kewarasannya. Kaki jenjangnya terus berjalan dengan tergesa-gesa, membuka pintu berwarna cokelat di depannya.

Cklek

Nafas kasar Daniel hembuskan saat ia kembali menemui pintu coklat di balik pintu yang baru saja ia buka. Ini yang ke-4 kalinya ia menemukan pintu di balik pintu, seolah tak ada jalan keluar baginya. Di samping pintu itu, ada seorang lelaki manis dengan kemeja putih yang tengah duduk menatapnya dengan senyuman.

Daniel hanya menatap datar ke arah lelaki itu karena sebelumnya ia pun menjumpainya di tempat yang sama. Daniel sama sekali tidak bisa mengingat kenapa ia bisa terjebak di situasi yang menguras logikanya. Yang ia tahu, tiba-tiba ia terbangun di ruangan kosong yang sempit. Tanpa berpikir panjang Daniel langsung membuka pintu yang ada di hadapannya. Namun yang ia lihat justru ruangan yang sama, seolah ia tidak pernah membuka pintu itu dengan seorang lelaki manis yang menyambutnya dengan senyuman.

Daniel diam mematung melihat lelaki manis yang tak juga bicara, wajahnya nampak tak asing bagi Daniel namun ia tak bisa mengingatnya. Daniel menanyakan dimana ia berada kepada lelaki manis itu namun lelaki itu menjawabnya dengan jawaban yang membuatnya perasaannya gusar.

It's your destiny.”

Daniel tak lagi bertanya, nalurinya yang membuatnya demikian. Mengabaikan lelaki itu, Daniel berjalan melewatinya dan kembali membuka pintu di depannya dan semua terulang.

Nafas Daniel tercekat, dengan keringat dingin di kedua tangannya yang mengepal. Daniel sempat berpikir ini semua hanya mimpi, namun pikiran itu langsung sirnah saat ia merasakan sakit di tangannya karena memukul dinding.

Tepat setelah pintu ke 4 tertutup di belakangnya. Langkah Daniel terhenti, menatap nanar lelaki yang terus tersenyum ke arahnya. Nafasnya naik turun, menandakan bahwa lelaki berbahu lebar itu sedang menahan amarah. Ia benci dipermainkan seperti ini.

“Katakan! Sebenarnya ini apa?!” Daniel berteriak penuh emosi. Ia tak mampu lagi berpikir dengan situasi yang ia alami sekarang.

Lelaki manis itu tak bergeming. Tetap duduk dengan senyuman manis yang perlahan membuat Daniel muak.

MOOD MAKER [NIELWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang