Chapt 16 - Polisi

6.6K 531 17
                                    

Setengah jam kemudian mobil polisi datang bersama mobil ambulance, mereka membawa mayat tak beridentitas itu untuk di periksa, memang belum ada dugaan yang kuat tentang mayat itu, tapi lokasi itu telah diberi garis polisi.

"Sepertinya kami tidak bisa memastikan itu mayat siapa? Karena wajahnya sudah tidak bisa dikenali." Kata salah seorang polisi pada shila dan abra.

"Pak, saya yakin.. itu mayat salah satu penghuni rumah ini.."

Shila menceritakan segalanya, termasuk memberikan bukti foto kepada polisi, beruntung polisi mau mendengarkannya, malam itu juga seizin warga setempat, akhirnya di lakukan penggempuran pada dinding-dinding rumah itu, bau tak karuan menyeruak di sepanjang jalan delima.

Belatung yang bertebaran akibat ditemukannya beberapa mayat susulan, kini jumlah mayat yang ditemukan adalah tujuh orang, dan rumah itu telah hancur berantakan.

Seluruh warga menutup hidungnya, benar-benar bau yang tak tertahan.

"Ma-mayat me-mereka.." tangis shila pecah dipelukan abra.

"Tenang, semuanya sudah selesai sekarang." Abra mengelus rambut shila dengan lembut.

Bayangan shila masih menerawang jauh, ternyata mayat keluarga itu ada di dalam rumah mereka sendiri, lima tahun lamanya? Mayatnya pun tak bisa terurai dengan sempurna, mungkin karena tertutup bangunan atau karena faktof lain entahlah.. tapi yang jelas hanya orang biadap yang mampu melakukan itu.

Aku bersyukur semuanya selesai, drama hantu ini selesai -- shila lega.

"Ayo kita pulang, kita kembali kerumah sakit, gwen menunggu disana."

"Iya" shila mengangguk.

Mereka sepakat meninggalkan lokasi itu, biar sisanya polisi yang mengurus, shila juga telah meninggalkan nomor teleponnya pada polisi, bila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk bersaksi, ia akan siap.

****

Krietttt.. suara pintu rumah sakit terbuka.

"Shilaaaa.." gwen memanggil dengan suaranya yang masih bergetar.

"Gwennn.." shila sontak memeluk sahabatnya itu.

"Shila ada apa? Kamu bau banget"

"Eh? Iya maaf, panjang ceritanya. Aku mandi dulu baru nanti aku ceritain."

Shila pergi membersihkan dirinya, mandi dan berganti pakaian, selanjutnya juga abra agar keduanya benar-benar kembali bersih dan wangi.

"Kita sudah menyelesaikannya.." kata shila kembali memeluk gwen setelah mandi.

"Apanya yang selesai?"

"Bangunan itu, aku nekat menghancurkannya."

"Pake apa?"

"Palu"

Semua teman shila memperhatikan dengan seksama, mendengarkan cerita shila.

Ia menjabarkan kejadian petang itu, dimana emosinya membawa shila untuk menghancurkan rumah itu, juga kejadian penemuan tujuh mayat, dan kesaksian dari para warga yang juga kerap bertemu arwah gentayangan keluarga minimarket SS itu.

"Gila ya, tujuh mayat di kubur di dalem dinding, gak waras yang ngelakuin.." kata andin merasa heran.

"Iya emang gila. Aku juga gak tau siapa yang ngelakuin."

"Katanya, keluarga mereka itu penganut ilmu hitam.. mungkin aja setannya gak terima dan ngelakuin itu ke mereka."

"Entahlah, aku gak mikir sejauh itu, yang penting sekarang semuanya udah selesai. Aku tenang banget. Arwah mereka juga pasti tenang karena udah di temuin."

Suasana menjadi ramai, mereka sangat bersyukur atas kejadian sore tadi, setidaknya kedepannya takkan ada lagi terror hanti semacam ini.

"Kalo ternyata pelakunya manusia gimana?" Tanya andin lagi.

"Entah, tapi kalo manusia semoga ketangkep! Kelakuannya kejam banget!"

Abra duduk di sofa ruang kamar gwen, menghela nafasnya panjang sambil mendengarkan shila bercerita. Ada perasaan lega karena ia melihat shila baik-baik saja.

Baru sore itu ia bisa makan dengan tenang, menggigit sepotong roti berisi cokelat.

"Besok kamu pulang gwen. Kita bakal baik-baik aja." Kata shila lagi.

"Iyaiya, kita bisa kuliah lagi dengan tenang"

"Nah, sekarang makan dulu.. kamu pasti belum makan kan?"

Shila beranjak, membuka makanan yang telah di sediakan pihak rumah sakit untuk gwen, menyuapinya dengan perlahan, gwen tersenyum tipis, dua orang yang amat sangat saling menjaga.

Sesekali mata shila memandang ke arah abra, terimakasih juga untuk lelaki itu, yang tak kunjung lelah menemani shila. Tanpa sadar ia tersenyum tipis.

"Shil, kenapa mandangin abra begitu?" Goda gwen dengan senyum centilnya.

"Apaan ? Engga kok." Boom! Wajah shila memerah.

Malam itu untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia akan tidur dengan nyenyak, meski hanya berala karpet karena masih harus menjaga gwen, tapi bukan masalah, esok ia akan terbangun dengan baik, apalagi mendengar kabar dokter bahwa gwen bisa pulang esok hari. Mereka sengaja beramai-ramai menginap di ruangan gwen, ada yang tidur di lantai, di karpet, di kursi, dan juga dikasur besar untuk penjaga.

Shila menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha membuang penat yang berminggu ia rasakan, sakit berkepanjangan, lelah berkepanjangan, ia tersenyum lebar, batinnya menyeruak, akhirnya misteri terpecahkan, terselesaikan dengan baik, takkan ada lagi yang menyita waktunya..

Semuanya selesai..

--------------------

Wah? Udah selesai? Tentu saja belum! Itu hanya sebagian dari misteri, shila dan kawan-kawan tentu saja masih harus menyelesaikan banyak hal. Apa ya????

Jangan lupa vote dan comment yaaa❤

Besok kita update lagi.. seeyou❤

MATI TUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang