"Ketika tujuh orang dalam satu keluarga mati terbunuh misterius, ada satu anggota keluarga yang bahkan kita gak tau dia dimana, semua foto yang kita dapat juga gak bisa jadi bukti kuat karena fotonya buram, tapi aku yakin ini ada hubungannya."
"Aku ngerti maksudmu, tapi aku masih belum yakin kalo mereka dibunuh sama si oan shasimley itu, bisa aja kan hari pak broto cerita itu, pak broto mau bilang kalo oan shasimley mati duluan karena di tembak, atau apa gitu."
Shila berfikir sejenak, mereka memang tak paham apa yang akan dikatakan oleh pak broto, dinalar juga susah karena kalimat pak broto memang amat menggantung.
"Ada benarnya juga sih." Shila kembali bersandar.
"Udahlah shil, kamu tidur dulu aja, kita cari petunjuknya besok lagi, ini udah hampir pagi loh"
Shila mengangguk, ia memasang selimutnya, menutup semua bagian tubuhnya kecuali kepala, tapi sesungguhnya kemurungan menerpanya begitu hebat, ia meraih ponselnya dan berusaha mencari sesuatu disana.
"Oan shasimley" diketiknya nama itu di mesin pencari google.
Begitu banyak artikel yang menampilkan tentang oan shasimley, seorang pria kaya raya dari keluarga shasimley.
"Oan Shasimley, pria dengan nama panjang jordano oan Shasimley.."
Shila menelan ludahnya, ia melihat dengan jelas foto-foto jordano di artikel itu, seorang pengusaha kaya raya yang berhasil membiayai sendiri hidupnya sepeninggal keluarganya yang mati misterius.
Cih, biadap! Dia bilang dia tak kenal dengan siapapun bagian dari keluarga Shasimley, nyatanya!
Amarah shila telah sampai di puncak ubun-ubun, ia ingat bagaimana gwen mengenalkannya pada jordan, penduduk asli jalan delima yang dikenalnya setahun lalu, juga papan plakat di rumah jordan yang bertulis Jordano S, dan gaya bicaranya yang songong tak ketulungan, nyatanya dia bagian dari keluarga shasimley.
****
Malam berganti pagi, shila menunggu waktu gwen segera bangun dari tidurnya, sekarang semua temannys telah berkumpul menjadi satu, mendengarkan shila yang akan bercerita yenyang apa yang ia dapatkan.
"Ternyata jordano, temanmu itu adalah keluarga shasimley, plakat dirumahnya memperkuat artikel ini. Jordano S, Jordano Shasimley."
"Aku rasa salah shil, jordano S itu Jordano sirdane, itu nama yang pertama kali dia kenalkan ke aku." Gwen masih ragu dengan penemuan shila.
"Kalopun jordano adalah keluarga shasimley, kita gak bisa langsung nuduh dia adalah dalang dari semua ini, bisa ajakan ini cuma kebetulan."
"Kebetulan model apa yang bisa begini? Foto ini di coret-coret pas dibagian wajah satu-satunya keluarga shasimley yang tidak ditemukan mayatnya, juga keterangan jordano yang mengaku tidak tau apa-apa tentang kejadian jalan delima, padahal dia penduduk asli kan, di tambah kalimat pak broto yang menyebutkan nama tuan oan shasimley!" Shila terlihat amat menggebu-nggebu.
"Dan yang paling penting adalah.."
"Apa shil?"
"Kalo jordan yang gwen kenal adalah benar jordan shasimley, untuk apa dia mengubah namanya menjadi jordan sirdane jika dia tidak bersalah?"
Semua orang berfikir keras, apa yang shila jelaskan itu memang ada benarnya, lebih-lebuh banyak foto jordano yang ia temui di artikel itu, ia takkan salah.
"Terus kalo bener, jordano sirdane adalah orang yang sama dengan jordano oan shasimley, kita bisa berbuat apa?"
"Kita datangi rumahnya."
Tekat di mata shila terlihat sungguh-sungguh, ia menyungut mengingat semua misteri ini telah membuatnya kualahan, mendapat luka dan juga kematian pak broto, usaikan saja misteri keparat ini pikirnya.
"Shil, itu terlalu berbahaya. Semua misteri ini membuktikan bahwa si pelaku sangat mungkin membunuh kita kapan saja. Lihat pak broto, dan semua terror, hantu kiriman yang menghajarmu beberapa waktu dulu, juga laki-laki yang berusaha membunuhmu terakhir itu. Kita gak bisa main sergap aja." Gwen berusaha mencegah langkah shila yang dianggapnya gegabah.
"Yaudah kita bawa polisi." Kata shila masih dengan nada kakunya.
"Yakalo kita ga salah orang, kalo salah orang gimana?"
"Iya shil, mending kita cari cara aja buat ngejebak si pelaku dulu, biar kita punya bukti kuat kalo pelaku emang si oan shasimley." Adhis menambahkan.
Sejujurnya shila ingin memaki semua teman-temannya, ia yakin dengan apa yang ia prasangka kan, ia tak mungkin salah, dan seluruhnya meragukan dia, itu membuat isi kepalanya serasa mendidih.
"Kita buat sipelaku muncul dan kita sergap." Abra mulai mengambil kendali.
"Caranya?"
"Gampang aja.."
Mereka berbisik, menyusun rencana, shila tidak setuju, tapi ia berusaha menahan dirinya, mencoba mengikuti jalan permainan yang abra buat untuk menangkap si pelaku.
"Semoga cara ini bisa membantu kita, setelah shila keluar rumah sakit, kita jalankan. Aku akan minta bantuan polisi juga."
Shila mengangguk, dibarengi dengan teman-teman yang lain.
-----------------------
Hallo, gimana guys? Udah makin pusing dan panas? :D
Jangan lupa minum ya guys, biar ga tegang-tegang amat wkkkwSelamat membaca🌸
Jangan lupa vote dan commentnya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
MATI TUJUH
Horror#21 in horror (mei & juni 2018) #2 in misteri (juni 2018) #3 in horror (agustus 2018) Shila Albartha, mahasiswi fakultas hukum yang sangat antusias ingin memiliki pengalaman melihat makhluk tak kasat mata, ternyata membuatnya nekat melakukan ritual...