~Part 5~

4 0 0
                                    

"Huh selalu saja seperti itu!." Gwenn memasang wajah cemberutnya yang sangat jelek saat Eleanor berhenti bercerita dengan alasan mengantuk.

"Kita sambung besok ok?." Pujuk Eleanor.

"Hey E! kau ingat terakhir kali kau bilang sambung besok itu enam tahun yang lalu dan kau baru menyambungnya sekarang!." Kata Gwenn kesal pada Eleanor.

"Sayang, kau juga harus tidur. Sudah malam." Josh mengelus pundak tangan Gwenn dan itu membuat Gwenn sedikit melembut.

"Baiklah, besok pagi aku akan langsung mendengarnya!."

Josh dan Christopher beranjak ke kamar masing-masing, sudah pukul sebelas malam dan itu bukan waktu yang tepat untuk berkumpul atau meminum teh sebagai pencuci mulut. Sementara, dua wanita penggila hujan itu merapikan dan membersihkan piring.

"Besok ceritanya sudah harus selesai!." Kata Gwenn sebelum ia berpisah dengan Eleanor menuju kamar masing-masing.

Eleanor mengecup Albert dan Caroline yang sudah terlelap dari beberapa jam sebelumnya, besok mereka akan sangat sibuk untuk mempersiapkan pesta ulang tahun Gwenn.

Eleanor mengelus rambut Albert yang sangat ke Christoper-an. Istilah yang diberikan ibunya pada cucu pertamanya. Rambut coklat nan tebal dan halus, hidung mancung, mata biru dan bibir kecil yang memerah, sangat sangat ke Christopher-an. Itu lah yang di katakan ibunya pada tetangga atau teman-teman dan istri-istri kolega ayahnya tentang Albert Peter Johnston.

Kemudian beralih pada rambut hitam tebal milik Caroline, yang sangat ke Eleanor-an. Satu istilah aneh lagi dari ibunya. Lain dengan Albert yang mengambil banyak gen dari Christopher, Caroline tidak mendapat gen yang banyak dari ayahnya. Ia hanya dapat mata biru milik Chris dan hidungnya yang mancung, selebihnya sangat ke Elanor-an.

Matanya biru, hidungnya mancung, kulitnya indah, rambutnya tebal hitam dan mengkilau, dia sangat ke Eleanor-an, namanya Caroline Sophia Jonston. Dia cucuku yang sangat cantik. Itu cara ibu Eleanor memperkenalkan cucu keduanya.

"Mommy? Aku takut sekali!." Caroline membuka matanya dan langsung memeluk Eleanor.

"Kenapa sayang?," Eleanor mengelus rambut anaknya itu.

"Aku tidak bisa tidur. Ada uncle M di jendela!." Caroline mepererat lingkaran lengannya di leher Eleanor.

"Uncle M?," pasti ulah Albert pikir Eleanor.

"Iya, Albert yang bilang kalau ada Uncle M di jendela sedang mengawasi ku."

"Mommy akan menemanimu sayang." Eleanor berusaha membaringkan Caroline.

"Aku ingin tidur di kamar Mommy dan Daddy!." Rengek Caroline.

"Aku juga mau tidur disana!."Albert bangkit dari tidurnya dan langsung berlari mendekap kaki Eleanor yang sudah mau keluar dari kamar anak-anak.

"Apa kau juga takut?,"

"Aku benci mengatakan ini tapi ya aku takut. Aku memang melihat Uncle M di jendela.!"

Eleanor memutar bola matanya mendengar pernyataan Albert. Dia yang membuat tokoh khayalan dan dia sendiri yang ketakutan.

Elanor mendekap kepala Caroline dan menutup mata Albert saat ia membuka pintu kamarnya dan mendapati Chris sedang berpose seperti itu. Christopher yang terkejut melihat anak-anak mereka langsung berlari ke kamar mandi untuk memakai pakaian tidurnya.

"Ada apa mommy?." Tanya Albert saat Eleanor melepaskan tangannya dari mata Albert.

"Daddy mu sedang mengusir Uncle N di jendela, aku tidak mau kalian melihatnya." Dusta Eleanor.

"Apa dia kembaran Uncle M?." Caroline bersuara.

"Bukan, dia kakak dari Uncle M.!" Eleanor membaringkan Caroline di kasur dan Albert yang sudah terbaring di sampingnya menarik selimut sampai ke dada.

"Dimana daddy sekarang?,"

"Disini.!"

Christopher muncul dengan pakaian lengkap dari kamar mandi, bertatapan sebentar dengan Eleanor kemudian mengecup kedua buah hati nya.

"Ada apa ini?" tanyanya entah pada siapa tapi di jawab langsung oleh Caroline.

"Ada Uncle M di jendela kamar kami."

"Uncle M?." Chris menoleh pada Eleanor yang sudah berbaring di sebelah Caroline.

"Iya Daddy, dan yang baru saja Daddy usir itu kakaknya Uncle M, Uncle N."

Christopher menaikkan alisnya pada Eleanor, sementara Eleanor memasang wajah 'bukan aku yang mengarang cerita dua Uncle itu!' pada Chris.

"Daddy, aku mau tidur di peluk sama daddy." Caroline beranjak ke sebelah Chris dan Albert terpaksa bergeser mendekati Eleanor.

"Baiklah," kata Chris dalam bahasa Inggris. "Danrencanaku tidur memeluk Mommy mu harus batal." Sambungnya dalam bahasa Jermandan itu berhasil membuat Eleanor mendelik padanya.    

RegenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang